Part 9

282 51 7
                                    

Matahari sudah menenggelamkan cahayanya dan berganti dengan bulan yg menerangi kota bangkok, Pria berkulit Tan nan gagah tersebut sedang mencocokkan tubuhnya dengan pakaian yg pantas untuknya malam ini karena dirinya akan makan malam bersama kekasihnya sebentar lagi.

Dert dert

Notifikasi ponsel Singto berbunyi dan ia langsung melihat pesan tersebut.

"Phi Sing datanglah sekitar jam 8 nanti"

"Baiklah sayang, aku akan datang jam berapa saja agar aku bisa bersamamu" Ucap Singto dengan ponselnya tanpa mengetik dan membalas pesan tersebut.

Singto kembali melihat ke arah cermin dan melihat dirinya yg begitu tampan mengenakan setelan baju turtle nick dan mengenakan celana cargo modern.

"Waktunya menyikat rambutku yg panjang ini" Monolognya.

Sambil bersiul ia mengikat rambutnya lalu memakai parfum di kedua sisi lehernya.

Setelah selesai ia langsung saja mengambil kunci mobil dan segera turun ke bawah.

"Sing, kau mau kemana??" Tanya Mike.

"Aku ingin keluar ayah" Ucap Singto

"Bersama wanita?" Tanya Mike.

"Tidak, bersama Pria"

Mike tersenyum dan ia menerima keputusan anaknya yg mencintai seorang pria dan tidak pernah melarang anaknya untuk menyukai siapapun pilihannya.

"Baiklah, kalau begitu hati-hati, jangan pulang terlalu larut, kau juga butuh istirahat"

"Baiklah ayah, aku segera kembali" Singto langsung saja meninggalkan kediamannya dan menaiki mobil BMW hitam miliknya.

Singto bersiul dan melihat pemandangan yg ada di kota kelahirannya

"Hah, sudah lama aku tidak menikmati malam seperti ini" Ucapnya.

"Dan kali ini aku menikmati dengan orang yg ku sayang saat ini, entahlah, aku sangat menyayanginya lebih dari diriku sendiri" Ucapnya sembari tersenyum lebar dan sedikit menggaruk keningnya.

"Kenapa aku berbicara sendiri seperti ini" Singto menggeleng kepalanya dan sedikit melajukan mobilnya.

Sesampainya di tempat Singto melihat kediaman tersebut yg sangat gelap dan tidak ada penerangan sama sekali, dan dirinya juga ragu untuk turun dari mobil.

"Aku tidak salah alamatkan?!" Monolognya, ia mengambil ponselnya dan menelpon kekasihnya.

"Hallo Krist"

"Phi turunlah dari mobil jangan menjadi pengecut"

Singto menyunggingkan senyuman karena Krist menggodainya.

"Baiklah, Phi akan turun, tunggu didepan"

"Aku sudah berada didepan Phi"

Krist mematikan ponselnya sebelah pihak dan menarik saklar dan seketika saja terang,
Singto yg melihatnya saja hampir terjatuh saat yg ia langkahi adalah sebuah jembatan.

"Dia sangat pintar memilih tempat" Batin Singto.

Sesampainya didepan Krist langsung saja memeluk Singto dan menutup matanya, Singto yg mendapatkan serangan mendadak tersebut seketika kaku dan tak bisa bergerak, perlahan ia melingkarkan tangannya dipinggang Krist dan mencium aroma tubuh Krist yg begitu wangi.

"Aku pikir kau tersesat Phi" Ucap Krist.

"Kau sangat berbeda Krist" Ujar Singto.

"Berbeda?!"

UNEXPECTED [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang