"JUNG JAEHYUN MENDING LO PERGI AJA LAH DARIPADA GANGGU GUE!"
Rumah Nara pagi hari sudah terdengar teriakan maut dari seorang Jung Nara. Ternyata setelah dilihat, Nara tengah berkutat dengan peralatan dapurnya untuk membuat crepe cake sesuai rencananya beberapa hari yang lalu. Namun sepertinya kegiatan masak kali ini tidak dipenuhi dengan ketenangan dan konsentrasi agar hasilnya maksimal, karena Kakak dugongnya alias Jung Jaehyun terus menerus mengganggunya.
Nara sempat menyesal semalaman tidur bareng Jaehyun membuat dirinya secara alami kembali ke hubungan normalnya bersama Jaehyun jika akhirnya dugong menyebalkan itu kembali berulah.
"Ditemani dengan orang tampan berserbuk berlian ini apa enggak bikin rotimu nanti jadi enak, Dek?"
"Nggak ada hubungannya ya dugong!" Nara terus-terusan emosi.
"Allah, cabut saja nyawa Jaehyun karena nggak kepake akalnya!"
"Heh congor lo!" Jaehyun mengacungkan sendok bekas adonan kearah Nara dengan gaya seperti kungfu panda.
"Kak, kayaknya makin hari semakin kesini kalau gue lihat-lihat otak lo gesernya makin kenceng."
"Nggak normal gitu lho!"Nara berkacak pinggang, menatap miris Jaehyun yang masih dengan posisinya ala kungfu panda. Ganteng emang betul Nara nggak munafik, tapi kelakuannya minus.
"Yeh belum tahu aja kalau Kakak lo ini primadona forever diantara cewek-cewek diluar sana, Ra."
"Ya gue nggak peduli, Kak. Pokoknya sekarang pergi aja kalau nyawa lo mau masih utuh." Nara meraih pisau daging yang gedenya nggak main-main milik Buna.
"Huuu," Jaehyun bersorak kembali menggoda Nara dengan cara menendang bokong Nara kemudian diakhiri dengan gerakan Bruce Le yang mengusap hidung.
"BUNA, KAK JAEHYUN BALIKIN KE PERUT AJA LAH, CAPEEEKKKKK!!!!"
***
"Ra, dicariin Renjun itu lho." Buna masuk rumah sehabis dari luar kumpul sama ibu-ibu hits kampung.
"Biar masuk aja lah, Bun." Nara menjawab cuek dengan suara yang tidak jelas karena mulutnya menggigit garpu yang dia gunakan untuk makan kue buatannya dan juga karena perhatiannya terpusat di tv.
Terdengar suara grusak-grusuk disamping Nara dan ternyata Renjun sudah duduk disana.
"Ra,"
"Hmm?"
"Raa.."
"Hmm?"
"Jung Nara jenong!"
Dengan secepat kilat Nara menoleh ketika Renjun memanggilnya jenong. Matanya langsung menatap keatas kearah poninya dan ternyata dia cepit pakai cepit rambut dan terpampang nyata jidat lapangan golfnya kalau kata Jaehyun.
"Malu!" desis Nara pelan tapi masih bisa didengar oleh Renjun dan itu lucu.
"Nggak usah malu elah, los ae."
"Mau ngapain?" Nara menanyakan tujuan Renjun mendatanginya.
"bagi dong, aaakk.." Renjun mangap, minta disuapi kue yang ada dipangkuan Nara.
Nara memasukkan garpu yang habis dari mulutnya ke mulut Renjun tanpa menyendokka kue nya, membuat Renjun merengut kesal.
"Betumbok saja lah kita, Ra." Sungut Renjut tapi Nara malah nyengir lucu sampai pundaknya naik. Gemas rasanya ketika berhasil menjahili Renjun.
Akhirnya dengan berbaik hari Nara menyendokkan kue dan disuapkan kepada Renjun.
"Lah kok enak, perasaan rasa di cafe nya Kak Johnny nggak kayak ini."