Akibat ulahnya kemarin kini ia sedang di hukum gurunya untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali, ia berkali-kali mengucapkan kata maaf kepada Yuqi padahal temannya itu tidak merasa di rugikan, lagi pula bolos kemarin adalah keputusannya.
Ini hari kelima sejak ia mengajak Rigel berpacaran trial, namun tetap tidak mendapatkan sinyal bahwa cintanya terbalaskan. Qina berlarian sambil merutuki dirinya yang dengan bodohnya meminta waktu 7 hari, harusnya ia menjanjikan waktu sebanyak 1 bulan.
"Ah elah anjing. " umpat Qina.
Yuqi lantas saja menyenggol tubuh temannya itu, "kenapa sih? "
"Udah hari kelima, Rigel gak ada tanda-tanda suka gue balik. "
Yuqi tersenyum, "gara-gara safa ya? "
Qina menganggukkan kepalanya, "kalo aja tu cewe gak asal hadang jalannya Rigel udah pasti Rigel gak akan ada rasa tertarik. "
Qina geram sekali mengingat kejadian Rigel yang sangat berbinar kala berbicara pada Safa.
Qina berhenti sejenak membenarkan kuncinya yang sudah kendur, sambil menetralkan nafas matanya tak bisa diam menatap sebuah sosok lelaki yang mencuri perhatianya sejak kemarin.
Rigel berjalan di koridor bersana Safa yang entah sejak kapan mereka menjadi sangat akrab dalam waktu satu hari, Qina benar-benar kesal, hari ini moodnya sudah hancur di pagi hari.
"Jangan di liat. " intrupsi Yuqi pada Qina.
"Huft! Ini udah puteran ke berapa? "
"Emmm 4? " Yuqi nampak berpikir dan menjawabnga asalan.
"Eh 5 fix udah kelar ini. " tegas Qina yang dengan seenaknya menetapkan.
"Sotau lo. "
"Udah gak ada yang liat, fix aja ini udah 5."
"Eh iyaya pak joko udah gak ada. "
Mereka berdua akhirnya berjalan gontai menuju toilet untuk mencuci mukanya yang sudah lusuh akibat keringat yang sudah membanjir.
"Alis gue ilang anjing jokoooo. " Yuqi menatap kaca yang menampilkan dirinya dengan seragam yang cukup lusuh.
Qina terkekeh mendengarnya, "Mulut lo Yuqi kaya gak punya sopan santun aja, tapi emang anjing si joko nyuruh kita lari pagi. "
"Heh jaga itu alat makan lo, rusak bener. " Yuqi dan Qina akhirnya tertawa terbahak-bahak.
Saat sedang enak-enaknya merapikan pakaian dan Yuqi yang membenarkan alisnya entah kenapa tiba-tiba saja mereka terdiam dan melirik satu sama lain.
Mendengar rintihan tangis yang muncul dari bilik kamar mandi membuat mereka sedikit merinding, "setan mana yang muncul di pagi hari. " ucap Qina.
"Gue kira cuma gue yang denger. " lirih Yuqi.
Beberapa saat kemudian tangisan itu berhenti dan terbukalah pintu itu yang kini menampakkan Azura. Azura menatap keduanya dengan tatapan sinis.
"Lo kenapa? " tanya Qina.
"kepo lo!" Azura langsung saja melenggang pergi dari toilet, sementara Qina dan Yuqi rasanya ingin mengejar Azura dan menumbuk kepalanya dengan tangannya.
***
Rigel sedang menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, baru saja kunyahan ketiga matanya langsung bertatapan dengan sekotak susu ultramilk yang diarahkan tepat di depan wajahnya.
"Qina! " ketus Rigel sembari menjaukah susu itu.
Betapa terkejutnya yang ia dapati di hadapannya adalah Safa. Safa tersenyum hangat kepada Rigel hingga membuatnya salah tingkah. Rigel benar-benar merasakan ada sebuah getaran hati kepada Safa, gadis di hadapannya ini memiliki senyum yang sangat manis.
"Gue kira Qina. "
"Hehe maaf kalo aku bikin kamu kaget. "
"Eh engga ko, udah pesen? "
Safa mengangguk, "udah, makanan kamu udah mau habis kah? "
Rigel memandangi makanannya yang kini hanya tersisa sekitar 3 sendok makan lagi, "iya. "
"Boleh temenin aku makan? "
"Boleh. " Rigel tersenyum lebar hingga beberapa saat kemudian Qina datang ke mejanya bersama Harsa dengan membawa nampan berisi makanan.
Tanpa permisi Qina langsung duduk di samping Rigel, ia tersenyum kepada keduanya. Qina memberikan sekotak susu ultramilk coklat kepada Rigel dan langsung mendapat tatapan sinis darinya.
"Kenapa sih sinis banget? " Tanya Qina.
"Udah ada susu, jadi gak perlu lagi. "
Qina memutarkan bola matanya, "yang itu rasa strawberry, kalo dari Aku rasa coklat. Bukannya kata bunda Kamu gak suka strawberry? "
"Idih kata siapa, sok tau deh kamu. " Rigel menusuk sedotan itu pada lubang susunya dan langsung meminumnya.
"Eh Rigel bego, muntahin. "Perintah Qina.
"Gak mau, " ia masih saja meminun susu itu hingga tanpa tersisa membuat Harsa menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.
"Biarin ajalah Na, ntar kalo mules mampus dah dia bunda gak ada di rumah. "
"Apaan sih kalian berdua, Aku suka ko susu strawberry. " Rigel tersenyum mengarah kepada Safa.
Sementara Safa hanya tersipu malu.
"Anjing." umpat Qina setelah melihat ekspresi Safa.
"Kamu kalo mau ngomong kasar jauh-jauh deh sana. " ujar Rigel.
"kenapa kamu ngusir aku? Harusnya yang kamu usir itu ni cewe." tunjuk Qina kepada Safa.
Rigel yang melihat perlakuan tidak sopan Qina membuatnya ingin sekali memaki gadis di sebelahnya ini,"Kamu emang gak ada sopan banget ya jadi cewe."
"Gimana maksudnya?"
"Duh gini deh to the point aja," Rigel menarik nafasnya demi menetralisir emosinya sedikit agar tidak meluap.
"Aku. Gak. Akan. Pernah. Suka. Sama. Kamu."
Qina mendengar penekanan itu dengan jelas, ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya," seberapa besar pun kamu gak suka sama aku, aku gak perduli."
"Cewe gila!" Bentak Rigel
Harsa yang memperhatikan kedua orang ini membuat ia merasa sangat lelah," Udah cukup! Rigel lo keterlaluan."
"keterlaluan gimana? Dia kali yang gila maksa ngajak pacaran, kalo gila jangan disini. Kamu tuh harus paham gimana menyikapi orang yang gak nyaman sama Kamu dan gak sudi pacaran sama Kamu!"
Qina terkekeh,"fine."
akibat percakapan antara mereka berdua, kini suasana di kantin sedikit terasa suram, ada yang geram, ada yang sedih, dan ada yang tersenyum kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days
Fanfiction▪️▪️▪️ "Rigel mau gak?" "Hah?" "Jadi pacarnya Qina." tawarnya dengan mengedipkan matanya,menggoda. "Udah gila lo," Rigel berdiri dari duduknya hendak berjalan keluar rumah namun langsung dicegat sang empunya rumah," Minggir na." "Mau kemana?" "Pulan...