🌼🌼
Malam pun tiba. Jihan berdiri tepat di depan pagar besi rumahnya. Kedua matanya menatap cemas. Jemari pun ikut serta meremas pada tali tasnya.
Rumah mewah yang dulunya di anggap sebagai surga, kini akan menjadi neraka setelah hadirnya Elang yang katanya sudah kembali ke Indonesia.
Gimana nasibnya nanti?
Jihan pun tidak tau. Yang jelas, hidupnya tidak akan bisa tenang selama lelaki itu berada di sekitarnya.
Andai dia bisa memilih. Pergi jauh dari rumah itu, dan tidak pernah kembali lagi. Tapi rasanya mustahil. Sebab, ia masih membutuhkan kedua orang tuanya.
Mengingat hal itu, Jihan hanya bisa menghela napas panjang.
Perlahan tumitnya melangkah. Membuka pintu pagar, dan tak lupa menutupnya kembali. Di liriknya pos penjagaan. Nampak dua scuritynya sedang terlelap. Kepalanya menggeleng. Lalu dengan acuh melangkah lebih cepat, masuk ke dalam rumah.
Saat tiba di dalam, suasana dalam keadaan gelap. Dan hanya ada satu ruangan yang masih di terangi oleh cahaya lampu. Yaitu ruang tengah. Samar, telinganya mendengar suara tivi.
Deg!
Mungkinkah?
Dengan langkah waspada. Jantung Jihan dag dig dug ingin memastikan siapa yang masih terjaga di jam begini. Jangan sampai lelaki itu...
Sedikit demi sedikit, Jihan mengintip dari balik tembok. Sangat hati-hati agar tidak ketahuan. Nampak sesosok laki-laki sedang duduk di sofa membelakanginya. Dahinya mengernyit.
Kak Brian..
Batinnya kemudian.
Nafasnya melegah. Tanpa ragu, langkahnya mendekat ke arah lelaki itu. Sadar akan kehadiran seseorang yang mendekatinya, Brian pun menoleh.
Oh?
Adik perempuannya sudah pulang?
Gadis itu segera menjatuhkan tubuhnya di samping Brian. Memeluk manja, serta wajahnya bersandar di dada bidang lelaki itu. Senyum kecil terukir. Adiknya memang sangat manja terhadapnya. Ia pikir wajar, karena satu-satunya perempuan dan paling bungsu.
Tangan kekarnya mengusap pucuk kepala Jihan.
"Tadi sore gak ikut ke bandara jemput bang Elang, sibuk banget yah?"
Sebelum, akhirnya sebuah pertanyaan yang menyentil jantung Jihan melesat. Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Ragu untuk menjawab.
"Kamu juga di telfon momy gak di angkat loh, dek"
Kata Brian lagi.
"Ah, iya. Aku ada kuliah tambahan... Dan sebelnya dosen itu lama banget keluarnya, kak"
Jelas Jihan berbohong. Padahal dia sengaja, karena memang tidak ingin bertemu dengan Elang.
Lalu Brian mengangguk dengan balasan "oh" seolah dia percaya.
"Momy sama dady mana?"
Lanjut Jihan bertanya, di sertai pandangan menyeluruh ke ruangan.
"Mereka udah tidur, mungkin kecapean"
"Oma dan kak Zian?"
"Oma juga udah tidur, kalo Zian tadi sempat pamit keluar ke rumah temen katanya"
"Di jam begini?"
Mata Jihan membola. Dan Brian hanya mengangguk sambil mengalihkan fokus ke arah tivi. Dagunya menyandar di atas kepala adiknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Brother
Ficción General"Apa yang terjadi, jika dia pulang?" ©Jihan Adriana Valendro "Jangan harap bisa lepas dari aku ya" ©Elang Arthadinta Valendro Penasaran? jangan lupa follow aku dulu yah 🤗 👇 @Gestiwulan