"Saya mengerti apa maksud anda sebenarnya pak Kevin. Ternyata anda menggunakan cara licik untuk menjatuhkan saya tapi jangan lupa bahwa Shasha hanya milik saya seorang!"Tangan Kevin mengepal dan wajahnya memerah menahan amarah.
"Anna dan Kevin, kalian memang pasangan yang serasi," lanjut Zaldy.
"Zaldy, aku harus bertemu dengan anakku. Hanya aku ibunya bukan istri barumu itu."
Zaldy tersenyum sinis mendengar pernyataan Anna.
"Aku yang mengandung dan melahirkan Al jadi aku lebih berhak mengasuh Al daripada istri kamu itu Zaldy!"
"Sekarang kamu menganggap diri kamu sebagai ibu. Tapi dulu kamu tega meninggalkan Al yang masih merah hanya untuk bersenang-senang dengan pacar bulemu itu. Tidak ada ibu yang sepicik itu!"
"Nggak, hanya aku ibunya Al bukan wanita yang kamu nikahi itu Zaldy!"
"Dengar Anna. Dulu aku tidak pernah melarang kamu untuk menemui Al tapi selalu kamu sia-siakan dengan berbagai alasan, sekarang kamu mau seenaknya sendiri mengatur kehidupanku yang sudah damai. Tidak akan kubiarkan itu terjadi!"
"Apa pantas anda memisahkan seorang anak dari ibunya?" tanya Kevin dengan nada sinis.
"Anda tidak perlu ikut campur dengan masalah pribadi saya sampai rela mencari sekutu seperti Anna, anda sudah sangat keterlaluan."
Zaldy dan Kevin saling menatap penuh kebencian, ada amarah yang membara di benak mereka berdua.
"Lupakan tentang kerjasama yang anda tawarkan, itu keputusan saya."
"Tidak semudah itu bapak Zaldy yang terhormat, pihak pusat sudah menyetujuinya jadi mau tidak mau kita akan tetap bekerjasama. Anna, tolong jelaskan kepada pak Zaldy tentang persetujuan itu."
Terlambat.
Pihak pusat ternyata sudah memberikan keputusan sepihak tanpa mendengarkan alasan dari kantor Zaldy, bukan karena proyeknya tapi apabila yang memegang proyek adalah orang lain Zaldy pasti menerimanya demgan tangan terbuka tidak seperti ini keadaannya.
"Saya harap penjelasan Anna begitu jelas tapi kalau ada yang kurang jelas anda bisa menemui asisten saya ini bahkan jika ingin bertemu dua mata saja saya siap memfasilitasi."
Kevin merasa ada di atas langit dengan keberhasilannya kali ini demikian juga Anna yang sangat agresif mendekati Zaldy, sungguh sekutu yang sangat tidak menguntungkan.
"Sekali lagi aku sampaikan Zaldy, biarkan aku bertemu dengan Aldera anakku!"
"Tidak akan sebelum kamu berubah."
"Zaldy! Berikan anakku!"
Anna berteriak kesetanan lalu mengacak-acak meja kerja yang ada di depannya.
"Pak Kevin tolong tenangkan asisten anda ini saya tidak ingin ada keributan di sini."
Kevin pun kewalahan menenangkan Anna yang semakin histeris dan tak terkendali.
Sementara itu di pintu masuk kantor, Shasha datang membawa bekal makan siang untuk Zaldy.
Ceklek.
"Shasha..."
Shasha bingung dengan apa yang dia lihat. Ada seorang perempuan yang bersimpuh di depan Zaldy dan ada juga Kevin yang terdiam mematung.
"Ada apa ini mas?"
"Kamu! Kamu yang merebut Al dari aku!"
Anna menyerang Shasha yang masih kebingungan. Hal itu terjadi begitu cepat sehingga Zaldy tidak dapat mencegahnya.
Brukk!
"Akh, sakit...."
Kedua bahu Shasha didorong kuat oleh Anna dan hampir saja terjatuh namun untunglah ada Kevin yang menangkapnya dari belakang.
"Shasha! Anna, jangan sentuh istriku!"
"Mas..."
Shasha tertatih ke arah Zaldy yang memeluknya memberikan perlindungan membuat tatapan Kevin menjadi pias.
"Kamu perempuan yang sudah merebut Al dari aku, hanya aku ibunya Al bukan kamu!"
"Ibunya Al? Maksudnya apa ini mas? Aku bingung."
"Aku Anna, mantan istrinya Zaldy dan Al adalah anakku satu-satunya," ucap Anna dengan sinis.
"Ah, aku ingat, mau apa kamu kesini?" tanya Shasha.
"Aku mau Al dan Zaldy jadi milikku, aku ingin kehidupanku yang dulu kembali lagi."
"Anna, jaga ucapanmu. Kita sudah lama berpisah."
"Tapi aku masih sayang sama kamu Zaldy, aku masih cinta sama kamu!"
Hati Shasha mencelos mendengarnya.
"Ceraikan istri kamu itu Zaldy!"
Semuanya terkejut dengan ucapan Anna, ini sudah sangat keterlaluan.
Shasha melepaskan pelukan Zaldy dan perlahan berjalan mendekati Anna.
"Kamu tidak akan bisa merebut mas Zaldy dariku dan jangan permainkan kehidupan kami. Dulu kamu memang istrinya tapi sekarang tidak. Kamu hanyalah mantan istri yang tidak terima melihat kebahagiaan mantan suamimu!"
"Dan kamu Kevin. Masa lalu kita sudah usai, cari kehidupanmu sendiri jangan ganggu aku lagi lama-lama aku semakin muak melihat wajahmu!"
"Tapi Sha, aku cinta sama kamu! Dulu kamu nggak begini Sha, dulu kamu selalu bersikap lembut sama aku. Aku nggak bisa move on dari kamu Shasha!"
"Oh, aku sangat terharu dengan kata-kata mutiaramu Kev, you are insane! Kalian berdua keluar dari ruangan kerja suamiku sekarang juga. Keluar!"
Security yang bersiap di balik pintu terpaksa mengambil tindakan sebelum semuanya menjadi semakin parah.
"Sayang..."
"Mas..."
Zaldy dan Shasha saling berpelukan dengan air mata yang berlinang di pipi Shasha.
"Jangan menangis lagi mereka sudah pergi dari sini."
"Aku nggak mau kehilangan kamu mas, nggak mau kehilangan Al juga."
"Nggak akan sayang, kita akan tetap bersama-sama. Perut kamu nggak kenapa-kenapa kan?"
Shasha menggelengkan kepalanya.
"Syukurlah, anak papa kuat. Maaf kamu harus mendengarkan keributan tadi," ucap Zaldy sambil mengelus perut buncit Shasha.
"Dedek kuat kok papa," ucap Shasha lalu mengecup kening Zaldy dengan mesra.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda Jodohnya Gadis Barbar
Chick-LitSeorang duda muda beranak satu pasrah saja dijodohkan dengan seorang gafis yang ternyata memiliki sikap barbar sangat kasar dan omongannya tanpa filter, apakah pernikahan jadi jawaban mereka?