Lembar 7

5 1 0
                                    

~~

Malam Hari

"Acaa.. keluar kamar dong sayang, waktunya makan malem" teriak mama dari meja makan..

"Iyaa maa" jawabku

Papa sudah stand by di meja makan, aku duduk disampingnya..

"Kenapa Ca ? mukanya ko lesu gitu ?" tanya Papa yang memperhatikan raut wajahku.

"Engga pa, cuman lemes aja besok ulangan Fisika"

"Loh, bukannya itu pelajaran kesukaan kamu ya ? kok tumben ngeluh" Papaku mulai khawatir.

"Biasa pa, anak muda pasti punya masalahnya sendiri" mamaku menjawab pertanyaan papa sambil membawa Nasi putih dan menaruhnya diatas meja.

"Pokoknya, sekarang makan dulu.. ngobrolnya nanti lagi"

Mama menuangkan nasi kepiring papa dan aku, lalu lanjut kelauknya. Setelah itu kita berdoa bersama sebelum makan.

~~

Selesai Makan, aku membantu mama untuk membersihkan meja makan. Setelah itu, aku minum obat dan pergi kehalaman belakang untuk mencari udara segar..

"Kamu pasti lagi ada masalah sama Bintang ya ?"

Papaku datang menghampiriku.

"Papa ? ada apa pa ?"

"Udaah, gausah ngeles. Papa tau apa yang dipikirkan sama putri kecil papa. Kalian berantem ?"

Aku tersenyum kepada papa dan mengatakan "semuanya aman".

Papaku tidak percaya dengan jawabanku, dan dia bisa tau kalo senyumanku barusan adalah sebuah paksaan.

"Kan papa udah bilang, papa tau apa yang dipikirkan sama putri kecil papa.. jadi mana bisa kamu bohong sama papa.."

"Hehe.. maaf pa" ucapku.

Papaku menunjuk kearah bintang-bintang kecil yang ada dilangit.

"Lihat Ca.. bintang-bintang dilangit itu sangat indah. Tapi mereka sangat kecil untuk dinikmatin."

"Begitu juga dengan Bintang yang sedang melihat kita."

Mungkin papaku sedang ingin menghiburku, tapi aku menjawabnya dengan sebuah kenyataan..

"Bintang itu besar loh pa.. justru karena mereka jauh jadi keliatannya kecil" jawabku.

Papaku tertawa mendengar jawabanku yang begitu formal.

"Maksud papa itu, menurut dari pandangan kita.. bukan ukuran dari kenyatan Ca.."

Aku menganggukkan kepalaku "Bener juga sih pa"

"Tapi dibanding Bintang... kita sebagai manusia punya sebuah masa lalu dan masa depan yang sangat besar.... Dan untuk memperjuangkan masa depan, kita perlu usaha yang sangat besar juga. Dan sebuah harapan."

"Jadi.. kalo masih penasaran dengan masa depan, kita harus berusaha untuk memperjuangkannya. Agar kita bisa melihat bagaimana masa depan kita nanti."

Entah kenapa, pada malam ini yang penuh bintang dilangit, kata-kata yang keluar dari mulut papa itu telah menyejukkan hatiku. Dan seperti ada yang mendorongku dari belakang sambil berteriak "Semangat".

Aku mulai tersenyum tulus, dan merasa tenang. Aku memeluk papa dengan erat..

"Aca.. kalo emang itu udah keputusan kamu dari hati. Mungkin Bintang akan mengerti sama kamu" ucap papa.

Aku melepas pelukannya..

"Tapi pa, kan Aca manusia, mana bisa bicara sama Bintang" jawabku dengan bingung.

Anatasya Angela (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang