Chapter 2

1K 201 4
                                    

Setelah memberikan batu rekaman pada Diana, (name) kembali ke sisi Evander.

"(Name)," Panggil Evan

"Ada apa, Ayah?"

Evan mengeluarkan sebuah liontin dengan permata berwarna biru berlian, senada dengan warna mata (name).

"Ini adalah kalung yang hendak aku berikan untuk Freya, tapi tidak sempat. Karena itu, aku akan memberikan nya untukmu sebagai hadiah ulang tahun. Jika kau rindu dengan ayah atau bunda, kalung ini akan memutar ulang memori yang telah kita lalui bersama bunda. Selamat ulang tahun, Putriku. Aku akan berusaha keras untuk mencari sesuatu yang ibumu minta. Saat aku mendapatkan nya, aku akan kembali. Tapi untuk saat ini, kau butuh rumah yang menyayangimu sepenuh hati."

Setelah mengatakan hal itu, Evan mencium kening (name) lama lalu membisikkan sebuah kalimat.

"Berbahagialah, (name) De Alger Obelia."

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Evan, namun senyuman tak hilang dari wajah sendunya.

Evan pun pergi ke tempat Claude lalu membisikkan sesuatu. Mendengar info yang diberikan Evan, Claude mengangguk dan menatap (name) singkat, kemudian berdiri dari singgasana nya seperti ingin mengumumkan sesuatu.

"Semuanya, dengarkan! Mulai saat ini, Aku, Claude De Alger Obelia mengambil hak asuh dari (name) Rovein! Kini namanya akan terganti menjadi (name) De Alger Obelia dan menjadi Putri Sulung ku!" Pernyataan Claude sukses membuat semua orang membelalakkan matanya.

"BERI HORMAT UNTUK YANG MULIA TUAN PUTRI (NAME)!" Seru Felix.

"SEGALA KEAGUNGAN DAN BERKAT KEPADA BINTANG OBELIA!"

"Hah? Apa? Gimana? Aku gagal paham! Seseorang, berdirilah dengan benar! Kalian seperti sedang mencari uang perak yang terjatuh di jalan jika membungkuk seperti itu!"

"Tuan putri." Seseorang menepuk pelan pundak (name) dari belakang.

"A-ayah?! Kenapa ayah sekarang juga memanggilku dengan sebutan memalukan itu?!"

"Saat ini, saya bukanlah orang tua tuan putri lagi. Tapi suatu saat, saya akan memberikan titipan dari Freya dan kembali ke sisi tuan putri.

Hingga saat itu, tunggulah saya." Evan tersenyum lalu membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Segala keagungan dan berkat kepada bintang Obelia, saya pamit undur diri."

[5 bulan kemudian]

"AKH! AKU BOSAN!"

"Felix! Dimana nona bidadari? Aku mau bermain dengannya!"

"Nona Diana sedang sarapan dengan yang mulia Raja. Katanya sebentar lagi, Nona Diana akan menemui tuan putri untuk memberitahukan sesuatu," Jawab Felix.

"Benarkah? Kalau begitu...Ran! Siapkan baju bagus! Aku akan siap siap dari sekarang!"

"Baik, tuan putri."

'Hum! Hum! Sebentar lagi aku bisa kenalan dengan dedek Athy!'

[1 jam kemudian]

"Selamat pagi, Nona Diana. Maaf atas keterlambatan saya," Ucap (name) memberi salam.

"Selamat pagi, Tuan Putri. Tolong jangan membungkuk seperti itu. Anda sudah saya anggap sebagai anak sendiri," Kata Diana dengan kekehan kecil di akhir kalimat nya.

"Sepertinya bidadari kecil sudah dapat kakak ya? Hehe." Mendengar gumaman dari (name) Diana tersentak pelan lalu tertawa.

"Puft! Ternyata benar, aku tidak bisa menyembunyikan apapun dari seorang Saintess termuda ya. Padahal aku ingin membuatkan surprise untuk anda," Tawa Diana membuat semburat merah jambu terpampang di wajah tembam (name).

❄Beloved Lady Ruby❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang