~~
Sepulang sekolah,
Bintang sudah menungguku didepan pintu gerbang. Kami saling bertatapan.
"Aca... gw gamau putus sama lu" Mohon Bintang kepadaku..
"Kecuali, lu mau kasih tau gw alasannya, kenapa lu bisa mutusin gw tadi pagi.." lanjutnya sambil mendekati langkahnya kepadaku.
Mataku mulai ingin meneteskan air mata, tapi aku menahannya sambil mencari alasan agar Bintang percaya, kalau aku sebenarnya ga mau ngerepotin dia lagi.
"Gw udah ga cinta lagi sama lu-"
"BOHONG!!" Gertak Bintang,
Aku kaget mendengar Bintang berteriak, air mataku pun keluar dengan sendirinya.
"Ma..maaf, gw bikin lu kaget ya ?" ucap Bintang dengan nada yang lebih pelan.
"Iya.. gapapa Bin. Tapi bener kok, gw emang udah ga ada rasa samalu" ucapku sambil menundukkan kepala.
"Tatap mata gw Ca, dan bilang kalo lu benci sama gw"
Bintang sepertinya menguji ketulusan hatiku, dia menyuruhku melakukan itu, jelas itu sangat berat. Tapi demi masa depannya aku paksa angkat kepalaku untuk menatapnya meski dengan air mata yang mengalir.
Bintang berharap kalo aku tidak mengatakannya, tapi aku mulai mengeluarkan kata-kata itu..
"Gw Benci....."
Air mata Bintangpun ikut menetes meski sudah mendengar sebagian kata.
"...Binta-"
Kata-kata itu belum selesai ku ucap, tapi tiba-tiba Bintang Memelukku dengan erat dan mengatakan "Gw ngerti apa yang lu rasain"..
"-ha?"
Dia bilang demikian, tapi apa dia benar-benar mengerti apa yang ada didalam pikiranku ? itu yang membuatku bingung, bagian mana yang dia tau ?
"A..apa maksudnya ?" tanyaku.
Pelukkannya semakin erat.
"Lu cuman gamau gw khawatir sama lu, kan ? Aca.. meskipun nanti kita bukan lagi pacar.. gw akan tetep ada disisilu" jelas Bintang.
Ini yang aku gamau, sifat Bintang udah terlalu baik kepadaku. Ini yang membuatku semakin sulit untuk meninggalkannya. Aku mendorong Bintang agar melepas pelukannya..
"Kalo lu sama gw terus, lu cuman buang buang waktulu aja Bin.."
"Lu itu harusnya pacaran sama orang yang normal, bukan penyakitan kaya gw. Setiap hari ingetin gw minum obat, anterin gw kesana kesini, nyemangatin gw, khawatirin gw. Hubungan kita ini berat sebelah, lu terlalu peduli sama gw.. sedangkan gw gabisa ngasih apa-apa ke elu."
Aku memegang tangan Bintang dan membuatnya untuk memegang rambutku yang rontok..
"Liat ? rambut gw tuh udah tipis. Bentar lagi juga botak Bin.. emangnya lu gamalu pacaran sama orang yang penyakitan kaya gw ?"
Bintang terdiam sambil menundukkan kepalanya dan menangis..
"Bin.. perpisahan itu sakit, lu tau itu pasti.. jadi, menurut gw sebelum perpisahan yang lebih menyakitkan datang. Lebih baik berpisah dari sekarang.. Perpisahan yang masih bisa diucapkan dengan kata-kata"
Aku pergi meninggalkan Bintang, ia pun tidak mengejarku. Ia diam membisu didepan gerbang sekolah..
"Tapi gw udah terlanjur jatuh cinta sama lu Ca" ucap Bintang dalam hati.
Aku memberhentikan taxi dan bergegas pulang dengan air mata yang tidak berhenti mengalir. Aku yakin ini adalah keputusan yang sangat tepat.
Aku mengingat kejadian ketika Bintang menembakku dikantin sekolah
~~
1 tahun lalu
Aku, Firda dan Resti sedang makan bakso dikantin. Suasana biasa saja dan yang kita bicarakan pun hanya tentang kehidupan sehari-hari.
Namun sebuah alunan musik gitar tiba-tiba terdengar, dengan nada yang sangat indah..
Bintang. Dia memainkan sebuah lagu romantis dikantin, kukira dia hanya sedang bercanda dengan teman-temannya. Namun ternyata lagu yang dia nyanyikan itu untukku.
Dia menghampiri ku dan mulai menembakku. Firda dan Resti juga ikut luluh dengan tingkah Bintang yang melakukannya untukku. Jelas begitu juga denganku, aku begitu terpesona dengannya.
"Aca... kamu.. mau ga... sama aku...pacaran" ucap Bintang dengan gugup.
Aku terkejut dan sedikit tersipu malu, aku berbisik kepada Firda "Gimana ini ?".
Firda menyuruhku untuk menjawabnya..
Semua orang yang ada dikantin juga menjadi auto fokus ke drama penembakan Bintang. Ekspresi Bintang juga terlihat malu-malu saat itu. Dia menunggu jawabanku yang lama menjawabnya.
Aku tersenyum dengan lebar dan menganggukkan kepala..
"Se..serius ? ka..kamu mau jadi pacar aku ?" tanya Bintang dengan sangat bahagia.
Aku mengangukkan kepalaku lagi..
Dihari itu aku resmi pacaran dengan Bintang, dan dia sebenarnya adalah cinta pertamaku, awalnya aku ga yakin bisa ngejalaninnya, tapi hari demi hari, hubungan ini semakin lengket. Bahkan aku sering merasa kangen dengan dia..
Tapi semenjak dia tau soal penyakitku. Dia jadi lebih peduli padaku, aku sudah membuatnya khawatir setiap hari. Aku ga bisa bikin dia bahagia. Yang ku lakukan juga cuman soal mengeluh tentang penyakit, setelah itu dia memberiku semangat untuk terus melawan penyakit ini. Itu saja yang kita jalanin sekarang..
Sekarang sudah 1 tahun kita berpacaran. Dan aku memilih untuk pisah dengannya, aku rasa dia bisa melupakanku seiring berjalannya waktu.
~~
Sesampai dirumah
Mama bertanya padaku, kenapa tidak pulang dengan Bintang. Aku menjawabnya dengan jujur, kalo aku mutusin dia.
Mama bertanya alasannya, tapi aku masuk kamar dan mengunci pintunya.
"Aca... Acaaa" Mama terus memanggilku sambil mengetuk pintu, tapi aku tidak merespon sama sekali.
Mama mencoba menghubungi Bintang, dan mereka berencana untuk mengobrol diluar.
~~
Di Cafe,
Mamaku ketemuan sama Bintang disana untuk bertanya soal hubunganku dengan Bintang.
"Bintang, sebenarnya ada apa dengan hubungan kalian ? ko tiba-tiba putus" tanya Mama..
"Aku juga bingung tante, dai tiba-tiba bilang begitu. Tapi Bintang yakin, dia lakuin ini untuk Bintang juga, dia gamau kalo aku begitu khawatir sama dia."
"Tapi tante.. meskipun begitu, aku akan tetap jagain Aca. Mau bagaimana juga, aku masih cinta sama dia. Aku akan ngawasin dia dari jauh tante."
Mamaku tersenyum mendengar ucapan Bintang, dia adalah sosok laki-laki yang benar-benar peduli dengan Putrinya.
~~
Aku yang sedang mengurung dikamar, berulang ulang membaca surat yang Adya kirim untukku.. kehilangan seorang yang kita anggap sudah dekat itu sangat sakit. Apalagi jika tidak sempat mengucapkan selamat tinggal.
Aku ga mau kalo Bintang ngerasain hal yang sama denganku, Rasa kehilangan tanpa mengucapkan selamat tinggal.
Dengan begini, Bintang akan melanjutkan hidupnya seperti sedia kala. Yang selalu kumpul sama teman-temannya untuk main Sepak Bola. Dan bermain musik. Tidak untuk mengurusku seharian yang penyakitan ini.
[Bersambung]

KAMU SEDANG MEMBACA
Anatasya Angela (Selesai)
RomanceAnatasya Angela / Aca yang berjuang melawan penyakit Kankernya yang sudah stadium akhir, meski ia sempat menyerah. Tapi semua orang yang ada disisinya selalu mensupport Gadis itu sampai akhir penutupan matanya.