𝙿𝚁𝙾𝙻𝙾𝙶

4.5K 640 140
                                    

Belajar adalah segalanya.

tidak ada murid yang tidak naik kelas.

Omong kosong.

Tidak ada kata terlambat untuk belajar, setiap anak memiliki hak untuk belajar.

Seseorang bodoh bukan berarti dia murni bodoh, hanya saja otaknya perlu diasah. Aku juga memiliki kenalan yang bisa dibilang, dia itu bodoh.

Dia selalu berusaha belajar mati-matian, tapi tiada hasil yang memuaskan. Apa dia bodoh? Tentu tidak, orang bodoh tidak akan bisa melakukan hal segila itu.

Akhir-akhir ini, ibu memberitahuku kalau anak itu melakukan hal yang mencurigakan. Berhubung masa pendidikan sekolah menengah pertamaku di negara itu sudah berakhir. Aku memutuskan pulang dan melihat apa yang dilakukan anak bodoh itu.

Dan di sinilah aku sekarang, Korea Selatan. Tempat kelahiranku yang sudah lima tahun ku tinggalkan untuk menempuh pendidikan yang ayah inginkan, ayah? Seperti apa wajahnya, bahkan aku tidak ingat sama sekali. Haha, lucu.

Kaki yang dibalut sepatu hitam melangkah di jalanan sembari menyeret koper berisi barang-barang berharganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki yang dibalut sepatu hitam melangkah di jalanan sembari menyeret koper berisi barang-barang berharganya. Ujung topi dia turunkan agar wajahnya tidak terpapar terik sinar mentari sore hari.

Headphone hitam tergantung di lehernya, rambut hitam dengan sebagian helai berwarna merah terombang-ambing karena angin. Bibir yang agak pucat akibat penerbangan yang amat lama menggumamkan nama sebuah tempat.

"Aduh, dimana sih apartemennya? Udah lama nggak pulang, bukannya dijemput malah disuruh pulang sendiri..." gerutunya sampai-sampai menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang.

"Ah!" seruan bahagia akhirnya keluar dari bibir pucat tadi, akhirnya tempat yang dituju tepat berada di depan mata.

"Hmm, yang mana-"

"-oh, kau sudah tiba rupanya. Lebih cepat dari dugaan, penerbanganmu dipercepat?"

Seorang bibi-bibi bersandar di samping tembok sambil melipat tangan dan membawa kunci mobil. Bibi itu adalah Jun Mihyun, direktur Organisasi Taekwondo Korea yang tidak lain adalah ibu dari Yoon [Name] dan Yoon Gamin.

"Eee, sepertinya begitu e-ehehe~" canggung sekali rasanya setelah lima tahun tidak bertemu dan jarang berkomunikasi.

[Name] kira, ibunya sudah tidak mengingatnya lagi. Tapi ternyata tidak, ibunya memeluk [Name] erat seakan menumpahkan seluruh perasaannya selama ini.

Tidak mau menjadi anak durhaka, [Name] juga turut memeluk ibunya. Dia tersenyum ketika merasakan kehangatan masuk di hati, perasaan seperti ini yang dia rindukan.

"Ah, ayo masuk"

Mereka pun masuk ke dalam, Mihyun membantu [Name] meletakkan barang-barang di kamar [Name] yang sudah bersih.

𝐌𝐘 𝐖𝐎𝐑𝐋𝐃 | study group x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang