Typo bertebaran, mohon dimaklum🙏
Semoga suka.
Happy Reading :)
~~~
Tidak perlu alasan panjang lebar untuk mengutarakan kesalahan seseorang. Memberitahu salah satu sikap atau perlakuan yang salah, itu sudah cukup.
~~~
Resa hanya terduduk diam di atas kasur dengan sebuah guling di atas lipatan kakinya. Resa membuka galeri dan melihat beberapa foto di ponselnya. Salah satunya foto yang membuat ia tidak bisa melupakan bagaimana Agas yang menghianatinya.
Kala itu Resa baru pulang dari rumah Kiya setelah kerja kelompok, dan waktu sudah malam, sekitar pukul 7. Selama perjalanan, Resa tak sengaja melihat Agas yang juga membawa motor di depannya. Resa diam-diam mengikutinya, berniat untuk membuat Agas terkejut karena kedatangannya.
Sepertinya Agas belum sadar bahwa ia mengikutinya.
"Lho? Kok gak mampir ke rumah aku?" gumam Resa saat Agas melewati rumahnya begitu saja.
"Agas mau ke mana, sih?"
Resa tetap mengikutinya karena penasaran. Ini pertama kalinya ia mengikuti Agas diam-diam seperti ini. Biasanya ia membiarkan saja jika Agas ingin pergi sendirian, karena ia percaya.
Agas menghentikan motornya di depan toko bunga. Resa juga berhenti dari kejauhan agar tidak dicurigai. Agas sudah keluar dengan sebuket bunga mawar di tangannya. Entah kenapa, Resa tersenyum melihatnya dan segera mengeluarkan ponselnya.
Resa : Kamu di mana?
Resa tersenyum saat melihat Agas tengah melihat ponselnya juga. Ia yakin, Agas pasti tengah membalas pesannya. Ia tetap menunduk, menatap ponselnya lama. Namun balasan itu tak kunjung muncul. Resa masih sabar, mungkin ada pesan yang memang harus Agas jawab.
Resa mengangkat ponselnya sambil tersenyum, bersiap untuk memotret Agas yang tengah memegang buket bunga itu. Tepat saat Agas menlambaikan tangannya, Resa memotret nya. Hasil jepretannya sangat bagus.
Seketika, keningnya berkerut, ia bingung. Lantas, ia mengarahkan ponselnya ke arah Agas melambai. Seorang perempuan tengah berlari menghampiri Agas, bahkan memeluknya. Tanpa sadar, Resa memotretnya dan meneteskan air mata setelahnya.
"Dia... siapa?" Lirih Resa sambil menahan air matanya yang terus merembes keluar.
Bunga itu! Agas memberikan bunga itu pada perempuan tadi. Jadi.... Itu bukan untuknya? Resa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Enggak, Ca. Agas pasti gak hianatin kamu. Bisa aja perempuan itu sepupunya, atau mungkin adiknya...." Resa mencoba menyemangati dirinya sendiri di tengah-tengah situasi yang membingungkan itu.
"Mending sekarang aku pulang, besok baru tanyain perihal ini sama Agas. Okeh?" Resa bertanya pada dirinya sendiri, "iya, mending aku pulang sekarang. Gak baik kalau aku samperin Agas dengan keadaan kayak gini." Lanjutnya bergumam.
Meskipun penasaran, akhirnya Resa memutuskan untuk pulang tanpa melihat Agas.
Resa merebahkan tubuhnya di atas kasur, matanya menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Masih terbesit bayangan di mana seseorang memeluk Agas.
Ting!
Resa mengambil ponselnya dan melihat pesan yang baru saja masuk.
Agas : Di rumah. Kenapa, Ca?
KAMU SEDANG MEMBACA
CONGRATULATIONS
Teen Fiction"Aku sudah mengenalmu sejak lama," ungkap Grey. "Dan aku baru mengenalmu hari ini," sahut Resa. Mungkin satu hari itu adalah hari yang belum pernah Resa temukan, di mana ia dipertemukan dengan seseorang yang sama sekali tidak ia ketahui, namun orang...