꒰🖇꒱ Angel ♡꙼̈ ࿐ ࿔

62 10 13
                                    

Nanamori x Reader
Story © yuunavy !
Project © Halu_Project
Utaite © theirself

Jam di dinding menunjukkan pukul 11 malam. Lingkungan di sekitar rumahnya sudah sepi sejak tadi. Lampu-lampu tetangganya bahkan sudah mati sejam yang lalu.

Gadis mungil itu mencoba untuk menutup matanya, tapi tetap saja tidak bisa. Dia ketakutan. Rasa cemas menjulur di seluruh badan kecilnya.

"Papa....." Suaranya gemetaran, berharap sosok yang ia panggil 'papa' itu terlihat. Tapi nihil, lampu rumahnya sudah dimatikan dan ia terus berjalan tanpa arah dalam kegelapan.

"Papa dimana? Hiks... Pa-papa.... Mama... Di-dimana...hiks" Pecah sudah tangisan anak itu. Dia berusaha untuk tetap berjalan, tapi sesuatu membuatnya tersandung. Sekarang tangisan itu semakin deras.

"Hueeee papa dimana?"

"[Name]? Kenapa bisa disini?"

"Papa!!!!" Dipeluknya kaki sang pria itu dan menangis sejadi-jadinya. Hatinya begitu lega karena bisa menemukan papanya.

Sementara pria itu menggendong putri kecilnya yang masih terus menangis. Saklar lampu ia nyalakan agar tidak terlalu gelap. Kedua ayah-anak itu kemudian duduk di salah satu sofa ruang tamu.

Surai [h/c] miliknya dielus lembut oleh sang ayah.

"Yosh, yosh. Tidak usah menangis lagi, ya? Anak papa kan bukan anak yang cengeng"

"U-umh...."

Tangisan [Name] sedikit mereda. Pria yang bernama 'Nanamori' itu tersenyum teduh menatap putri kesayangannya.

"Kenapa [Name] bisa disini?"

"[Name] mencari Papa, ta-tapi papa tidak ada! [Name] takut papa hilang seperti mama"

Nanamori membisu, sedikit terkejut mendengar pernyataan yang keluar dari bibir mungil milik putrinya. Sedetik setelah itu, ia tersenyum. Sebuah senyuman yang mengandung banyak makna.

"Mama tidak hilang, kok. Kata siapa mama hilang?"

"H-habisnya .... [Name] tidak pernah melihat mama, ja-jadi [Name] pikir mama hilang"

"[Name] sayang, mama tidak pernah hilang. Dia hanya telah selesai melakukan tugasnya disini, dan kembali ke tempat ia seharusnya berada. Tapi mama selalu memperhatikan kita, memperhatikan papa bekerja, memperhatikan [Name] bersekolah. Semuanya.  Jadi jangan pernah berpikir jika mama sudah hilang, ya?"

"Um! Jadi mama itu seperti malaikat?"

"Hahaha, iya. Malaikat yang terlalu berharga bagi dunia kotor seperti ini"

"Eh?"

"Ne [Name], mau dengar cerita tidak?"

"Cerita? Mau! [Name] mau!!!" Netra ungunya berbinar tidak sabar. Nanamori yang melihatnya tidak bisa menahan senyumannya, gemas dengan tingkah laku putrinya.

──────🎐──────

Beberapa kali wanita itu memperbaiki posisi tidurnya agar lebih nyaman, tapi tetap saja kedua matanya tidak bisa tertutup. Banyak cara telah ia lakukan, tapi  percuma saja. Dia belum jatuh ke dunia mimpi.

"Y/n?"

"Nanamori? Kau bangun?" Y/n yang barusan keluar dari kamar mandi dikejutkan dengan sosok suaminya yang terbangun.

"Yah, sejak kau terus-terusan berpindah posisi tidur, aku juga terbangun. Apa ada yang mengganggumu?"

"Maaf telah membangunkan mu. Kurasa insomnia ku kambuh lagi, hehe" Cengiran kecil terpampang di wajah rupawan miliknya, membuat sang suami hanya bisa terkekeh pelan.

"Jaa, mau jalan-jalan sebentar?"

.
.
.

"Tidak kedinginan?" Nanamori bertanya, dan gelengan dari istrinya ia dapatkan sebagai jawaban.

Saat ini sepasang suami istri itu tengah berjalan mengitari kompleks perumahan mereka. Agak tidak masuk akal memang, jalan-jalan di tengah malam seperti ini. Tapi hal itu sudah berulang kali mereka lakukan, bahkan sebelum mereka menjadi sepasang kekasih. Nanamori selalu menemani Y/n ketika ia tidak bisa tidur, memeluknya erat dan membagi kehangatan yang selalu Y/n sukai.

Bahkan hal itu tidak berubah walau mereka sudah menikah.

"Naa-kun" Langkah wanita itu berhenti, berbalik kearah belakang dimana sang suami menatapnya bingung.

Y/n selalu memanggil Nanamori dengan sebutan 'Naa-kun' saat mereka masih remaja. Tapi ia sudah berhenti memanggilnya seperti itu semenjak mereka telah menikah. Terkecuali saat serius, Y/n akan kembali memanggilnya dengan panggilan yang sama seperti dulu.

"Hm?"

"Jika ... Aku gagal ..."

"Hey, bukannya sudah kubilang semuanya akan baik-baik saja? Y/n pasti bisa, begitu juga dengan bayinya. Kalian akan selamat"

Wanita itu terdiam, menyentuh perutnya yang kini membuncit. Tatapannya ia alihkan ke atas, menatap langit malam dimana rembulan sedang bercahaya.

"Aku maupun Naa-kun tidak bisa menebak jalan takdir"

"Y/n─"

"Aku juga menginginkan hal yang sama dengan Naa-kun, sangat ingin. Tapi jika memang takdir berkata lain, bisakah aku menitip putri kita? Tolong jaga ia dengan baik, besarkan ia dengan penuh kasih sayang, jangan biarkan gadis kecil ini terluka. Karena senyumnya adalah senyumku, tangisnya adalah tangisku, dan marahnya adalah marahku. Beri ia kehangatan yang sama seperti Naa-kun berikan padaku, bahkan lebih hangat lagi"

Ia menutup matanya sejenak, menahan tangisan yang sudah siap untuk keluar. Ditatapnya netra milik Nanamori sembari memasang senyuman tulus.

"Seandainya dia juga memiliki insomnia sama sepertiku, tolong temani dia ya. Temani dia sampai tertidur, walaupun aku berharap dia tidak mewarisi hal seperti itu dariku. Hahaha"

Nanamori berjalan ke arah Y/n dan memeluk wanita itu erat. Mengelus surai [h/c] miliknya dengan lembut. Bahunya basah, Y/n tengah menangis saat ini.

Dia tahu persis bagaimana perasaan istrinya, karena dia juga merasakan hal yang sama.

Tapi ia harus kuat, untuk istrinya dan sang buah hati.

"Jika nanti bayi kita lahir, aku akan menamainya dengan namamu. Nama seorang malaikat"

──────🎐──────

"Jadi begitu─Eh? Sudah tidur?"

Wajah putrinya yang tengah tertidur itu membuatnya tersenyum. Dia angkat tubuh kecil milik [Name] dan membawanya masuk ke dalam kamar. Menyelimuti gadis mungil itu agar tidak kedinginan.

Cup

Satu kecupan ia berikan pada kening [Name].

"Kau dan ibumu memang mirip, ya. Oyasumi, malaikat kecilku"

852 words
Juli 2021

852 wordsJuli 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ʬʬ. 𝙄𝙉𝙎𝙊𝙈𝙉𝙄𝘼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang