Enam

22 9 6
                                    

Tidak dikekang bukan berarti dibebaskan. Selama masih ada hubungan, kenapa tidak saling jaga perasaan?
Mau main-main soal hati?
Mau tanggung jawab kalau ada yang tersakiti?

*
*
*

"Lho Kak Asep? Ada apa ke sini?" tanya Melody saat membuka pintu rumahnya dan menemukan Asep, temannya Bian berdiri di sana.

"Bian di sini kan?" tanya Asep tanpa menjawab pertanyaan Melody lebih dulu.

"Kak Bian? Ga ada, katanya mau bikin tugas kelompok."

Asep diam, tak lagi bertanya atau menjawab pernyataan Melody.

"Emangnya Kak Bian bilang mau ke sini?" tanya Melody penasaran.

"Gue balik dulu, Mel. Bye!" Asep buru-buru pamit meninggalkan Melody yang kebingungan sendirian.

"Kak Bian kemana?" tanyanya pelan.

Melody menutup pintu rumahnya lalu melangkah pelan ke ruang keluarga, ada Genta di sana.

"Kenapa Mel? Kusut banget mukanya. Ada siapa di depan?" tanya Genta.

"Ga papa. Melody mau telpon Kak Bian dulu," ujar Melody lalu mengambil ponselnya di atas meja dan menghubungi Bian.

Genta menatap Melody yang kian resah saat Bian tak juga mengangkat telponnya.

"Ada apa Mel? Ga diangkat?" tanya Genta.

Melody menggelengkan pelan lalu kembali mencoba menghubungi Bian.

"Halo, Kak?"

"Kenapa?"

"Kakak lagi dimana?"

"..."

"Kak?"

"Kerkom."

"Oke." Melody memutuskan sambungan telponnya lebih dulu. Ia menaruh ponselnya asal lalu duduk dalam diam.

"Kenapa Mel?" tanya Genta.

Melody diam.

"Ada masalah?"

Genta menghampiri Melody--membawa gadis itu dalam pelukannya.

"Melody percaya sama Kak Bian," ujar Melody lirih. Ia mulai terisak dalam dekapan Genta.

"Nangis, jangan ditahan." Genta mengusap surai gadis itu dengan lembut.

"Genta, jangan bilang sama Kak Bian kalau Melody nangis lagi. Kak Bian ga suka cewek cengeng," ujar Melody buru-buru mengusap air matanya.

"Nangis, Mel! Jangan ditahan! Kalau kamu pendem terus bakal jadi penyakit nanti," ujar Genta meyakinkan Melody.

"Kak Bian  ga suka cewek lemah kayak Melody," ujar Melody kembali terisak.

"Ga usah pikirin dulu soal itu. Jujur soal perasaan itu penting. Jangan pura-pura! Jangan dipendam perasaan apapun yang ada di dalam hati kamu. Karena semakin kamu bohong sama diri kamu sendiri, semakin kamu akan sakit sendirian." Genta menggenggam tangan Melody--menatap sahabatnya yang mulai berlinang air mata.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang