6. DIA LAGI!

21 11 1
                                    

📝: hei everyone, sebenarnya cerita awal nya ini ga gini, cuma karena aku baca ulang lagi harus ada yang aku ganti alur nya, beberapa cast nya juga aku ubah nama nya

buat kalian jangan bosan ya baca cerita aku, aku usahain buat alur yang lebih seru !🌷

- - - - -

Kini Maudy sedang berada di kamar Farel. Ia uring-uringan dan tak tahu harus berbuat apa saat ini. Hinggalah, sebuat ke kepo-an nya terjadi.

Maudy mengguncang badan Farel agar bangun, karena ia ingin menanyakan sesuatu, "AA' FAREL! BANGUN DONG"

Karena terusik dengan teriakan Maudy, mau tak mau Farel bangun dengan muka bantal nya, "sakit sayang" ucap nya dengan mengusap telinga.

Dengan antusias Maudy bertanya kepada sang abang, "A' anu.. yang kemarin di kantin itu siapa aja sih?"

Farel memicingkan mata nya, ada sesuatu dengan adiknya, tak biasa nya Maudy bertanya hal tidak penting seperti ini. "Kenapa? Naksir sama Cakra?" kata Farel dengan kekehan nya.

"A-apaan sih a', apa salah nya nanya, lagian nih ya kita kan udah satu sekolah sama mereka, ya masa aku ga kenal sama teman satu sekolahan sih," jelas Maudy dengan rolling eyes nya.

"Kamu tahu Gerald kan? Teman lama Aa' yang Aa' kenalin kemarin?" Maudy membalas dengan anggukan.

"Gerald itu punya adik, adik nya satu angkatan sama kamu, itu yang bola basket nya kena es krim kamu, namanya Cakra, lebih tepat nya Cakra Algara Mahesa. Nah kalau abang nya itu nama lengkap nya Gerald Zarel Albazher. Kalau yang satu nya lagi itu kawannya Cakra, nama nya Khalil Utomo. Udah kan?" Jelas Farel.

Maudy pun manggut-manggut, kini ke kepo-an nya sudah terbayarkan. hm.. ngomong-ngomong Maudy sedang gabut seperti ini, ada kala nya ia mengajak Farel untuk keluar rumah.

"Aa' ku sayang, kita ke caffe yuk!" Ajak Maudy dan mendapatkan anggukan oleh Abang nya itu.

🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️

Disinilah mereka berada, di caffe milik Farel. Terlihat banyak sekali makanan di meja mereka berdua, ini adalah kesempatan bagi Maudy, toh juga caffe ini milik Abang nya, jadi ia bisa sepuas nya untuk memesan makanan tanpa takut uang nya terkuras.

"Hai Rel! Ternyata lo di sini." Sapa seseorang pada Farel.

Sapaan itu membuat fokus Maudy teralih kepada sumber suara tersebut.

'What the hell, ngapain sih tu orang bisa di sini juga, feeling gue ga enak nih' batin Maudy dengan gertakan giginya.

Farel membalas sapaan tersebut dan mempersilahkan kedua orang itu untuk duduk semeja dengan nya, "gue lagi nemanin adik gue, sekalian mantau caffe"

Maudy tak mengindahkan obrolan mereka, ia hanya diam dam fokus pada makanan nya itu.

"Udah gede, tapi makan masih belepotan. Ck kek bocah TK ." Gumam seseorang dan masih bisa di dengar oleh Maudy.

Maudy tak terima akan hal itu, ia berdiri dan menyiramkan segelas air pada orang tersebut, "lo fikir telinga gue tuli? Dan apa lo bilang, bocah TK? Enak banget mulut lo ya ngatain gue. Pertama, kita ga kenal, yang kedua terserah gue mau makan gimana, gausah kek cewek deh lo, banyak komen." Ucap Maudy dan pergi meninggalkan mereka bertiga.

Farel yang tidak enak kepada dua kakak beradik itu pun meminta maaf, "aduh sorry banget bro, adik gue emang begitu. Dan buat lo Cakra, gue ada baju ganti."

"Kalian berdua ikut gue ke ruangan gue dulu, ga enak disini di lihat pengunjung." Lanjut Farel dan melangkahkan kaki untuk keruangan nya.

Mereka pun kini telah berada di ruangan Farel, Cakra segera pergi ke toilet untuk mengganti baju nya yang basah itu. Sedangkan di ujung pojok terdapat Maudy yang duduk di sofa sambil memaikan handphone nya.

"Maudy, sini kamu!" Perintah Farel dengan nada tak ingin di bantah.

Maudy tahu Abang nya itu pasti marah pada dirinya, daripada ia lebih dimarahi oleh Farel ia pun menurut dan menghampiri Farel. "Minta maaf sama Cakra habis ini." Ucap Farel tegas.

Maudy membulatkan mata nya, apa-apaan ini? Ia minta maaf? Pada cowok songong seperti Cakra? TIDAK! Maudy tidak mau.

"Ga! Orang dia duluan yang mulai kok." Timpal Maudy tidak suka.

"Maudy, Aa' ga pernah ngajarin kamu seperti itu!" Tegas Farel, kenapa adik nya ini sangat keras kepala? Dan lebih parah nya emosional sekali.

Seiring dengan perdebatan itu Cakra keluar dari toilet dan memperhatikan kedua orang yang sedang berdebat.

"Minta maaf sekarang." Ulang Farel, tetapi Maudy sepertinya menulikan telinga dan kembali pada posisi sebelumnya.

"Udahlah Rel, lagian Cakra duluan yang mulai, biarin dia yang minta maaf duluan." Sahut Gerald dengan tatapan mengisyaratkan pada Cakra untuk meminta maaf.

Cakra mengerti dengan tatapan Gerald itu, melangkahkan kaki mendekat pada Maudy dan mengulurkan tangannya, "maaf." Singkat padat dan jelas bukan?

Maudy melirik tak minat dan kembali menatap ponsel nya. Tetapi hal tak terduga terjadi, ponsel nya direbut oleh Cakra.

"maaf." Ulang Cakra dengan mengulurkan tangan nya.

Maudy menatap Cakra dengan tatapan permusuhan, "lo niat ga minta maaf? Siniin hp gue!" Rebut nya untuk mengambil ponsel di saku Cakra.

Cakra menampilkan smrik nya, "lo lucu, lo yang nyiram air ke gue, tapi gue yang minta maaf."

OH ASTAGA! Manusia di hadapan Maudy ini sepertinya hobi membuat Maudy naik darah.

"Lucu lo bilang? gue ga bakal nyiram lo air kalo lo ga ngatain gue!" Balas Maudy dengan suara yang meninggi.

Cakra terkekeh melihat gadis di hadapannya ini, satu kata yang Cakra fikirkan yaitu, menarik. "Oke-oke, gue minta maaf. Dan ini hp lo." Ucap Cakra dan mengacak rambut Maudy.

🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️

NAKSIR TETANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang