#07 : "Ada Apa?"

49 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
...

"AWAS!"

BRAK

Semua aktivitas olahraga berhenti ketika suara itu terdengar menarik perhatian. Disana, Wawa yang sedang duduk di kursi penonton menjadi sasaran pelemparan bola basket yang tak tahu dari mana asalnya. Dan menyebabkan dirinya hampir kehilangan kesadaran, dan merasakan hidungnya terasa sakit dan perih.

"Oh no!, You bleeding!." Teriakan Vanya yang berlari kearah Wawa ternyata membuat Wawa jadi panik sendiri. Ia menyetuh hidungnya yang basah, ternyata benar itu darah.

"Lo gak apa-apa?." Tanya Veni.

Wawa gemetar dan nafasnya tersengal, "Ven takut. Gue takut nanti gak bisa nafas lagi."

"Gak bakalan," sahut Veni berusaha menenangkan diri Wawa.

Wawa menangis tak karuan sebab darah yang keluar dari hidungnya mengalir banyak, membasahi setengah wajahnya dan hal itu makin membuat dadanya menyempit.

Sudah banyak siswa-siswi lain yang tadi asyik dengan dunianya sendiri mulai berlari menuju tempat kejadian perkara.

"Hiks...hiks...hiks..., Ven pusing, gue takut. Darahnya banyak banget, hiks...hiks..." Raungan penuh nada khawatir itu membuat Veni dengan sigap menahan kedua bahu Wawa yang bergetar hebat.

"Ven..gue takut banget, tolongin gue Ven, hikss...hiks..., Darahnya banyak banget..." Suara Wawa yang bergetar sebab menangis itu membuat Veni menggeleng dan menguatkan hatinya, ia tidak boleh menangis dalam keadaan begini.

Dengan kuat ia mencengkram kedua bahu Wawa, dan mengakibatkan gadis itu terfokus padanya walupun masih tampak menangis.

"Gak, Lo gak perlu takut kan ada gue." Sahut Veni.

Wawa masih setia menangis, tangannya dingin dan wajahnya pucat pasih. Wawa benar-benar takut dengan dirinya saat ini

"Tolong Ven, hiks...hiks..., Gue gak bisa nafas...hiks...hiks..." Mendengar pernyataan Wawa, Veni dengan sigap menahan wajah Wawa yang mulai merunduk.

"Wa, hey. Lihat gue." Sahut Veni yang masih mencoba menenangkan Wawa yang tidak bisa lagi mengontrol tangisnya.

Banyak orang yang ikut berkumpul mengerubungi mereka hanya diam tak melakukan apapun, sebab mereka juga bingung dengan keadaan yang terjadi saat ini.

"Darahnya ngalir terus, takut Ven..." Suara Wawa terdengar tercekat sebab nafasnya memburu.

Veni menggeleng, "Wa tatap mata gue yah. Lo jangan panik, tatap mata gue aja, oke."

Wawa menggeleng, "gak bisa, takut Ven.."

Veni tak menyerah dengan sedikit kasar ia menahan wajah Wawa agar bisa diam menatap lurus kearahnya saja.

MADHEVA | Jay (Enhypen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang