Part 1

530 58 1
                                    

Krist memandangi setiap sudut kota bangkok, ini pertama kalinya dia berada di negara Mamanya, maka dari itu ia juga tidak berharap banyak kalau dirinya akan masuk ke sekolah lagi.

Sesampainya di sekolah tinggi bangkok banyak yg menatap ke arah mobilnya dan Krist bereaksi biasa saja tanpa rasa takut sama sekali.

"Krist" Panggil Godji.

Krist menatap lurus kedepan dan menghembuskan nafasnya perlahan.

"Mama harap kau tidak melakukan kesalahan lagi"

"Kesalahan?? Aku tidak membuat kesalahan sama sekali"

"Tapi kau sudah 5 kali pindah sekolah Krist, Mama pikir kau betah di jepang ternyata tetap saja Mama mendengar hal yg sama"

"Bukan kesalahanku" Ucap Krist.

Krist turun dari mobil tanpa pamit dengan orangtuanya, ia berdiri sejenak dan melihat kesekelilingnya.

"Hah, Angkuh semua" Ucap Krist lalu menunduk sebentar dan mengukirkan sedikit senyuman, tidak, ini bukan senyuman kebahagiaan yg ia ukirkan, melainkan senyuman yg mungkin berbahaya untuk orang yg melihat senyumannya.

Krist melangkahkan kakinya dan ia menjadi pusat perhatian semua orang, dengan wajah datarnya ia terus melangkah tanpa peduli kanan kirinya, namun tetap saja matanya sangat jeli dan pendengarannya sangat tajam saat para murid membicarakannya.

"Apakah dia Vampire?? Lihatlah wajahnya sangat pucat" Ucap salah satu murid.

"Aku rasa dia bukan orang asli Thailand" jawab satu orang temannya.

Krist masuk ke dalam sekolah yg lumayan besar tersebut, dapat dia lihat anak-anak yg tertawa dan ada juga yg membully murid yg masuk karena beasiswa.

"Krist"

Krist berhenti melangkah dan menoleh ke belakang, ia melihat seorang pria yg mengenakan pakaian lengkap selayaknya para guru kenakan.

"Saya!"

"Ikuti saya ke kantor, dan akan saya tunjukkan kelas yg akan kau masuki"

Krist mengikuti gurunya tersebut dari belakang dan melihat ke sekelilingnya yg menatapnya tak suka.

Tak lama Krist berhenti dan menatap ke arah seorang pria yg menatapnya dengan tajam.

"Apa aku memiliki hutang padamu??" Tanya Krist dengan wajah datarnya.

Belum sempat di jawab, gurunya tersebut memanggilnya dan menyuruhnya masuk kedalam ruangan.

"Siapa dia" Ucap seorang pria yg berkulit putih memandangi punggung pria yg berbicara dengannya tadi.

Sebelum masuk Krist melihat ke arah Pria yg ia temui tadi, ia melihatnya dengan sinis dan masuk kedalam ruangannya,sekeliling yg dipenuhi dengan loker dan juga dokumen penting sekolah.

"Krist Chaddrick, saya Singto Prachaya yg akan menjadi guru pembimbingmu di sekolah ini, kau berasal dari Rusia keturunan Thailand dan Rusia, dan kamu memiliki masalah disana dengan perkelahian yg mengakibatkan temanmu koma"

"Dia bukan temanku" Jawab Krist dengan cepat.

Singto terdiam dan menatap Krist sembari menganggukkan kepalanya.

"Dan kau sudah berpindah ke beberapa sekolah di 4 negara, dan terakhir kau berada di jepang dengan masalah yg sama"

Krist menatap Singto dengan sinis pula "Apakah aku harus di introgasi seperti buronan polisi??"

Singto menyunggingkan senyumannya dan melihat muridnya yg sangat dingin.

"Baiklah, ku harap kau betah disini"

"Dimana kelasku??" Tanya Krist.

"Ahh, maafkan aku, aku hampir lupa,, kau akan pergi bersamaku ke kelas"

"Terserah padamu" Krist mengeluarkan sebuah kotak yg berwarna hitam dan juga sebuah mancis yg berukirkan tengkorak hitam, ia mengeluarkan sepuntung rokok tersebut lalu menyematkan rokoknya di ujung bibirnya lalu mementikkan apinya.

Singto yg melihatnya langsung saja merampas rokok tersebut.
"Tidak boleh merokok di sini"

"Bukankah bapak juga perokok?? Jangan munafik"

"Disini lingkungan sekolah"

"Aku bukan di lingkungan sekolah, saat ini aku bersamamu dan anggap saja aku belum memasuki kelasmu"

Krist mengambil kembali rokoknya yg ada di dalam kotak hitam tersebut dan membakarnya, lalu ia menatap Singto dan membakar rokok yg ada di tangan Singto.

"Hisaplah, kau akan menyukai rokok milikku"

"Berisikan ganja??"

"Aku tidak mengkonsumsi narkoba"

Singto pun menghisap rokok tersebut dan sangat berbeda dengan rokok yg ia gunakan sehari-hari.

"Bapak Singto"

Singto langsung berdiri dan melihat seorang guru wanita yg masuk kedalam ruangannya, ia mematikan rokok tersebut dan tersenyum.

"Cih" Krist berdecis lalu ikut berdiri dengan rokok yg masih berada di sela-sela jarinya.

Guru wanita tersebut membelalakkan matanya saat seorang murid dengan tidak sopan merokok di hadapan orang yg lebih tua dan itu adalah seorang guru.

"Krist, matikan rokokmu" Pinta Singto.

Krist mendekat ke arah guru wanita tersebut dan menatapnya dengan lekat.

"Senang bertemu denganmu guru" Ucap Krist lalu tersenyum miring.

Singto langsung saja mengambil tasnya dan mengikuti Krist.

"Lanjutkan saja tugasmu, dia urusanku" Ucap Singto dengan Baifern.

Baifern merasakan bulu kuduknya berdiri karena ia merasakan dingin saat murid baru tersebut mendekatinya.

"Hah, jangan sampai dia menjadi biang onar disini" Ucap Baifern lalu mengambil beberapa buku.

To be continue...

UNEXPECTED [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang