║ 益 ║
Leya itu orang yang pintar, pintar menyembunyikan perasaannya. Dia benar-benar bisa terlihat biasa saja didepan orang yang dia suka.
Ini pertama kalinya bagi Leya, duduk berdua berhadapan dengan Rey. Jujur saja Leya takut jika perasaannya semakin bertambah jika berada di situasi seperti sekarang ini.
"Emm Ley?" Kata Rey membuyarkan lamunan Leya.
"Ya, kenapa?" Balas Leya tanpa sedikitpun menoleh ke Rey. Dia menjawab sambil menatap tangannya yang ada di atas meja.
"Ada yang lo sembuyiin ya? Sorry mungkin ini kesannya agak gimana, tapi kayak ada sesuatu yang lo tahan dan maybe lo susah untuk ngungkapinnya". Kata Rey terus menulusuri mata Leya.
Dia tahu semuanya, dari gerakan bola mata Leya yang bergerak tak menentu menandakan dirinya sedang gelisah.
"It's okey Leya, lo gak perlu cerita kalo emang lo gak siap untuk ngejelasinnya. Lagian gua bukan siapa-siapa Lo. Mungkin nanti" katanya dengan candaan.
"Gua gak papa. Gua gak ada nyembunyiin apapun. Gua bisa minta tolong?" Tanya Leya penuh harap.
"Kali ini apalagi?"
"Sorry gua sering ngerepotin Lo ya" kata Leya tidak enak hati.
"Gak kok, santai aja yang tadi itu cuma bercanda" kata Rey dengan senyuman khasnya.
Leya buru-buru mengalihkan pandangan saat tak sengaja melihat senyum itu. Huh perasaan ini sangat rumit.
"Bisa gak anterin Sasha sebentar aja ya please?" Kata Leya dengan sangat memohon.
"Kalo gua bisa, juga gua anterin Ley, kayak biasanya. Tapi serius kali ini beneran gak bisa. Rapatnya juga gak bisa ditinggal gitu aja."
Terdiam keadaan menjadi hening seketika. Tak ada yang mengawali pembicaraan lagi diantara keduanya. Sama-sama membisu dengan pikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes I'm
RandomAku sakit Sha Tapi aku tahu kamu lebih sakit dari pada aku. Thanks Sha bahagia ya sama Rey