Sebuah ruangan gelap namun masih ada penerangan seadanya dari layar benda persegi hitam yang masih menyala entah sejak kapan. Sang pemilik duduk di kursi belajar berhadapan dengan layar laptop dengan mengangkat kedua kakinya bersilang duduk manis. Namun tatapannya sangat kosong pada layar laptop miliknya.
Sedikit tersadar dari pemikiran kosongnya.
"Apa takdir gue harus ngepet?" tanya dirinya sendiri seperti orang bodoh yang tidak tahu arah pulang kerumahnya sendiri.
Namun dengan cepet ia menggelengkan kepalanya. "Dosa ga ya?" monolog dirinya dan menghempaskan tubuhnya di sanggahan kursi berwarna dark grey.
Ia menghembuskan nafas dengan kasar, seperti banyak pikiran.
"Tuhan kalo gue dapet pekerjaan, gue ikhlas dinikahin Taehyung, beneran dah!" monolog dirinya dengan harapan yang sangat tinggi walaupun tahu dirinya itu tidak mungkin. "Rela banget gue Tuhan" lirihnya yang tengah memandang langit-langit plafon yang berwarna baby blue.
"Kalo gue gak takut dosa, udah gue santet lo tuan anjing Vivi, tapi emang bisa apa sampe ke Seoul?" tanya dirinya sendiri seraya tengah berpikir.
Masih dengan posisi seperti tadi, dirinya menarik benda pipih berbentuk persegi panjang berwarna putih di dekat meja belajar milik-nya.
Ibu jari kanannya menekan dengan perlahan tombol power pada benda yang ada di genggamannya.
Ketika layar ponselnya menyala, langsung saja kedua bola mata hazel miliknya hampir keluar dari tempatnya.
"Anjing!" Spontan umpatan kasar keluar begitu saja dengan nada yang sedikit meninggi karna betul-betul sangat kaget.
"Perasaan tadi baru jam 11 deh, masa udah jam 3 subuh sih" tanya dirinya sendiri yang sedikit kebingungan tengah menatap cengo layar ponsel miliknya.
Mengotak-atik handphone yang mulai susah dimatikan.
"Hape jelek sialan! kapan gue ganti hapeee" rengek dirinya sendiri karna benda pipih itu tidak mau bekerja sama dengan sang pemiliknya.
"BODO AMAT BABI HAPE BURIK KENTANG BANYAK TINGKAH LO!" cerocos kekesalan dirinya pada sang ponsel tersebut dan langsung berdiri dari kursi yang entah sudah berapa lama ia singgahi.
Wanita dengan rambut di cepol asal-asalan dengan setelan baju tidur piyama berwarna cokelat muda, lengan baju dan celananya pendek di atas dengkul putih mulus.
Melangkahkan kedua kakinya di belakang pintu kamar berwarna cokelat yang tertutup dan mengambil tas hitam kecil bulat tanpa pola apapun, merogoh tas kecil itu dan mengambil uang ribuan yang sangat kusut berwarna cokelat dua lembar.
"Sepuluh ribu cukup kali ye?" Monolog dirinya dan langsung membuka handle pintu besi dan keluar dari kos-kosan.
Wanita muda itu berjalan seraya menghirup udara malam yang sangat sejuk.
"Ah gila! seger anjeng!"
Seperti lari-lari kecil ia melihat sebuah kaleng minum bekas yang tergeletak di jalan raya, menendang dengan kaki kanan dan sebaliknya dengan perlahan-lahan. Raut wajahnya pun tidak semurung tadi di kamar.
Tin
Tin
Tin
Klakson motor itu mengagetkan wanita muda tersebut seraya tidak sadar kaki kirinya menendang kuat botol kaleng tadi.
"WOI SETAN ANJENG MATI LO BANGSAT BABI SIALAN BISA BAWA MOTOR GA SI DAJJAL LO! GUE SUMPAHIN MATI LO SETAN!" sumpah serapah dirinya yang sangat cepat dan menggelegar bagai toa masjid, pembawa sepeda motor itu pergi tanpa menghiraukan wanita yang tengah mengamuk bagai Lucifer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire Man Secret (on going)
RandomRenata Blair, wanita berparas cantik yang sangat tergila-gila dengan pria tampan yang berasal dari negara asing, namun wanita ini tidak menyukai pria yang berasal dari negara tempat ia dilahirkan. Sambil mencari pekerjaan karena dirinya penganggura...