Sudah hari ke 4 sejak Qina meminta Rigel untuk menjasi kekasih trialnya, hari rabu adalah hari yang ia tidak suka setelah hari senin pastinya. Qina tidak menyukai hari rabu dikarenakan terdapat mata pelajaran olahraga, ia bukan tidak menyukainya, hanya saja ia sangat malas membawa baju ganti, mau tidak mau ia harus melakukannya walau dengan setengah hati.
Terlebih lagi jam olahraga kelasnya selalu bersamaan dengan kelasnya Harsa. Qina sangat malas jika bertemu dengan musuhnya.
Beberapa siswa maupun siswi di sekolah juga tau bahwa Qina dan orang itu tidak pernah akur, pernah mereka berantem hingga menjadi perbincangan hangat di sekolah.
Qina sudah siap dengan seragam olahraganya, beberapa teman sekelasnya sedang berbaris di lapangan untuk memulai kegiatan, begitu juga Rigel yang sudah berdiri di barisan dengan seragam barunya. Qina berdiri di samping Rigel menatap wajah lelaki itu tanpa henti hingga membuat sang empunya wajah merasa risih.
"Kenapa sih liatin aku mulu? " tanya Rigel dengan dahi yang ia naikan sebelah.
Qina tersenyum, "kamu ganteng. "
"Apaan sih Qina. "Ucap Rigel dengan nada julidnya, namun terlihat makin menggemaskan.
Qina tersenyum lalu mengalihkan perhatiannya kepada guru olahraga yang baru saja memasuki area lapangan.
Dengan peluit yang di kalungkan di lehernya, guru itu meniup peluit itu hingga membuat siswa dan siswi dari kelas lainnya untuk segera bergabung, Qina melirik siswi bernama Azura, iya, siswi itu adalah musuhnya.
Qina memutarkan bola matanya kala matanya dan mata Azura bertemu, melihat gadis itu bertingkah sok imut saat di panggil guru olahraga tadi membuat Qina semakin jijik.
" Materi olahraga hari ini bebas, kalian bisa pilih mau main apa, sekarang kelasnya di gabung dulu, kita bagi tim. " kata Pak Agus.
"Ah males deh. " keluh Qina.
"Kenapa? " tanya Rigel.
"Males, nasib gue gak pernah bagus. "
Saat pembagian tim entah kenapa sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepada Qina, ia satu tim dengan Rigel dan juga Harsa. Betapa senangnya Qina saat ini ya tuhan, pikirnya.
"OMAIGAT! Gila kita satu tim, terharu banget gue. "
Harsa tertawa melihat tingkah Qina, "gitu doang lebay lo. "
"Iya lebay. " Rigel ikut menyumbangkan kalimat itu.
"Main apa nih kita, " Qina sangat bersemangat sesaat kemudian ia teriak, "KITA MAIN APA PAK HARI INI? "
"Qina tumben? " Pak Agus heran melihat siswi pemalasnya kini menjadi sangat bersemangat.
Pak Agus curiga kepada Qina yang tidak biasanya senang dalam mata pelajarannya, "kamu mau berbuat hal yang keji ya? "
Tuduhan Pak Agus membuat beberapa teman kelasnya tertawa, "suudzon mulu bapak sama saya. "
"Kamu kalo kaya gini, itu udah tanda-tanda keributan. "
"Ngga pak suer, mood Qina lagi bagus aja, ayo pak cepetan mau main apa. " ucap Qina dengan semangat 45.
"Halah berisik." cibir Azura dari arah yang berlawanan.
Qina menoleh melihat Azura yang sudah meremehkannya, "mau apa lo babi? "
Rigel melotot kala mendengar makian yang keluar dari mulut Qina. Beberapa menit kemudian mereka adu mulut tanpa henti, jika saja Pak Agus tidak meniup peluitnya, sudah di pastikan perang antara dua siswi itu masih berlanjut tanpa ada yang mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days
Fanfiction▪️▪️▪️ "Rigel mau gak?" "Hah?" "Jadi pacarnya Qina." tawarnya dengan mengedipkan matanya,menggoda. "Udah gila lo," Rigel berdiri dari duduknya hendak berjalan keluar rumah namun langsung dicegat sang empunya rumah," Minggir na." "Mau kemana?" "Pulan...