Chapter 02

289 21 8
                                        


"Mau ikut denganku tidak?"

"Kita pernah bertemu sebelumnya?"

Ten bertanya sungkan pada sosok asing didepannya, pasalnya sekarang ia sedang berada ditempat yang cukup indah bahkan sangat indah.

"Uhm, kurasa tidak, mau kenalan?"

Anggukan kepala Ten sontak mendapat senyum lebar dari orang didepannya. Seseorang itu meraih lembut tangan Ten yang seputih kapas, mengelus perlahan jemari kurus milik Ten.

"Ayo, kubawa kau kesuatu tempat?"

"Jauh tidak?"

Sosok itu sedikit berpikir kemudian mengangguk kecil, "ketempat dimana kau tak merasakan sakit."

Sakit? Ten mengernyitkan dahi, tapi dirinya tak sakit badannya sehat dan bugar. Aneh sekali orang ini.

"Bisakah lain kali saja, aku mau pulang."

"Pulang?"

Ten mengangguk mengiyakan. "Suamiku mencari ku."

Sosok itu menatap bingung kearah Ten, ia terdiam melihat wajah sayu Ten.

"Aku belum menyelesaikan tugas ku?"

"Apa?"

"Menjadi istri yang baik."

-----oOo-----

Sudah sekitar duaminggu Ten sadar dari tidurnya, selama itu juga ia tak melihat suami tampannya. Ah, rindu sekali.

Ten dibawa oleh pembantu rumah nya kerumah sakit, orang suruhan rumah Ten tak menginap hanya membersihkan kemudian pulang. Saat hendak ingin pulang pembantunya menemukan adegan tuannya yang tengah menyiksa si lelaki cantik, ketika sang tuan berlalu pergi, dengan perasaan kalut pesuruh Ten membawanya kerumah sakit.

Jemari kurus yang dipenuhi memar menghitam itu membalikkan halaman buku yang ia baca tiga puluh menit lalu, Ten bersandar nyaman pada ranjang rumah sakit meski masih sedikit nyeri tapi ia bisa menahannya.

"Pagi Nyonya Seo, bagaimana keadaan mu?"

Ten tersenyum manis kearah dokter yang baru saja masuk membawakan beberapa obat yang tak Ten ketahui,

"Ck, doyoung jangan terlalu formal padaku." Ten mendecak tak suka karena dokter ini begitu formal.

Doyoung terkekeh saja, "sudah lebih baik?"

"Selangkangan ku sedikit sakit, tapi punggung ku sudah tidak."

"Itu akan membaik, kau akan bisa bercinta lagi dengan suamimu."

Ten bersemu malu, "berhenti, jangan menggodaku." Walaupun ia sama sekali tak pernah merasakan senikmat apa 'bercinta' itu.

"Err.. kalian pasti menyukai seks kekerasan."

Mulut Ten ternganga lebar, ia ingin sekali membentur kan kepala dokter ini ketembok jika tak mengingat pria inilah yang membantunya sembuh. "Bahas itu sekali lagi, aku akan terjun bebas dari lantai ini." Ketusnya yang terlihat begitu lucu di mata Doyoung.

Doyoung menyikut lengan Ten gemas, "eyy.. becanda mu Nyonya Seo."

"Doyoung!"

"Okay, okay."

Mata Ten bergulir saat melihat seorang yang tengah berdiri dengan wajah datar diambang pintu, Ten tersenyum samar akhirnya.

Ten Lee (Johnten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang