Rigel tidak henti-hentinya meneriakkan nama Harsa yang sedari tadi menjahilinya, sahabatnya itu masih saja mengusili- Nya membuat Rigel kualahan mengejar lelaki dengan postur tubuh yang montok itu. Ya, Harsa memang montok.
Seakan tak menyadari orang sekitar, ia terjatuh menabrak seorang siswi yang tiba-tiba saja berada di depannya sehingga ia tidak sempat untuk menghentikan larinya.
DUAKK
"D-duh, " erang siswi itu, Rigel berdiri berusaha membantunya, matanya langsung menangkap wajah polos siswi yang ia tanya kepada Harsa tadi, Safa Namanya.
"Maaf, " Rigel mengulurkan tangannya membantu Safa berdiri.
Safa menerima uluran tangan itu, "gapapa, salah Aku juga yang tiba-tiba muncul. "
Melihat Safa entah kenapa Rigel merasa tertegun kagum akan wajah polosnya, "Aku Rigel. " Ucapnya tanpa sadar.
"Ah Aku Safala, panggil Safa aja. "
"Ada yang luka? "
"Ngga, gak ada. "
Rigel menganggukkan kepalanya, "kalo ada yang luka bilang ya? "
Safa tersenyum, "iya, gue buru-buru nih. "
"O-oh iya silakan. "Rigel membiarkan Safa pergi dari lapangan, ia masih menatap punggungnya dengan ekspresi yang penuh arti.
Tanpa ia sadari ada dua pasang mata yang memperhatikan tingkah Rigel sedari tadi.
***" Qina ayo ganti baju, " Yuqi membuyarkan lamunan Qina, sebab hanya ia yang belum mengganti baju olahraganya.
"Mager, "
"Sekarang, liat tuh jam berapa. " Yuqi menunjuk jam dinding.
Qina melihat dinding itu, ia tahu bahwa sekarang sudah waktunya pelajaran lain namun entah kenapa ia sangat tidak mood untuk mengganti seragamnya. Biarkan saja, sudah pasti nantinya ia akan di suruh keluar dari kelas.
"Gue males ganti. "
"Nanti di marahin pak Joko, " Yuqi menarik tangan Qina agar ia mau pergi bersamanya ke ruang ganti, namun percuma gadis berambut panjang sepunggung itu tidak memperdulikannya.
Qina menelungkup kan wajahnya di atas meja, ia memejamkan matanya untuk memperbaiki moodnya, "ish malah gitu, yaudah gue gak ganti juga biar sama-sama di keluarin dari kelas. "
Tersenyum, Qina tersenyum mendengar celotehan teman dekatnya ini, "kalo gue lompat ke jurang, ikut gak? "
"Ikut, " jawabnya dengan santai.
Qina langsung berdiri dan tersenyum kepada Yuqi, ia menarik tangan Yuqi untuk mengikutinya.
"Mau kemana? "
"Biasa."
Mereka berjalan mengendap-endap menuju belakang sekolah, tepat dimana ia akan bolos melewatinya, ada beberapa pasang mata yang bertemu dengannya namun tidak ada sedikitpun yang mencurigai niat mereka berdua.
"Anjing gak jam segini juga bodoh, balik kelas lagi aja ayok. "Yuqi berusaha menarik Qina untuk kembali ke kelas, namun usahanya sia-sia.
Telat, Qina sudah terlebih dahulu berlari dan naik ke atas tembok. Yuqi bingung, namun ia tetap mengikutinya. Yuqi menarik nafasnya berusaha sabar terhadap teman akrabnya ini, bukannya ia tidak suka bolos namun hanya saja mereka biasanya bolos di jam istirahat kedua bukan di awal mata pelajaran yang baru saja usai.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days
Fanfiction▪️▪️▪️ "Rigel mau gak?" "Hah?" "Jadi pacarnya Qina." tawarnya dengan mengedipkan matanya,menggoda. "Udah gila lo," Rigel berdiri dari duduknya hendak berjalan keluar rumah namun langsung dicegat sang empunya rumah," Minggir na." "Mau kemana?" "Pulan...