07.00

23 6 1
                                    


"Lo ga mau ngambil surat biru di pos ?"

"Ini mau ngambil"

"Yaudah gue temenin" cecil tadinya ingin mengajak sky ke kantin, tapi sky mengajak cecil untuk mengambil surat izin milik biru yang masih berada di pos penjagaan.

"Ini suratnya, biru sakit apaan sih?"

"Ga tau juga gue, yaudah anter aja dulu ke kelas" setelah mendapatkan apa yang dicari, mereka berdua pun segera menuju kelas untuk menyimpan surat biru.

Ketika mereka sedang berjalan menuju kelas, seseorang berhasil membuat langkah keduanya terhenti.

"Apaan sih, minggir" ucap cecil dengan nada tegas.

"Wadu santai santai, gua cuma mau ngajak cewe cantik yang disebelah lo jalan, boleh kali?" Yang dimaksud adalah sky, itu gibran dia yang mencegat cecil dan sky.

"Kenapa?"

"Mau ngajak sky jalan-jalan, ayo ikut gibran" ajaknya pada sky yang terlihat tidak suka padanya, tapi sky ingat apa yang dikatakan oleh cecil tadi.

"Mau kemana?"

"Ayo ikut sini" tanpa aba-aba gibran segera menarik tangan sky agar bisa mengikutinya dari belakang, dan berakhir dengan cecil yang ditinggalkan sendiri bersama surat milik biru.

"Hadeh gue ditinggalin"























"Mau kemana sih?" Tanya sky yang kebingungan karena sedaritadi gibran membawanya berjalan jauh.

"Oke udah sampe"

"Mau ngapain?"

"Nih lo bisa naik kesini sky, ga terlalu tinggi kan?"

Ternyata gibran membawa sky ke gedung belakang sekolah, alias tempat untuk melarikan diri atau bolos.

"Lo mau ngajakin gue bolos?"

"Ya benar, guru juga lagi rapat jadi kita punya jam kosong kan"

"Gue ga mau" ucap sky sembari berjalan menjauhi gibran dan berencana untuk tidak ingin bolos bersamanya.

"Always batu ya, kalo ga mau ikutan gua gen-"

"Apaan, ga usah lo gendong-gendong gue"

"Habisnya gimana dong"

"Gue ga mau bolos, lo sendiri aja sana yang bolos" oke sepertinya gibran harus menggunakan cara jitunya untuk membujuk sky.

"Yah padahal gue ngajakin bolos karena mau beliin susu yang banyak" langkah sky terhenti ketika mendengar gibran mengatakan "susu".

"Susu?" Sky berbalik menatap gibran dengan sedikit berbinar.

"Iya susu di mobil gua banyak tapi sayang banget ga ada yang minum" gibran sengaja memasang ekspresi bingung dan seolah sedih agar dia bisa meyakinkan dan membujuk sky untuk ikut bersamanya.

"Buat gue aja, hehe" sky tersenyum saat merasa dirinya seakan mendapat peluang agar dia menghabiskan susu yang dimaksud oleh gibran.

"Lucu banget si kalo senyum, ya tuhan" anak laki-laki itu tanpa sadar tersipu melihat sky yang sedang tersenyum manis dihadapannya, ini kali pertama sky tersenyum dihadapan gibran.

"Mana buruan, kalo lama gue tinggal"

"Ehh iya iya, tapi kita harus keluar dulu dari sini"

"Mau manjat pagar ini?" Sky menunjuk sebuah pagar yang menuju keluar sekolah, tapi pagar tersebut terkunci.

"Iya dong, sini gua bantu" gibran menampung kedua tangannya sembari berjongkok, berniat untuk membantu sky supaya dia bisa menaiki pagar.

"Dih ga mau apa-apaan"

"Lo mau susu ga?"

"Iya, tapi nanti lo ngintip dari bawah" gibran terkekeh, kenapa sky terlihat sangat menggemaskan, "hey, ngga astaga"

"Awas lo kalo ngintip" setelah diperintahkan oleh sky agar tidak mengintip, gibran menundukkan kepala nya dan membantu sky memanjat pagar.

Setelah keduanya berhasil memanjat pagar, mereka langsung menjauhi area sekolah supaya tidak ketahuan jika mereka sedang bolos.

"Sorry tadi kalo gue berat"

"Ngga kok ga berat" ucap gibran sembari tersenyum manis.

"Mana mobil lo?"

"Oh ya mobil gua tadi kan diparkirin di dalem sekolah" langkah sky tiba-tiba terhenti.

"Teruss kenapa malah kesini?!"

"Jangan marah dulu atuh, liat disana ada apa" gibran menunjukkan sebuah toko kecil yang berada diujung jalan.

"Ayo kesana" untuk yang kedua kalinya gibran menarik pelan tangan sky tanpa izin agar berjalan lebih cepat.

Sesampainya disana mereka melihat wanita paruh baya yang sedang menjahit sebuah kain wol yang terlihat sangat halus. Wanita itu pemilik toko ini.

"Permisi ibu" ucap gibran dengan nada yang sopan.

"Iya nak mau beli apa?"

"Mau beli susu milo nya ada?"

"Iya ada sebentar ibu ambilin, mau berapa?"

"Dua bu" setelah tau apa yang diminta oleh gibran, wanita itu segera membuka kulkas yang ukurannya terbilang cukup kecil di dalam toko miliknya.

"Ini susu nya"

"Makasih ya bu" sky tersenyum melihat sang ibu yang sangat ramah.

Setelah mendapatkan susu yang sedari tadi dia inginkan, dengan cepat sky meminum susu dengan gembira.

"Wah enak banget" gibran yang melihat ekspresi bahagia milik sky sempat merasa heran kenapa anak yang satu ini sangat menyukai susu.

"Bucin banget sama susu"

"Ya jelas lah, kalo ga ada susu, ga ada sky"

"Gua iri deh sama susu" kata gibran dengan memasang ekspresi sedih.

"Kenapa iri?"

"Susu aja di bucinin, gua kan juga pengen di bucinin sama lo" sial sky tertawa mendengarnya.

"Hahahah ngga usah mimpi deh lo" timpal sky dengan percaya diri, tapi gibran hanya membalas dengan senyuman manis miliknya.

"Kalian pacaran ya?" Tiba-tiba saja ibu pemilik warung membuka suara.

"Ehh ngga bu" jawab sky dengan sopan.

"Soon bu, doain ya" gibran menjawab dengan gembira, sedangkan sky sedang menahan diri agar tidak memukul kepala gibran.

"Kalian cocok banget yang satu ganteng, yang satu cantik" yang dipuji kedua nya terlihat salah tingkah.

"Ahh ibu bisa aja" sky kali ini benar-benar tersipu malu.

"Ibu ada sesuatu buat kalian" wanita itu mengeluarkan sebuah sapu tangan berwarna putih bersih terbuat dari kain wol yang sangat halus.

"Ini buat kalian, jaga baik-baik ya" kedua nya kebingungan.

"Ehh ini beneran buat kita bu?" Tanya gibran dengan ekspresi bingung.

"Iya disimpen ya" gibran mengangguk dan segera mengulurkan tangannya untuk mengambil sapu tangan yang ingin diberikan.

"Ibu harap kalian bisa jaga sapu tangan ini sama seperti kalian jaga hubungan kalian"


























07.00 - 08.00

To be continue.

friendlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang