Chap 6

3.9K 502 41
                                    

Aku tidak cemburu!

"Baiklah... Apalagi ya yang kurang..." gumam (name) yang bisa didengar oleh Sakusa yang ada di sampingnya.

"Umeboshi," sahut Sakusa, membuat istrinya itu menjentikkan jarinya. Ia hampir lupa membeli makanan kesukaan suaminya itu.

"Ah benar! Aku lupa memasukkannya ke dalam list pantas saja rasanya ada yang kurang," ujarnya sambil terkekeh kecil.

Malam ini Tuan dan Nyonya Sakusa sedang berada di sebuah supermarket untuk membeli keperluan rumah dan bahan-bahan dapur.

Pasutri itu terlihat mesra sekali. Sangat terpancar aura pasutri baru pada diri mereka, apalagi Sakusa yang dengan setia mendorong troli berisi beberapa barang dan bahan yang sebelumnya sudah diambil (name). Sang istri juga berjalan di samping Sakusa sambil melihat setiap rak yang mereka lewati.

Setiap iringan langkah mereka selalu dipenuhi obrolan-obrolan kecil dan candaan ringan. Sesekali bahkan terdengar tawaan dari mulut mereka, membuat semua pasang mata tertuju pada mereka berdua.

Kini selesai sudah semua keperluan yang ingin mereka beli. (name) mengantri di sebuah kasir bersama Sakusa.

"Sebentar ada yang tertinggal," ujar Sakusa sambil berlari kecil memasuki supermarket kembali. Sang istri yang melihat suaminya itu terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

Dasar dia itu...

"Hey hey apa kau melihatnya? Barusan Sakusa-san berlari melewatiku!"

Mendengar bisikan itu (name) menoleh ke arah sumber suara, mendapati dua gadis muda sedang merasa salah tingkah.

"Kyaa!!! Dia keren sekali!! Wajahnya juga terlihat tampan meskipun tertutup masker," ujar gadis yang lain.

Pada awalnya (name) hanya diam mendengar ucapan mereka hingga salah satu dari mereka membuat wanita itu kesal.

"Apa dia kesini sendirian? Bagaimana kalau kita mendekatinya dan ajak dia berbicara??"

Wanita itu mengepalkan tangannya secara tidak sadar. Ia menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

Sabar, (name). Tahan dirimu...

Diamnya (name) membuat dua gadis itu semakin menjadi-jadi. Dapat ia lihat dua gadis itu mengeluarkan ponselnya lalu mengarahkan kameranya pada Sakusa yang sedang berjalan ke arah kasir.

Terdengar bisikan pelan namun jelas ditelinga (name).

"Ayo kita foto Sakusa-san lalu sebarkan ke media sosial."

Deggg

Kini (name) sudah kehilangan kesabarannya. Ia berjalan mendekati dua gadis itu lalu berdiri di hadapan mereka dan menutupi kamera ponsel mereka.

"Maaf, apa yang sedang kalian lakukan?" tanya (name) dengan nada serius namun masih tersenyum.

Salah satu gadis itu menyahut tidak suka. "Bibi ini siapa? Kenapa tiba-tiba berdiri di depan kami?" ujarnya.

Temannya ikut menimpal. "Benar! Kenapa Bibi ingin tau seolah ingin ikut campur urusan kami?"

(name) masih tersenyum ke arah mereka namun beberapa detik setelahnya ia menatap mereka tajam dan sangat dingin.

"Orang yang ingin kalian foto itu adalah suamiku. Apa aku tidak boleh ikut campur dalam urusan kalian?"

Deeggg

Kedua gadis itu terdiam dengan mata dan mulut terbuka. (name) juga kembali bersuara.

"Sekarang kalian pilih, ingin menghapus foto itu dan pergi dari sini atau kalian ingin datang ke kantor polisi atas pelanggaran mengganggu privasi orang lain?"

Kedua gadis itu langsung panik bukan main. "K-kami akan menghapus foto itu! Tolong jangan adukan kami pada polisi kami mohon!" ujar mereka memohon pada (name).

Wanita itu tersenyum menyeringai sambil mengusap rambut mereka. "Gadis pintar. Sekarang pergi dari sini."

Dua gadis itu lari ketakutan menjauhi (name). Sakusa datang mendekati istrinya ketika sang empu sedang menghela napas.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Sakusa polos.

Wanita itu tersenyum kecil. "Hanya ada insiden kecil."

Ternyata dia masih populer meskipun sudah menikah. Cih! Menyebalkan.

***

"Hee... Jadi dua gadis itu lari ketakutan saat kau mengancam mereka?"

"Um... Lagipula mereka memang pantas mendapatkan teguran seperti itu."

"Benarkah? Bukan karena kau merasa cemburu?"

"H-ha?? Te-tentu saja tidak!"

"Ternyata kau cukup menyeramkan ketika sedang cemburu."

"A-aku tidak cemburu! Ingat itu!"

"Terserah."

"Aku tidak cemburu! A-aku hanya merasa risih itu saja!"

"Ya ya terserah."

"Ishhh!"

Aku hanya merasa risih! Ingat itu!

TBC

My Husband {Sakusa Kiyoomi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang