Chapter 10🍃

1.1K 115 4
                                    

     "Hyung kenapa sih?! Mending kita di bawah sama bang Nono. Daripada disini nggak ada kerjaan, cuman bengong doang daritadi." Keluh Renjun pada Haechan. "Udah diem, kalo nggak hyung akan lakban mulutmu itu." Jawab Haechan. "Kejam sekali punya hyung." Balas Renjun.

    "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Haechan tiba-tiba. "Baik-baik saja? Tentu saja. Kenapa?" Tanya Renjun. "Tidak, jujur hyung sangat khawatir saat melihat keadaanmu setelah pria jahat itu memukulmu. Kau sampai muntah darah jika kau ingat." Jawab Haechan. "Hehehe benar saja. Saat itu Injun sempat berpikir bahwa itu adalah pertemuan terakhir Injun dengan hyung." "Jangan bilang seperti itu. Kita akan selalu bersama. Kau tidak boleh meninggalkanku sendirian disini." Ujar Haechan. "Aku tidak meninggalkan hyung sendirian, kan masih ada papa, mama, bang Nono, dan kak Nana. Mereka kan keluarga kita." Jawab Renjun.


'Andai kau tahu yang sebenarnya.....'

    "Sudahlah, Injun mau turun ke bawah dulu. Haus ini tenggorokan." Ujarnya lalu berjalan keluar dari kamar.
















    "Apa kau yakin dengan yang kau ucapkan?" Tanya Jaehyun. "Aku yakin Jae. Bahkan aku juga hampir di bunuh olehnya. Aku sempat mengetahui rencananya untuk menghancurkan perusahaanmu. Dia mengancamku. Jika aku mengatakannya padamu, dia akan menyakiti Haechan dan Renjun. Aku sangat bimbang saat itu, aku adalah teman baikmu, kita sahabat. Tapi disisi lain aku juga seorang ayah. Aku tidak bisa membiarkan mereka menyakiti putra-putraku." Jawab Jungkook. "Aku akan mengirimkan beberapa anak buah untuk membantu melacak keberadaan Eunha. Bagaimanapun Eunha adalah adikku dan dia ibu dari Haechan juga Renjun. Kau tidak usah khawatir." Ujar Jaehyun.

























     "Kenapa kau sangat lama?" Tanya Haechan saat melihat Renjun masuk ke dalam kamar. "Maaf, tadi mampir dulu ke kamar mama." Jawab Renjun. "Ngapain?" Tanya Haechan. "Nih ngambil boneka yang dibeli papa baru-baru ini." Jawab Renjun sambil menunjukkan boneka berukuran besar, bahkan hampir melebihi besar tubuhnya.

    "Suka sekali dengan sapi gembrot." Sahut Haechan. "Moomin itu peri hyung, bukan sapi gembrot." Elak Renjun. "Terserah kau saja. Aku mau tidur siang." Ujar Haechan lalu menutup matanya perlahan. Sedangkan Renjun, ia menyibukkan diri dengan memainkan ponselnya.
______________________________

     "Kalau begitu aku pamit Jae." Ujar Jungkook. "Apa kau tidak ingin menginap beberapa hari disini? Lagipula kau bisa dekat dengan Haechan dan Renjun jika ada disini." Tawar Jaehyun.

    "Om mau pulang?" Tanya Renjun saat sampai di lantai bawah. "Kenapa tidak menginap saja? Rumah om sangat jauh. Lagipula ini hampir tengah malam. Jalanan pasti sepi. Dan yah, akhir-akhir ini Renjun lihat banyak sekali begal di tengah malam." Ujar Renjun. Jungkook seketika bimbang. Bukan karena ucapan Renjun, melainkan tawaran Jaehyun untuk bisa dekat dengan anak-anaknya.

     "Om dulu suka main PS bukan? Echan hyung pasti senang jika ada teman bermain untuknya beberapa hari. Jadi menginap beberapa hari disini ya om." Ujar Renjun.

    "Ehm baiklah. Om akan menginap selama dua hari disini. Apa boleh?" Tanya Jungkook. "Tentu saja boleh." Jawab Jaehyun.
______________________________

    "Hyung apa kau tahu? Om Jungkook adalah pemain handal dalam dunia perPSan. Kau pasti kalah saat bermain dengannya." Ujar Renjun pada Haechan yang duduk di sebelahnya. "Om tidak sehebat itu Renjun." Elak Jungkook. "Anggap saja itu pujian dariku untuk om. Oh ya bang Nono, mana kue pesanan Injun?" Tanya Renjun ke Jeno. "Bang Nono sudah simpan di lemari kulkas. Kamu ambil gih." Jawab Jeno yang duduk tak jauh dari Renjun. Si bungsu berlari kecil menuju dapur. Tak berselang lama, ia kembali ke acara kumpul keluarganya dengan kue berukuran sedang di tangannya.

Jung Family ft. DREAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang