[2] Persiapan Dies Natalis pt.1

184 34 15
                                    

©©©

Minggu pertama sekolah sudah terlewat. Selain disibukkan dengan tugas yang mulai berdatangan, siswa-siswi SMANSA juga disibukkan dengan berbagai persiapan menyambut ulang tahun sekolah bulan Agustus nanti. Guest star di malam puncak acara juga sudah ditetapkan, semakin menambah antusias. Ketua kelas MIPA 1, Handika masuk ke dalam kelas, menghimbau kepada teman sekelasnya untuk duduk di bangku masing-masing.

"Tadi OSIS ngasih tahu daftar lomba apa aja yang bisa kita ikuti!" ujar Handika, lalu menyuruh sekretaris kelas menuliskannya di papan tulis.

Semua orang menyimak apa yang dituliskan di papan. Mirip-mirip tahun kemarin, namun yang berbeda adalah lomba video antar kelas yang diharuskan menggunakan lagu guest star. Sebenarnya, sudah diumumkan lewat twitter OSIS. Tetapi, tetap saja membuat kehebohan di kelas. Saling menunjuk siapa yang ikut serta dalam pembuatan video.

Handika memukul papan tulis dengan penghapus, otomatis keramaian tadi berubah senyap. Lelaki tinggi itu menghela napas.

"Satu kelas ikut semua! Kita diskusikan lomba yang lain dulu!"

Satu per satu lomba dibahas, peserta lomba juga sudah ditentukan secara sukarela. Tentu, Yura dan Tya berpartisipasi. Yura menjadi salah satu peserta lomba tarik tambang putri. Sedangkan Tya ikut dalam lomba estafet putri. Meski sibuk menjadi panitia, Dennis ikut terjun dalam lomba tarik tambang putra.

"Udah fix ya peserta tiap lombanya! Sekarang, kita tentuin lagu buat video nanti."

Yura mengangkat tangan, "Pakai lagu Kisah Klasik untuk Masa Depan aja! Cocok buat kenang-kenangan juga, siapa tahu kelas 12 nanti kita semua beda kelas!"

Usulan Yura mendapat sorakan mendukung dan ada pula yang mengejek, dalam artian bercanda. Saran gadis bersurai hitam itu diterima. Teman-teman lain ikut menyumbangkan saran. Ada empat lagu yang tertulis di papan, mengharuskan Handika melakukan voting untuk mendapatkan lagu dengan suara terbanyak.

"Oke! Lagunya juga udah fix! Kita diskusikan lagi lain waktu, soalnya Bu Sri sudah masuk kelas!"

Diskusi kelas MIPA 1 pun berakhir karena guru yang mengajar sudah masuk kelas. Namun, Dennis justru beranjak dari kursi, dan meminta izin keluar. Dia mendapatkan dispensasi hari ini.

"Bu, saya izin keluar untuk mencari sponsor! Ini surat dispensasi saya." ucap Dennis sembari mengulurkan secarik kertas kecil warna merah berisikan namanya dan keterangan mengapa dia harus keluar lingkungan sekolah di jam pelajaran.

Bu Sri mengizinkan. Tya menatap langkah Dennis hingga hilang ditelan pintu kelas. Yura yang melihatnya, menyenggol pelan lengan gadis yang hari ini menguncir dua rambutnya itu.

"Dilihatin mulu! Ntar kepergok Bu Sri, kamu disuruh keluar loh!" bisik Yura.

"Dennis mlebu sie opo to? Dispen terus perasaan."

"Sak eruhku, sie danus. Wajar kalau sibuk, Dennis kudu golek sponsor ben acarane lancar!"

Tya mengangguk-anggukan kepala. Fokusnya dia coba distraksi dengan penjelasan Bu Sri tentang struktur-struktur sel beseta fungsinya. Namun, ujung-ujungnya memikirkan Dennis yang wajahnya terlihat pucat. Ingin mengirim pesan, tetapi kalau sampai ketahuan bisa dirampas ponselnya.

"Semoga Dennis baik-baik aja!" batin Tya berharap.

"Semoga Dennis baik-baik aja!" batin Tya berharap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekolah Menengah Atas [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang