Grounded (Tutup Segel)

1.6K 64 1
                                    


"Bangun mas, waktu subuhnya keburu habis ayo cepetan."

"Sebentar Sha."

Zaldy menarik tubuh Shasha supaya makin mendekat.

Bugh!

Zaldy mengerang kesakitan memegangi punggungnya yang kena pukulan bantal.

"Kebiasaan pagi-pagi selalu modus. Buruan bangun langsung ambil wudhu."

"Aku udah bangun dari tadi kok sayang."

"Bangun apaan, orang dari tadi masih tiduran gitu."

"Maksudku yang bangun itu yang ada di bawah sayang."

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Ampun Sha, badanku masih sakit semua kok malah dipukulin lagi."

"Tuman kamu mas, untuk sementara nggak ada jatah proyek harus disegel dulu."

"Lho kok gitu, kenapa harus disegel? Kalau mas pengen gimana dong sayang?"

"Bodo amat, itu hukuman buat mas karena udah bikin aku nangis!"

"Ampun sayang, mas kan udah minta maaf please jangan disegel ya, kamu minta apa aja mas beliin deh kalau perlu kartu kreditnya dibawa sekalian."

Smirk. Senyum menyeringai menghiasi wajah Shasha.

"Beneran kartu kreditnya buat aku? No limit?"

"Suwer, semuanya buat kamu sayang tapi jangan disegel ya please."

"Ok, rencananya jatah proyek bakalan aku segel seminggu tapi karena ada kartu kredit aku kasih keringanan lima hari segel. Deal?"

"Hah, lima hari tanpa nganu-nganu? Jangan gitu dong Sha, kalau nafsu mas sudah sampe di ujung gimana?"

"Pikir aja sendiri mas, keputusan mutlak lima hari segel."

"Tega kamu Sha."

"Atau mau aku perpanjang lagi sampai dua minggu?"

"Eh, jangan Sha iya deh lima hari aja segelnya sudah bikin tersiksa kok ampuni suamimu ini."

"Bagus, sekarang buruan sholat subuh."

"Morning kiss dulu dong Sha."

"Jangan mimpi kamu mas."

Tak kehilangan akal, Zaldy menyeret tubuh Shasha lalu menindihnya dan memberikan kecupan di bibir milik Shasha dengan lembut lalu kecupan mengarah ke ceruk leher Shasha membuat Shasha hampir kehilangan akal.

"Mas jangan curang dong, ahhh...."

"Mas sayang kamu Sha, maafkan suamimu yang bodoh ini."

"Iya mas aku maafkan tapi jangan gini dong, ahhh..."

Zaldy makin semangat menciumi Shasha setelah mendengar desahan istrinya.

Setelah leher, kecupan mengarah ke dada Shasha yang sudah tidak tertutupi piyama lagi.

"Buka segelnya ya sayang, mas butuh kamu."

"Nggak mas, tadi kan sudah sepakat."

"Tolonglah sayang..."

"Ahhh, kamu bandel banget sih mas. Minggir nggak?"

"Nggak hehe."

Tak mau terlena, Shasha berusaha fokus dan mencari akal untuk membalas kecurangan suaminya.

Mas Duda Jodohnya Gadis BarbarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang