Part 10

272 46 1
                                    

Sesampainya di tempat, Singto langsung saja masuk ke gedung pajak dan sebelum dia datang ia sudah menjemput guy terlebih dahulu agar dapat menyelidiki lebih lanjut.

"Dimana?" Tanya Singto.

Harit langsung saja memperlihatkan satu plat nomor 03 M atas nama Chen Daniel.

Singto mengernyitkan dahinya "Bisakah kau menjelaskannya??"

"Mobil tersebut telah terjual dan sudah berganti atas nama Chen Daniel"

"Sing"

"Dia melakukan pencurian" Ucap Singto.

"Dan kebetulan saat sebelum kau menelponku ada seseorang yg melapor bahwa mobilnya menghilang" Ujar Harit menjelaskan.

Deerrttt deerrtt

Ponsel Guy berdering dan ia segera mengangkatnya.

"Hallo Tay??"

"Tuan Guy, datang lah ke jalan Chingming, aku melihat seseorang dengan gelagat yg aneh"

"Ikuti dia, kami akan segera kesana" Ucap Guy.

"Baik tuan"

Guy mematikan ponselnya dan melihat ke arah Singto.

"Ada apa Guy??"

"Tay melihat seseorang di jalan Chingming dengan gelagat aneh" Jawab Guy.

Singto melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 10 malam
"Harit, kirimkan datanya padaku"

"Siap"

Singto dan Guy segera pergi meninggalkan tempat dan langsung bergerak menuju lokasi yg sudah di beritahu anak magang tersebut.

Didalam mobil Singto memberi pesan pada Krist memberitahukan kepadanya bahwa jangan keluar pada pukul 10 ke atas namun dirinya belum mendapatkan balasan apapun dari kekasihnya membuat dirinya khawatir.

"Hei Sing" Panggil Guy yg bergantian menyetir mobil.

"Kenapa??" Tanya Singto

"Kau terlalu sibuk dengan ponselmu, apa kau memiliki masalah lain??" Tanya Guy.

"Tidak"

"Seorang kekasih??"

"Um" Singto menunduk dan memandangi ponselnya.

"Hei, tenanglah, semua akan baik-baik saja jika kau tidak melakukan kesalahan" Ucap Guy.

"Hanya sedikit pemberitahuan padanya"

"Jangan terlalu mengekangnya, kau tahu seorang kekasih tidak betah saat dirinya dikekang"

"Benarkah?? Apakah aku terlalu khawatir padanya?"

"Kau boleh saja khawatir dan tetap berpikir positif"

Singto menepuk bahu temannya dan menyunggingkan senyumannya karna temannya sudah memberinya saran yg sangat baik untuknya.

~

Sesampainya di tempat, mereka hanya melihat mobil Tay terparkir di pinggir jalan, dan Singto terus saja melihat ke sekelilingnya agar ia bisa memantau setiap lokasi.

"Kemari Sing" Guy berlari dan memasuki Gang kecil dan ia melihat sesuatu yg tergeletak di pinggir parit kecil.

"Bau apa ini??" Tanya Singto sembari menutup hidungnya dan memicingkan mata sipitnya.

"Bukankah itu bangkai binatang?" Tanya Singto dan mendekat ke parit tersebut.

"Bangkai Anjing??"

"Kenapa tidak ada orang yg melewati gang ini" Guy mengambil ranting kayu yg tak jauh dari kakinya dan melihat bangkai anjing tersebut secara jelas dan di terangi oleh cahaya ponsel.

"Sebagian sudah membusuk dan sepertinya ada yg mengambil dagingnya" Ucap Singto.

"Orang yg tidak bertanggung jawab" Ujar Guy sedikit menjauh dari bangkai anjing tersebut.

"Kita panggil saja rumah sakit hewan untuk mengurusi anjing ini" Ucap Guy.

"Aku tidak memiliki nomornya" Ucap Singto.

Guy menghela nafasnya "Ya sudah nanti kita yg mengurusinya,kita harus mencari Tay"

"Dimana bocah magang itu" Ucapan tersebut keluar begitu saja saat dirinya melihat sekelilingnya dan tidak ada tanda apa pun..

Deerrt deerr

Getaran ponsel membuat Singto sedikit terkejut dan ia mengambil ponsel di balik saku jasnya dan melihat layarnya dan ia segera mengangkatnya.

"Ada apa sayang??" Tanya Singto.

"Phi Sing, aku takut"

Singto membulatkan matanya, ucapan takut dari sang kekasih membuatnya sedikit gelisah.

"Kenapa sayang??"

"Katakan ada apa??" Tanya Singto dengan cepat.

"Ada yg menggedor rumahku dengan kencang, aku tidak tahu itu siapa dan aku takut"

"Tunggulah di sana, Phi segera kesana"

Singto mematikan ponselnya dan menatap Guy.

Derrrt deerrtt

"Tay kau dimana??"

"TUAN GUY, DIA LARI MENUJU GANG KECIL"

"Gang kecil??"

"DI JALAN INI HANYA ADA SATU GANG KECIL" Teriak Guy dari balik ponselnya.

Guy menatap Singto dan segera berlari ke dalam begitu pula Singto mengikuti Guy berlari dengan kencang.

"Sabarlah sayang, sebentar lagi Phi datang" Batin Singto.

Tak lama mereka berlari mereka belum melihat seseorang berlari di sekitaran Gang, Guy mengeluarkan pistolnya begitu pula dengan Singto mereka melangkahkan kakinya dengan perlahan dan mengatur nafas mereka yg terengah-engah.

"Berhati-hati Sing" Pinta Guy menyuruh teman kerjanya untuk berhati-hati dan di jawab anggukan oleh Singto.

Tak lama langkah kaki tersebut mendekat dan mereka berdua membuat ancang-ancang lalu....

"JANGAN BERGERAK"

Mereka berdua menodongkan pistol kepada seseorang dan seketika membuat mata mereka menyayup begitu saja dan di depan mereka bukanlah pembunuh tersebut melainkan Tay si anak magang.

"Apakah dia tidak ada di sini??" Tanya Tay bingung dan berkali-kali memegang lututnya yg sudah melemas.

"Tidak, kami sedari tadi berada di gang ini, dan kami tidak mendengar dan melihat tanda-tanda pergerakan" Ucap Singto.

Tay mendongakkan kepalanya ke atas dan berusaha mengambil nafas dengan sangat dalam.

"Dia lincah sekali Phi" Tay sedikit mengeluh.

"Tidak masalah Tay, kau sudah berusaha mengejarnya" Ucap Guy lalu memasukkan kembali pistolnya.

"Guy, kita harus ke tempat kekasihku" Ucap Singto.

"Baiklah, ayo kita pergi"

Mereka bertiga setengah berlari dan langsung saja masuk kedalam mobil Singto dan mereka bergerak secepat mungkin ke rumah Krist.

-

"Hahhh, sangat mudah untuk mengelabui mereka" Ucap seseorang menggunakan hoodie hitamnya.

"Kau lihat, orangtuamu saja belum ada yg mencarimu" Ucapnya dengan kepala yg masih berada di tangannya.

Baru saja ingin berjalan ia terduduk dan memegang perut sebelah kirinya.

"Hah, jantung sialan" Rutuknya dengan dirinya sendiri.

Ia segera membawa kepala tersebut dan meletakkan kesuatu rumah supaya orangtuanya bisa bertemu dengan mudah.


To be continue..

UNEXPECTED [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang