Jaemin sebenarnya sudah lelah, mengapa Ryujin terus saja membahas tentang kejadian itu. "Apa yang kau inginkan?"
Ryujin mendekat kepada Jaemin, mereka berdiri berhadapan "Tolong biarkan aku membayarnya, sungguh aku hanya tidak ingin berhutang pada siapapun" jelas Ryujin.
"Astaga, itu hanya beberapa ribu won. Apa kau akan mempermasalahkan ini terus ketika kita bertemu?"
"Ya, aku akan terus menerormu jika kau tidak membiarkanku membayarnya"
Jaemin tidak habis pikir, apa wanita ini gila atau bagaimana. Itu hanya beberapa ribu won, mengapa dia terus membahas itu.Jaemin tiba-tiba mendekat kearah Ryujin, sedangkan Ryujin bingung apa yang Jaemin lakukan, "Apa yang kau lakukan?" tanya Ryujin bingung dan mulai melangkah ke belakang.
Jaemin terus mendekat kearah Ryujin, sebenarnya dia hanya akan mencoba mengintimidasi wanita itu. Namun dia mulai tertarik untuk sedikit bermain dengannya, karena wanita itu terlihat lucu sekali ketika sedang ketakutan dan kebingungan seperti ini. "Ap- apaa yang kau lakukan?" tanya Ryujin kesekian kalinya. Jaemin mengabaikan pertanyaan itu dan terus mendesak Ryujin sampai bahu Ryujin menabrak tembok. Jaemin terdiam beberapa lama, tangannya ada diantara wajah Ryujin. Sementara Ryujin, jantungnya berdetak sangat cepat saat Jaemin perlahan mendekatkan wajahnya. Ryujin refleks menutup wajahnya.Hal tersebut tak luput dari pandangan Jaemin, 'apa wanita ini berpikir bahwa aku akan menciumnya?' tanyanya dalam hati. Ryujin tetap menutup matanya sambil berpikir apa yang akan terjadi. Ketika Ryujin masih bergelut dengan pikirannya, hembusan nafas terasa di sekitar telinganya.
"Aku akan membiarkan mu membayar itu dengan satu syarat"
"Ap- apaa?" jawab Ryujin dengan gugup karena mereka benar-benar sangat dekat.
"Berikan nomermu padaku", Jaemin tidak tau apa yang tiba-tiba terlintas di kepalanya. Kenapa dia akhirnya membiarkan Ryujin membayar itu, namun harus memberikan nomernya? dia benar-benar tidak mengerti darimana ide itu berasal.Ryujin membeku di tempatnya, 'apa orang ini barusan akan meminta nomernya?' pikirnya. Karena itu merupakan salah satu hal privasi yang harus dijaga seorang idol kan, mengapa dia berani meminta hal yang sangat privasi kepadanya. "Apa kau gila, bagaimana bisaa.." Ryujin belum menyelesaikan kalimatnya, namun Jaemin malah menarik dirinya dan berbalik ingin pergi dari sana. Sebelum Jaemin membuka pintu, Ryujin menarik tangannya. "Baiklah akan ku berikan nomerku"
Mereka telah kembali ke ruang tunggu masing-masing dan bergegas untuk pulang.
Dorongan pintu Jaemin langsung disambut oleh omelan maknae mereka tersayang "Hyung, kenapa lama sekali? Kau tidak tertidur didalam toilet kan?". Jaemin yang mendengar itu hanya tersenyum, "Aku tidak segila seperti apa yang ada dipikiranmu hem, lebih baik cepat kita bergegas pulang". Padahal tanpa sepengetahuan Jisung, dia telah melakukan hal yang lebih dari kata gila.Sementara Ryujin, selama perjalanan pulang dia hanya duduk dan menatap keluar jendela. Member lainnya pun merasa heran dengan sikapnya. Tidak biasanya Ryujin seperti ini. "Ryujin-ah kau baik-baik saja?" tanya Chaeryeong cemas. "Hm, aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir, aku hanya sedikit lelah saja" Ryujin mencoba menjelaskan. Dilihat dari matanya, para membernya kelihatan khawatir dengan keadaannya. Dia hanya bingung dengan kejadian tadi, maka dari itu dia hanya berpikir dan melihat ke jendela. Banyak sekali pikiran yang terlintas dikepalanya dari mulai sikap Jaemin, keputusannya untuk memberikan nomernya dan apa yang akan terjadi selanjutnya.
---
Keesokan harinya, kondisi mulai berjalan seperti semula. Jaemin yang mulai mempersiapkan comebacknya, sedangkan Ryujin sedang menikmati hari liburnya bersama teman dan keluarganya. Mereka sudah sibuk dengan urusan masing-masing tanpa berpikir tentang kejadian sebelumnya. Bahkan saat ini, Ryujin benar-benar melupakan rasa tanggung jawabnya yang katanya ingin membayar pesanan itu. Tapi, karena Jaemin bilang dia yang akan menghubunginya dan sampai saat ini belum juga menghubunginya membuat Ryujin menjadi lupa. Sudah sekitar sebulan Jaemin belum menghubunginya setelah kejadian itu. Awalnya dia ragu, apakah pria itu akan menepati janjinya. Namun, pada akhirnya dia menyetujuinya karena dia pikir tidak mungkin artis seperti Jaemin yang didik oleh agensinya tentang pentingnya tanggung jawab dan sopan santun itu dapat mengingkari janjinya kan.
Disamping Ryujin yang sedang menghabiskan masa liburnya bersama teman dan keluarganya, Jaemin dengan peluh keringat yang banyak sedang latihan bersama dengan anggotanya. Mereka mulai latihan dari pagi hingga sore hari, memang benar-benar hari yang melelahkan bagi mereka, "Chenle-ya kau orang yang sangat baik kan? Ayo bayari kita makanan di restoran pamanmu" rengek Haechan. "Waee kenapa aku yang harus membayarnya? Apa kau sudah mulai bangkrut sekarang" tanya Chenle. "Ya! Ya! Mana mungkin aku bangkrut, aku kan..."
"Ya! Jangan bertengkar! Aku yang akan bayar kali ini" sahutan itu berasal dari Jaemin. "Yoksiii, Jaemin-ah apa yang membentur kepalamu kali ini hem?"
"Aku akan bayari makanan semua orang kecuali Haechan, ayo cepat kita selesaikan latihan ini"
"Jaemin-ah kau tau aku tidak suka yang seperti ini kan?" protes Haechan kepada Jaemin. "Jangan cari gara-gara kalau begitu". Kemudian mereka bergegas menyelesaikan latihannya agar bisa cepat makan.-------
Haii guiss, udah update nihh. Makasii banget yang udah vote dan komen huhuuu. Kalian bikin author seneng tau gaaa, percaya deh kalian bakal dapet pahala karena udah bikin author seneng dan semangat nulisnyaa heheee. Untuk bab ini segini dulu ya, emang gak begitu panjang hehee maapin, karena mau disimpen buat bab berikutnya. Oiyaa jangan lupa vote dan komennya yahhh. Enjoyyy:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Idol | Jaemryu
FanfictionAku mencintaimu Tidak tidak, kata itu tidak boleh keluar dari dua orang idol terkenal yang diam diam telah menyimpan rasa. "Mari kita berjuang bersama."