4.

35 1 0
                                    


Butler itu menunjukkan kamar zamrud yang terletak di ujung lantai tiga padanya.

"Anda dapat menggunakan kamar ini mulai dari sekarang."

"Iya..."

Navia memasuki ruangan dengan suara yang terintimidasi

"Saya akan memanggil dokter secepat mungkin."

Tak.

Pintu ditutup dan sunyi senyap memenuhi ruangan. Navia melihat-lihat sekitar.

Kamar di lantai tiga sangatlah besar dan bagus daripada kamar lainnya. Batu Zamrud besar di pegangan pintu, lilin emas, pilar-pilar, perabotan super mahal yang serasi dengan ruangan berwarna hijau ini.

Navia berjalan sekeliling dengan lambat, meraba perabotan dan dinding dengan ujung jarinya

"Tidak banyak."

Dunia bertambah besar ketika dia berumur delapan tahun lagi. Mungkin itulah mengapa besar kamarnya seperti apa yang Navia kira.

Tetapi, kamar di lantai tiga tidak terlihat sebagus yang dia kira sebelumnya. Rasanya bertambah kesepian.

'Aku selalu ingin berada di tempat bodoh ini.'

Semakin dia mengingat kembali apa yang sudah terjadi, semakin ia ketawa.

'Mengapa aku memperlakukan mereka dengan baik seperti orang bodoh?'

Satu hal yang diberikan padanya kembali adalah kematian yang mengerikan dan menyedihkan.

Kaki Navia berhenti di depan sebuah cermin besar. Dia terlalu kurus dan fisiknya terlalu kecil untuk dimiliki oleh seorang anak yang berumur delapan tahun.

Diet Navia dikelola dari hari pertama dia diadopsi ke dalam duchy dengan alasan dia tidak seharusnya menambah berat badan.

'Sebenarnya, makanan digunakan sebagai mekanisme pelatihan dari pada pencegahan berat badan.'

Sejak dia kecil, dia harus benar-benar dijinakkan agar makanan enak dapat dianggap sebagai hadiah yang mewah.

Dia diperlakukan seperti anjing.

Mungkin karena ini, Navia hanya tumbuh sampai setinggi setidaknya 159 cm di akhir kehidupan 8-nya.

'Aku dibanding-bandingkan dengan Wood dan Vivian yang tumbuh dengan baik.'

Rambutnya yang terlihat sekarang.

Rambutnya yang berwarna silver dipuji sebagai warna yang lebih elegan dari warna mutiara terbaik. Rambutnya lebih dipuji daripada rambut unik berwarna merah Agnes.

Dia dulu selalu benci fakta bahwa rambutnya tidak berwarna merah.

'Malahan, aku menghibur diriku sendiri karena mataku merah.'

Dia sangat bersyukur sekarang karena tidak memiliki rambut berwarna merah. Sekarang, tidak ada relasinya dengan Agnes.

Navia menyentuh matanya.

"Aku gak percaya... bahwa aku dulu ingin menjadi manusia-manusia menjijikkan itu."

Itu adalah momen yang mengerikan. Dia seperti ingin mencabut matanya yang berwarna merah, yang beberapa orang bilang cemerlang dan ada beberapa juga yang bilang jahat.

"...Ohok!"

Navia batuk dan memeluk tangannya. Kepalanya sangatlah panas dan tubuhnya gemetar dingin.

'Aku tidak bisa sakit.'

Ini baru hari pertamanya setelah ia kembali, tetapi Navia sudah menarik panahnya dan membidik target.

Can We Become A Family? (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang