#06 : "Rezeki Wawa"

50 7 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
...


"Oh my gosh!. Baju olahraga gue ketinggalan di mobil Papa!."

Suara penuh kekhawatiran itu membuat gadis-gadis yang sedang kumpul di dalam kelas mereka menoleh kearah Wawa, yang memang dari tadi saat baru datang ke sekolah dan masuk kelas terlihat bingung dan bimbang.

"Ya ampun gimana dong?." Tanyanya panik.

Sasa berusaha menenangkan diri Wawa yang berdiri gelisah dikursinya, "don't panic oke, lo cukup telepon Papa lo. Minta untuk anterin lagi baju olahraga ke sekolah."

"Iya Wa, lagian pelajaran olahraga itu jam ke dua. Kita ketemu Miss Desi dulu baru Pak Mareta." Penjelasan Neneng membuat Wawa mengangguk pelan dan menghela nafas legah.

"Syukur deh kalo gitu, gue telepon Papa dulu buat anterin baju ke sekolah." Jawab Wawa dan melangkah menjauhi teman-temannya.

Dari depan pintu kelas mereka, terdengar suara Vanya yang sedang marah-marah. Dan hal itu berhasil menarik perhatian khalayak ramai, tak terkecuali Sasa, Neneng dan Veni yang sudah datang. Mereka berlari kecil menuju pintu kelas dan ikut bergabung bersama murid-murid lain yang berkumpul karena penasaran dengan apa yang terjadi.

Ternyata disana selain ada Vanya yang sedang marah. Radha juga ikut berada ditempat kejadian dan berdiri tepat di sebelah Vanya. Didepan kedua gadis itu dapat dilihat bahwa ada empat anak Wolfhaound yang ikut bergabung dalam permasalahan.

"Lo kalo jalan selain pakai kaki, mata juga dipakai!. Gak usah banyak alasan kalo lo gak sengaja nyenggol gue yah!." Suara Vanya benar-benar mendeskripsikan bahwa ia sedang marah.

Radha terlihat panik melihat sahabatnya itu membuat keributan. Rasanya ingin menghilang dari kerumunan orang-orang disini.

"Udah yuk Nya, kita masuk kelas bentar lagi bell masuk bunyi." Sahut Radha berusaha menenangkan diri Vanya.

Vanya menggeleng, "gak Da. Lo kalo mau masuk, duluan aja. Gue masih ada urusan sama nih cowok banci!."

Radha membulatkan matanya begitu pun orang-orang yang ada disana saat mendengar jawaban Vanya. Sedangkan pemuda yang menjadi sasaran kemarahan Vanya mengeraskan rahangnya.

Radha yang mengerti sekali raut wajah orang, memilih untuk mundur dan tak ingin ikut campur. "Oke, gue munduran dikit deh kayaknya." Sahutnya dan mundur mendekati ke-tiga sahabatnya yang ikut mengerumuni koridor.

Veni dengan cepat menarik tas Radha, membuat gadis itu berteriak kaget. "Kampret lo Ven, kaget gue!."

Veni tak menanggapi lebih jauh perkataan Radha dan ia malah langsung bertanya, "Vanya ada masalah apa sama Yasa?."

"Iya nih, gue kepo." Sahut Sasa yang membuat Neneng mengangguk setuju.

Radha menghela nafas panjang, "si Yasa jalan gak pakai mata, jadi gak sengaja kesenggol Vanya yang lagi jalan bareng gue. Terus hapenya Vanya jatuh dan retak-retak. Gak tahu itu hape masih mau hidup apa kagak."

MADHEVA | Jay (Enhypen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang