Chap 8

3.1K 455 115
                                    

Hanya malam yang tenang...

(name) duduk dengan gundah gulana di ruang tengah rumahnya. Sedari tadi ia terus melirik ke arah jam dinding, memastikan pukul berapa saat ia melihat benda berbentuk bulat itu.

Sudah hampir pukul sebelas malam tapi suaminya itu belum menampakkan batang hidungnya. Wanita itu merasa cemas, memikirkan berbagai jawaban kenapa Sakusa belum pulang hingga saat ini.

"Ditelpon tidak diangkat, pesanku tidak dibalas. Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan di luar sana, Omi-kun?" keluh (name) sedikit kesal.

Pada akhirnya wanita itu menghela napas panjang, merasa lelah dengan penantiannya hingga...

Clekk

Suara pintu terbuka mengalihkan atensinya. Ia melirik ke arah pintu, mendapati pria yang ia tunggu-tunggu tengah berjalan masuk ke dalam rumah.

"Omi-kun kau darimana saja? Kenapa telponku tidak diangkat dan pesanku tidak dibalas?" tanya (name) beruntun.

Tidak ada balasan dari Sakusa. Ia hanya berjalan dengan kepala tertunduk seolah tidak mendengarkan perkataan sang istri.

Pria itu melewati (name) begitu saja dan berjalan ke arah kamarnya. Wanita itu mengernyit dahinya bingung.

Ada apa? Apa dia kelelahan?

Tidak mau ambil pusing, (name) mengikuti langkah kaki Sakusa. Ia berjalan menuju kamarnya lalu menemukan sang empu tertidur di kamarnya menghadap ke kiri. (name) yang melihat itu kembali menghela napas untuk kedua kalinya.

"Mungkin dia terlalu lelah," gumamnya.

Wanita itu memutuskan untuk ikut tidur. Ia mematikan lampu kamarnya lalu tidur tepat di samping kanannya Sakusa. Karena pria itu menghadap ke kiri jadi (name) tidak bisa melihat wajah Sakusa.

Ia tersenyum kecil lalu menghadap ke kanan, membelakangi Sakusa yang sama-sama membelakanginya.

"Oyasumi..."

Baru saja beberapa menit (name) memejamkan matanya, suara pintu terbuka berhasil membuatnya terbangun. Ia menoleh, mendapati Sakusa dengan wajah lelahnya berjalan memasuki kamar sambil menggendong tas.

"Pantas saja rumah terasa sepi. Ternyata kau sudah tidur."

Wanita itu terdiam bahkan ia nyaris menahan napasnya saking merasa terkejut. Dengan ragu ia membuka mulutnya.

"Kau... Baru pulang?" tanyanya. Sakusa mengangguk. "Maaf aku tidak menjawab semua pesan dan telponmu. Baterai ponselku habis dan aku lupa membawa charger," terangnya.

(name) kembali mematung. Dengan ragu ia melirik ke sebelah.

Nihil. Tidak ada siapapun di sana bahkan bagian kasur itu terlihat rapi, tidak ada tanda-tanda seseorang telah tidur di sana.

Menyadari sang istri yang sedari tadi diam, Sakusa kebingungan.

"Ada apa? Kenapa kau diam terus daritadi?"

Wanita itu terbelalak setelah menyadari satu hal yang penting. Mulut dan matanya terbuka dengan sendirinya dengan ekspresi panik bercampur takut.

"Lalu siapa yang tidur di sampingku?"

***

"Hah? Apa maksudmu?"

"Aku melihatmu tidur di sampingku, Omi-kun!"

"Kau ini bicara apa? Jelas-jelas aku baru saja pulang beberapa menit yang lalu."

"Sungguh Omi-kun aku melihatmu tidur di sampingku! Kau bahkan masuk ke dalam rumah hanya saja wajahmu terus menunduk dan tidak menjawab pertanyaanku!"

"Kau bercanda?"

"Aku serius!"

"Maksudmu..."

Pasutri itu menoleh ke samping dan...



























































"Si-siapa yang berdiri di sana??"

...tidak sebelum kami melihat 'seseorang' tengah berdiri di salah satu sudut kamar kami.

TBC

Pernah gak sih kalian ngerasa ada yang merhatiin pas lagi tidur?

My Husband {Sakusa Kiyoomi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang