Cinta Tanpa Batas Tuan Gu

36-39

Chapter 36: Ming Zhicheng Steps Down

Translator: EndlessFantasy Translation  Editor: EndlessFantasy Translation

Karena ketidakhadiran Ming Qu, Gu Yuzhen, yang saat ini sedang makan bersama orang tuanya di restoran hotel, tampak linglung.

Ibu Gu menatap Ayah Gu dengan matanya, mengisyaratkan dia untuk memeriksa kondisi putra mereka.

Ayah Gu ragu-ragu sejenak, tetapi menggelengkan kepalanya tanpa daya.

Gu Yuzhen yang mereka tahu tidak akan pernah bertindak seperti ini, sampai-sampai dia kehilangan selera terhadap seorang wanita. Namun sekarang, mereka menyaksikan itu terjadi di depan mata mereka.

"Ah Zhen, ada apa?"

Setelah beberapa saat, Ibu Gu tidak tahan lagi, dan bertanya dengan cemas.

Baru saat itulah Gu Yuzhen tersadar kembali, jejak emosi akhirnya muncul di wajahnya.

Karena dia bersama orang tuanya, terlepas dari seberapa besar dia ingin bertemu dengannya, dia tidak bisa pergi begitu saja.

“Apakah karena pacarmu?”

Ayah Gu menyela pikirannya.

Ekspresi Gu Yuzhen berubah sesaat sebelum mengoreksinya. 

“Dia istriku.”

Orang tuanya saling memandang dengan senyum di wajah mereka.

“Seperti kata pepatah, bahkan menantu yang paling buruk pun pada akhirnya harus bertemu dengan mertuanya untuk berbagi makanan.”

Gu Yuzhen merasa lebih terganggu dengan kata-kata ibunya.

"Kami seharusnya makan malam bersama hari ini, tapi dia tertunda karena sesuatu."

Setelah mengatakan itu, dia membuang muka sambil menundukkan kepalanya.

Melihat suasana menjadi sedikit suram, Ayah Gu dengan cepat mengubah topik pembicaraan. 

"Baiklah baiklah. Karena sesuatu telah muncul, kita akan melakukannya di lain hari. Pokoknya makan! Restoran ini tidak buruk, makanan di sini jauh lebih enak daripada yang sering kita kunjungi di Prancis.”

Ibu Gu segera mengikuti, “Apakah kamu tidak akan tinggal di sini sebentar? Mengapa tidak membeli restoran?”

Saat Gu Yuzhen mendengarkan mereka berbicara, dia mengangkat kepalanya perlahan, tatapannya jatuh pada hidangan lezat di depannya.

Orang tuanya senang dengan makanannya, tetapi dia merasa tertekan.

Dua hari kemudian, di malam hari, Gu Yuzhen pulang kerja lebih awal dan secara pribadi pergi ke rumah sakit.

Dia tidak keluar dari mobil. Dia mencoba menelepon Ming Qu terlebih dahulu, tetapi tidak ada jawaban.

Dia menelepon lagi dan lagi, tetapi tetap tidak ada yang mengangkat.  Karena marah, dia membuang ponselnya.

Namun, tepat saat telepon menabrak petak bunga di pinggir jalan, telepon berdering keras.

Gu Yuzhen terkejut dan buru-buru keluar dari mobil untuk mengambilnya.

Telepon itu dari Ming Qu. Ternyata dia tidak berada di rumah sakit, melainkan di gedung Ming Group.

Gu Yuzhen menutup telepon sebelum segera mengemudi.

Tepat ketika dia tiba di pintu masuk, dia melihat gadis itu, yang sudah menunggunya.

Dia tampaknya telah kehilangan berat badan lagi setelah hanya beberapa hari tidak bertemu dengannya.  Matanya yang cerah dan jernih sekarang sedikit cekung, membuatnya tampak lebih lembut dari biasanya. Bibir merahnya masih kemerahan dan memikat.