HML 3 || Mr. Laittero?

7 2 0
                                    

Sekarang aku tak lagi menoleh ke belakang, karena di depan sudah menarik perhatian.
~Rivaldo Laittero

Bukan karena yang di depan yang menarik perhatian, tapi memang menoleh kebelakang yang tidak di benarkan, hanya boleh di kenang itu juga tidak boleh berlebihan.
~Ayana Syedza

♡♡♡

Tekan Bintang ⭐ nya dulu bund, yakali baca doang kaga di vote, hihi

Happy Reading eak~

♡♡♡

3 || Mr. Laittero?

Sudah waktunya pulang.

Ayana menuju ke loker yang berada di depan kelas nya.

Di perjalanan, ia masih memikirkan penuturan lelaki yang baru saja ia temui itu— sedikit tidak waras menurutnya.

Ditambah dengan pengakuan Ray yang entah sudah keberapa kali, membuat kepala Ayana seakan ingin meledak di tempat.

Ayana berjalan sambil memeluk absensi gugus para siswa orientasi.

Ini sudah cukup sore, lelah selalu datang menghampiri.

Terlepas dari itu, ia juga memikirkan ibu nya.

Ia sendiri ditemani dengan angin hembusan, lorong sekolah tampak sepi. Karena memang hanya panitia dan siswa orientasi yang masuk.

Siswa biasa tidak masuk hingga masa orientasi berakhir, begitu peraturan sekolah ini.

"Aya!"

Suara teriakan membuat Ayana terhenti.

Ia hafal dengan suara ini, dan hanya bisa menghembuskan nafas kasar dan gusar dalam waktu yang bersamaan.

Marabahaya datang menghampiri Ayana.

Perempuan sebaya nya datang menghampiri, dengan senyuman meremehkan.

"Kau disini?" ujar nya. "Ku kira sudah di bawa oleh Mr. Laittero untuk langsung pemotretan," di iringi dengan tawaan sinis nya.

Sedangkan Ayana hanya menatap nya dengan tenang.

Dia, Giselle Prisllaty.
Remaja kaya yang sangat cantik, selalu mengandalkan parasnya yang menawan untuk membuat siapa saja tunduk padanya.

Orang orang memuji kecantikannya, tapi itu tidak berlaku ketika di bandingkan oleh kecantikan Ayana.

Dia— pembully sekaligus pembenci berat Ayana.

Dia membenci Ayana, karena *isi sendiri.

"Lalu, kenapa tidak kau yang terpilih untuk iklan itu?" — poor Ayana.

Wajah Giselle langsung berubah, manampilkan raut wajah kesal, dia maju selangkah tepat di hadapan Ayana. "Jangan pernah mengambil kesempatan yang seharusnya menjadi milik ku, Aya."

Ayana membalas dengan senyuman, "aku tidak mengambilnya, dia yang memilih bukan?"

"Atau memang kau yang kurang beruntung hari ini, Elle?"— Ayana membalas menampilkan wajah kasihan.

Hi, Mr. LaitteroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang