"Atuhlah Kak, kita kesini bukan mau menawarkan jasa tenaga, tapi mau jadi raja!"
Tidak ada yang menggubris Haechan, semua orang disini sibuk, tapi Haechan terus saja merengek. Anggota tubuh Haechan semuanya kerja, tangannya lihai menyiapkan pesanan pelanggan, mulutnya juga ikut bekerja sedari tadi merengek tidak terima karena begitu datang bukannya dilayani layaknya raja karena dia pembeli tapi malah disuruh part time cafe Johnny rame banget.
"Chan, meja 4 ya!" Johnny mengeluarkan patbingsu pesanan pelanggan dari dapur. Wajahnya tersenyum lebar melihat adik laki-lakinya itu bersungut kesal namun tetap melakukan pekerjannya dengan baik.
Johnny paham betul adik-adiknya pasti ingin menghabiskan waktu temu kangen dengannya. Tapi ya mau bagaimana lagi? Johnny janji, setelah ini selesai, dia akan menuruti semua kemauan mereka, makanya Haechan dan kawan-kawan mau bantu walaupun mulutnya ngedumel protes.
"Pancake tiga, roti bakar pisang coklat lava dua, Kak." Renjun datang dari kasir menuju dapur. Ada Johnny dan Ten yang sibuk layaknya orang melakukan atraksi sangking lihainya mereka menyiapkan pesanan yang antri banyak.
Johnny tidak menyangka bahwa hari ini akan ramai pengunjung, padahal cuma launching menu baru pancake sama roti bakar pisang coklat lava. Sederhana pula menunya, di semua cafe rata-rata ada.
"Hiyaahh, akibat kekuatan gue nggak nih?" Jungwoo masuk ke dapur, meletakkan piring gelas kotor ketempatnya.
"Nggak main-main, lo sama Lucas nih." Ten geleng-geleng heran.
Kalau kata mereka, Lucas dan Jungwoo ini buaya darat kelas atas. Semua apa yang mereka omongin pasti pengaruhnya gede ke banyak orang. Entah itu di organisasi, koneksi di bidang apapun, bahkan dikalangan cewek-cewek... pont-nya di paling terakhir sebenarnya. Makanya disebut buaya.
Setahu Johnny, Lucas dan Jungwoo hanya memposting poster menu baru cafe nya. Bahkan kalimat ajakan sekedar 'ayo mampir' pun tidak ada.. tapi efeknya.. wahh! Johnny yang hanya menyiapkan tenaga santai malah jadi kewalahan.
"Salah gue sih, launching menu baru tapi gue juga meliburkan karyawan.. lebih salah lagi nggak ada perhitungan situasi kayak gini bakal terjadi." Johnny mengantar pesanan yang sudah jadi ke depan.
Johnny punya pekerjaan utama di luar kota, sebagai supervisor di sebuah perusahaan distributor kosmetik yang brand nya merakyat alias perusahaan gede pokoknya. Cafe ini hanya untuk sambilan saja. Niat awal mendirikan cafe ini untuk anak-anak yang kuliah ingin part time di hari senggang. Tapi sekarang mereka yang kuliah sudah mulai keteteran karena tugas menumpuk, sebagian besar skripsi, ada juga yang aktif organisasi. Akhirnya Johnny memutuskan untuk merekrut karyawan. Tidak banyak, hanya lima orang.
"Lucas kenapa nggak lo ajak sih, Bang? Tanggung jawab tuh kudunya, kayak gue." Jungwoo mencuci bersih piring,gelas,sendok yang kotor.
"Nanti kesini, baru nganter Bela mandi." Jawab Ten.
"Ngomong-ngomong..." Johnny kembali masuk ke dapur menginterupsi Jungwoo dan Ten.
"Kenapa?" Tanya Jungwoo.
"Adek cewek satu-satunya kesayangan gue mana? Nggak keliatan, padahal pendekar pitu disini semua."
"Enggak, gue nggak lihat Jaemin." Kata Jungwoo setelah beberapa saat mengingat orang-orang yang bantu didepan.
Ten dan Johnny saling tatap alias bertanya-tanya kemana gerangan dua anak itu?
***
Sementara dilain tempat, Jaemin dan Nara asyik berburu es krim di salah satu toko. Tidak berdosa sekali dua anak itu ketika yang lain bersusah payah di cafe malah jajan berdua.