🌼🌼
Sore itu, langit begitu mendung. Jihan yang baru tiba di rumah setelah pulang sekolah, melihat keadaan rumahnya sangat sepi. Kedua orang tuanya belum pulang. Dan tiga saudara laki-lakinya sedang tidak berada di rumah. Jihan menarik nafas pelan. Kakinya turut melangkah menuju kamar.
Asal tau saja, tubuhnya terasa lelah mengikuti les tambahan matematika sore tadi. Maklum karena memang sudah seharusnya. Sebagai siswa kelas XII yang sebentar lagi akan mengahadapi ujian akhir sekolah.
Set!
Brugh!
Setelah meletakkan tasnya di atas meja. Jihan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Masih mengenakan seragam sekolah, perlahan kelopak matanya tertutup. Tak menyadari seseorang telah menyelinap masuk ke dalam kamarnya.
Hujan pun mulai turun. Keadaan semakin sunyi dan hanya terdengar gemericik air hujan yang teramat deras. Lelaki itu beraksi. Tumitnya melangkah ringan. Tatapan lekat di tujukan pada sosok mungil yang sedang berbaring di atas ranjang sana. Tak sedikit pun beralih.
Ketika sampai pada objeknya. Tangannya segera mengulur. Membelai lembut pipinya, hingga menyentuh bibir merah alami gadis itu. Jakunnya pun naik turun bermaksud ingin merasai.
Namun sentuhan yang tiada henti di pipi Jihan, mengharuskan dia sedikit terusik. Kelopaknya terbuka kembali. Padahal baru beberapa menit ia tertidur. Sayup irisnya menatap.
Dan betapa terkejutnya ketika ia melihat lelaki itu sudah berada di atasnya. Jihan ingin bertanya, tapi kalah telak dengan bekapan tangan di mulutnya.
"Ssssttt.... Jangan bicara, diam dan turuti apa yang aku lakuin"
Bisiknya di telinga Jihan.
Namun bukannya mengikuti intruksi tersebut. Jihan justru menggigit tangan lelaki itu, menimbulkan rasa sakit sehingga mau tak mau ia harus melepaskan bekapannya.
Tidak membuang waktu, Jihan segera bangkit.
"Kak Elang ngapain di sini?"
Sentaknya pada lelaki itu. Jihan tidak berpikir sama sekali Elang ada di rumah dan akan masuk ke dalam kamarnya secara diam-diam.
Setahu Jihan, ketiga suadaranya berada di luar kota. Brian, sedang melakukan pendakian bersama teman-temannya. Elang, sedang mengadakan touring bersama club motornya di luar kota. Sementara Zian, berada di bandung sedang mengikuti KKN.
Hanya menyisakan dirinya dan kedua orang tuanya di rumah.
Lantas sekarang lihat! Sangat nyata Elang yang merupakan kakak keduanya telah berdiri di hadapannya.
"Kapan kakak pulang?"
Jihan bertanya gusar.
Sebab, Elang terlihat begitu berbeda dari biasanya. Bukan tampan tapi mengerikan.
Bibirnya tersenyum miring sambil meraih kedua tangan Jihan. Namun sang pemilik segera menepis. Hingga dia gagal meraihnya.
Ck!!
Lelaki itu berdecak sebal. Objeknya telah menghindar.
"Kakak mau di buatkan minuman ... Yang hangat?"
Lagi Jihan bertanya. Berusaha tenang, menyesuaikan situasi yang kurang nyaman ini.
Karena dia tau bagaimana sikap Elang terhadapnya. Bukan sebagai adik, tapi Elang melihatnya sebagai gadis yang ingin di milikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Brother
Narrativa generale"Apa yang terjadi, jika dia pulang?" ©Jihan Adriana Valendro "Jangan harap bisa lepas dari aku ya" ©Elang Arthadinta Valendro Penasaran? jangan lupa follow aku dulu yah 🤗 👇 @Gestiwulan