"Ketika bicaraku tak lagi berharga, seketika aku memilih diam. Diam bukan berarti mengalah."
Affandra Elang
🐇
🐇
🐇
🐇
🐇
Happy reading
Jangan lupa vote and coment ❤️Tandai jika ada typo👌
Sang surya telah menampakkan diri dari persembunyiannya. Sebuah kamar dengan nuansa blue white terdapat seorang pemuda masih enggan membuka netra hitam lembutnya. Justru semakin mengeratkan selimut dan memeluk gulingnya. Jam weker sudah berbunyi dari satu jam lalu, namun tak mengganggu tidur nyenyaknya.
Drttt ... drttt .... drttt
Dering telepon seketika membangunkan dirinya dari mimpi indahnya.
"Masih pagi juga siapa yang telfon, sih," guman Affa yang masih setia dengan selimut bulunya. Namun, matanya menyipit sekilas melihat siapa gerangan yang menelfonnya dan tangannya menggeser tombol hijau pada gawainya.
'Rifkiiii 🐒' nama yang tertera dilayar gawainya.
"Halo, apa? lo pagi-pagi ganggu aja," kesal Affa yang kembali memejamkan matanya
"Tadi gue itu lagi mimpi jalan-jalan di pulau naik perahu pemandangannya bagus banget, Lo malah ganggu padahal dikit lagi gue mau kenalan sama cewek cantik yang ada di sana."
"Mau apa coba?"
"Lo itu ...." cerocos Affa seperti rel kereta tak membiarkan orang yang berada di sebrang telfon berbicara.
"WOI AFFANDRA, LIAT JAM UDAH JAM SETENGAH TUJUH," teriak dari sebrang telepon yang sudah panas kupingnya mendengar ucapan unfaedah seorang Affandra. Jik dibiarkan pasti Affa tak akan berhenti sebelum puas.
"Astaga, monyet gak usah teriak." Kaget Affa dengan mengusap telinga sebelah kirinya yang berdengung.
"Ini. udah. jam. setenagh. tujuh. Affandra," ucap Rifki yang menekankan setiap katanya
"Owh, jam setengah tujuh, emang mau ngapain?" tanya Affa dengan polosnya serta tangan yang menutup mulutnya yang sesekali menguap.
"SEKOLAH AFFA!?" teriak dari sebrang yang sudah kesal dengan otak lemot Affa ketika bangun tidur. Lalu panggilan dimatikan oleh penelpon secara tiba-tiba.
"Iya, sekolah," ujar Affandra pelan yang belum terkoneksi
Bruk
Loncat Affa seketika mengingat hari ini sekolah dan jam yang sudah mepet.
"Mampus gue, bisa-bisa telat," gerutu Affa telah terkumpul nyawanya, lalu lekas menuju kamar mandi. Hanya membasuh muka, gosok gigi dan sedikit membasahi rambutnya.
"Nah, gak mandi aja gue tetep tampan." Sombong Affa yang sudah berpakaian rapi dan berpose ala-ala cool boy di cermin yang jatuhnya imut dan menggemaskan jika dilihat lebih detail.
"Sarapannya nanti aja disekolah," guman Affa melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.40 artinya 20 menit lagi gerbang akan ditutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affandra Elang
Fiksi RemajaAffandra seorang remaja berumur 14 tahun yang hidup sebatang kara. Sejak orang tua angkatnya meninggal 5 tahun yang lalu. Takdir membuatnya harus bersikap dewasa dan memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Inilah kisah Affandra Elang yang penuh denga...