Part 5

16 1 0
                                    


”Sejak kapan penampilan Ellen berubah? Tapi dalam beberapa hari ini aku jarang, sih, melihat dia sekolah.”

”Aku akui dia cantik banget, Cuy.”

”Rasanya aku ingin mempersunting dirimu, Ellen.”

Begitulah kata-kata cowok-cowok di sekolah saat melihat Ellen.

Ellen tidak menghiraukan semua perkataan mereka, ia tetap seperti biasanya tak mengacuhkan semua orang kecuali orang tertentu.

”Ellen!” teriak seorang wanita dari belakang.

Ellen menoleh ....

”Ke mana aja kau beberapa hari ini tidak masuk sekolah? Apa kau tidak merindukanku?”

”Aku tidak bisa cerita sekarang, sebentar lagi bell sudah berbunyi,” ucap wanita itu ketika sudah sampai di samping Ellen.

Martha, ia sahabat Ellen sejak masuk SMA. Hanya Martha yang bisa mengerti tentang kehidupan Ellen sehari-hari.

Allen dan Martha masuk ke kelas, tak berapa lama seorang guru wanita masuk.

”Assalammu’alaikum anak-anak. Hari ini kita akan kedatangan murid baru, ayo silakan masuk, Nak.”

Dari arah pintu terlihatlah seorang murid laki-laki masuk dalam kelas, ia berdiri tepat di samping guru.

”Hey boys! Tunjukkan pesonamu!” teriak seorang siswi. Ya, dia siswi paling heboh di kelas.

”Berisik!”

”Perkenalkan dirimu,” ucap guru itu.

”Baik, Buk.”

”Perkenalkan nama saya Arkan Sebastien Tewilson’s, pindahan dari Korea. Umur saya delapan belas tahun, masih ada yang ingin ditanyakan?”

”Dari namanya aja sudah tercantum di hatiku, sepertinya dia bakal jadi calon imamku.” Racau seseorang dari arah belakang.

”Statusmu apa?”

”Statusku masih seorang pelajar,” jawab Arkan jujur.

”Maksudku bukan itu, apakah masih jomblo atau tidak?”

”Masih.”

”Ternyata masih ada peluang untuk masuk ke dalam hatimu.”

Semua siswi begitu heboh saat melihat Arkan pindah dalam kelas mereka, apalagi Arkan yang terpampang jelas ketampanannya. Jadi wajar jika murid cewek terpesona, akan tetapi tidak dengan Ellen. Ia terlihat biasa aja tanpa ekspresi.

”Silakan duduk di bangku kosong,” titah guru tersebut.

Arkan melihat ke semua arah dan ternyata yang memiliki bangku kosong hanya di samping Ellen. Arkan melangkah di mana bangku itu berada.

”Bolehkah aku duduk di sini?”

”Iya.” Ellen menatap sekilas wajah Arkan.

Arkan duduk, ia tidak berkata-kata apa-apa. Arkan tidak menemukan terpesonanya gadis itu terhadap wajahnya yang tampan.

Beberapa saat kemudian ....

Ting! Ting!

Bel sudah berbunyi, semua sudah keluar dari kelas menuju kantin.

”Ternyata begitu kejadiannya, tapi ayah kamu kok tega menjual anaknya sendiri. Aku tak pernah melihat seorang ayah kejam seperti itu,” gumam Martha.

”Aku pun juga tidak menyangka ayahku akan menjualku pada orang yang tak aku kenal. Rasa sakit hati masih terasa banget.”

”Eh, bentar. Aku tadi dikasih sesuatu sama Om-om itu, nih ....” Ellen memperlihatkan kartu yang dikasih sama Allen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Allen [ Gadis Milik Mafia ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang