12. PUISI BUATAN ZEA

87 8 1
                                    

❤ [ HAPPY READING ] ❤

***

Sekarang ini Evan sedang berada di markas Retrolisius bersama teman- teman nya yang lain untuk membicarakan kejadian anak Eagle yang menyerang nya dan juga Velyn.

"Gila ya tuh orang gak malu apa udah sering kalah, masih punya muka dia buat nyerang." Seru Fais yang terkejud mendengar cerita penyerangan Evan.

"Tau mending sekarang kita samperin aja tangan gue udah gatel pengen ngebogem muka dia yang kayak batu kerikil gitu." Celetuk Farrel dengan sedikit emosi tidak terima ketua nya tiba-tiba dikeroyok.

"Yaelah Rel udah telat lu kalo mau ngebogem mereka udah keburu bonyok duluan dihajar sama Evan dan Velyn." Seru Alfan yang sedang memakan snack.

"Tau lu Rel gaya lu kayak berani aja ngelawan mereka sendiri."

"Yang ada tar muka lu yang bonyok duluan, udah jelek tambah jelek nanti lu mana mau si Zea sama lu." Ledek Fais sembari mencomot snack dari tangan Alfan.

"Ye syalan kok lu semua malah nistain gue sih, sedih abwang Farrel nih." Ujar Farrel dengan nada sok imut yang membuat mereka yang mendengar nya merasa jijik.

"Jijik Rel gue dengernya nih sampe merinding." Ucap David.

"Ih babang David jahat deh sama Farrel." Jawab Farrel membuat David hanya menggelengkan kepala.

"Jadi gimana lu bakal gerak?" Tanya Arya yang sedari tadi hanya diam menyimak ucapan Evan.

"Ga dulu kita tunggu mereka yang mulai lebih lanjut kita waspada aja mulai sekarang, jangan ada yang cari masalah dulu sama semua geng diluaran sana sampai waktu benar- benar tiba baru kita maju." Ucap Evan tegas memberi tahu seluruh anggota nya.

"Siap bos." Jawab seluruh anggota Retrolisius yang berada di markas.

***

Langit malam yang disinari dengan banyaknya bintang menemani seorang perempuan di tepi balkon kamar nya. Banyak pikiran yang menenuhi otak nya.

"Ih gue kenapa sih mikirin dia mulu." Gerutu Velyn sedari tadi pikiran nya hanya tertuju pada ucapan Evan pada saat di rooftoop.

Kalo gue bilanh orang itu gue gimana?

"Arghh bisa gila gue cuman mikirin begituan." Kesal Velyn karena masih saja mencoba untuk mencerna ucapan Evan, tetapi di satu sisi Velyn merasakan aneh pada hati nya saat berdekatan dengan Evan tetapi dengan cepat dia tepis perasaan itu ya karena sekarang ini Velyn menjadi sangat takut untuk memiliki perasaan terhadap cowok karena masa lalu nya yang membuat dia trauma.

"Udah ah mending gue tidur dibanding mikirin cowok gila itu nanti yang ada gue ikutan gila lagi."

***

Pagi ini dikelas XI IPA 1 Velyn dan teman- teman nya melakukan rutinitas pagi yang sudah biasa anak-anak lain lakukan apalagi kalau bukan ngegibah

"Eh lu tau ga kemaren di komplek rumah gue ada tetangga baru cowok ganteng pula." Seru Zea bercerita kepada teman-teman nya.

"Terus kalo ganteng mau lu gebet Ze? Tobat Ze astaga inget Farrel." Ucap Kiara

"Yee gak gitu juga kali gue mah sayang banget sama my honey Farrel." Ucap Zea membuat Febby yang melihat nya ingin muntah.

"Sayang tapi gak ditembak tembak yaa."Ejek Kiara membuat Zea mengerucutkan bibir nya.

"Kenapa tuh bibir maju- maju minta dicium sama Pak Kumis?" Ucap Velyn diikuti gelak tawa Kiara.

"KALIAN KOK JADI NISTAIN GUE SUNGGUH TERLALU, MARAH GUE NIH!!" Pekik Zea dengan suara cempreng nya.

"Marah kok bilang." Ucap Febby

"Dih biarin suka suka gue dong mulut- mulut gue." Balas Zea sambil menjulurkan lidah nya ke Febby dan Febby hanya memutar bola mata nya malas.

Kringg!!

"Selamat pagi anak- anak." Sapa Bu Ndut yang baru saja memasuki kelas.

Pelajaran pun akhirnya berlangsung tetapi ditengah pelajaran Zea malah asik tertidur dengan nyenyak ya dari pagi anak itu tidak mendengarkan apa yang dijelaskan Bu Ndut.

"Pstt Ze bangun nanti ketauan Bu Ndut." Bisik Velyn mencoba membangunkan Zea tapi tak kunjung bangun.

"ZEA CANEZA PRADIPTA BAGUS YA KAMU MALAH ASIK TERTIDUR DI JAM SAYA." Teriak Bu Ndut emosi melihat Zea malah tertidur tenang dipojok sana.

"Ze bangun anjir gawat macan betina udah ngamuk." Velyn yang masih saja mencoba membangunkan Zea tapi tetap saja memang dasarnya Zea kebo.

Brakk

Bunyi penghapus papan tulis yang baru saja melayang mengenai kepala Zea dan membuat sang empu langsung kaget terbangun.

"ANJING KAGET GUE, SIAPA YANG BERANI LEMPAR PENGAPUS JELEK INI KE KEPALA GUE." Teriak Zea yang membuat semua atensi kelas beralih kepadanya.

"Saya yang lempar kenapa memang." Ucap Bu Ndut membuat Zea mati kutu tak dapat menjawab sepertinya dia memang sudah benar- benar membuat macan betina ngamuk.

"Maju kamu kedepan sini Zea." Perintah Bu Ndut.

"I-iya kenapa bu hehe." Jawab Zea sambil menggaruk tengkuk kepala nya yang tidak gatal.

"Sebagai hukuman nya saya mau kamu membuat puisi dan membacakan nya di depan kelas." Ucap Bu Ndut membuat Zea bingung karena otak nya saja benar- benar tidak bisa diandalkan sekarang.

"Duh bu bingung saya mau buat puisi apa." Ucap Zea.

"Saya gak mau tau kamu harus buat puisi dan dibacakan nya SEKARANG!!" Perintah Bu Ndut menekan kata SEKARANG.

Zea pun berfikir mencoba untuk menggunakan otak nya yang sulit diajak kerja sama hingga akhirnya sebuah ide terlintas di otak jail nya.

"Oke bu saya udah siap." Ucap Zea

"Ya udah ayo cepat katakan." Jawan Bu Ndut sedikit ragu melihat Zea.

"Oh kentut..." Kata pertama yang berhasil keluar dari mulut Zea membuat seisi kelas tertawa. Velyn dan sahabat nya mencoba untuk menahan malu mempunyai sahabat bar- bar seperti Zea.

"Bukan sahabat gue." Batin Velyn, Kiara, dan Febby menahan malu.

"Suaramu halus dan lembut." Ucap Zea melanjutkan puisi nya.

"Semua orang begitu takut."

"Padahal aku hanyalah angin ribut."

"Yang keluar dari lubang keriput."

"Oh kentut..."

"Irama suara mu sangatlah lembut."

"Brat brut brat brut."

"Kau bersemayam di dalam perut."

"Bau mu seperti bangkai siput."

"Oh kentut.." Baru saja Zea mau melanjutkan perkataan nya sudah keburu dipotong oleh Bu Ndut.

"Sudah cukup Zea ibu ga kuat lagi melihat kelakuan kamu." Ucap Bu Ndut sudah pasrah melihat Zea yang malah membacakan puisi kentut.

"Sudah sana kamu ke toilet cuci muka biar seger pusing ibu ngeliat kamu."

"Ya jangan diliat bu kalo pusing saya tau saya cantik sampe buat ibu pangling." Jawab Zea enteng malah mendapat gelak tawa dari seisi kelas.

"Sudah- sudah Zea kamu cuci muka sana awas saja kalau malah bolos!" Peringat Bu Ndut.


***
TBC

GIMANA CHAPTER INI SUKA GAK ?

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA BIAR AKU MAKIN SEMANGAT UP NYA.

JANGAN JADI SILENT READER YA !!

SEE YOU NEXT PART !! 👋

RETROLISIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang