-Hari Bahagia

16 3 7
                                    


Assalamualaikum, semoga masih pada bacaa walaupun sedikit ya hehe.
Ada yang kangen Icaa dan Arsya nggak? Bismillah, selamat membacaa.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya, Syikaila Arandita Hussein binti Arsen Hussein dengan mas kawin berupa 10 gram emas dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"

"Alhamdulillah para saksi? Sah?!" Tanya penghulu dan kemudian serentak semua saksi berkata.

"Sah!"

Mata Icaa tak berkedip kala mendengar detik ini ia bukan lagi seorang putri bagi abinya, namun juga seorang istri.

Dan ia sekarang adalah Syikaila Arandita Hussein Alatas.

Tak pernah terpikir dibenaknya bahwa ia akan menikah secepat ini, terlebih dengan orang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya.

Tak lama ketukan pintu kamarnya menghancurkan lamunan icaa, kemudian muncul ummah beserta sosok laki-laki yang kini telah menyandang status sebagai suaminya.

Arsya tersenyum tipis nampak terpesona dengan penampilan Icaa hari ini.

Ummah Icaa kemudian menutup pintu kala Arsya sudah masuk dalam kamar putrinya.

"Assalamualaikum zaujati." Suara serak nan berat itu menyapa halus di telinga icaa.

Icaa terdiam kemudian menggapai tangan sang suami dan mengecupnya pelan.

"Wa'alaikumsalam." Balas Icaa.

Sebelum tangannya terlepas, Arsya mendekat dan mencium kening Icaa seraya mengucapkan do'a di ubun-ubun istrinya.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih" bisiknys pelan.

Icaa menutup matanya seraya mengamini doa suaminya.

"Terimakasih telah mau menjadi istri dan kelak ibu untuk anak-anak ku." Ujar arsya tulus.

"Kembali kasih kak Arsya, tuntun Icaa menuju ke Jannah-Nya."

"Kita kejar ridho dan Jannah-Nya bersama-sama." Ujar arsya mengelus kepala Icaa.

***

Setelah sebagian besar tamu mulai pulang, Arsya memutuskan mengajak istrinya yang nampak kelelahan untuk istirahat.

"Capek ya?" Tanya Arsya mengusap pelipis Icaa.

Icaa mengangguk dan tersenyum tipis kepada suaminya.

"Kita istirahat sekarang." Putus Arsya menggandeng tangan istrinya.

"Abi, ummah, Arsya sama Icaa pamit ke atas istirahat dulu." Pamit Arsya kepada mertuanya.

"Iya, nanti makan malam turun ya nak." Pesan ummah nya.

Keduanya mengangguk dan berjalan beriringan menuju kamar Icaa yang terletak di lantai atas.

Setelah sampai di kamarnya Icaa membalikkan badannya menatap suaminya yang nampak melihat-lihat kamar icaa.

Meski keduanya dekat layaknya saudara, namun Arsya tak pernah sekalipun memasuki kamar icaa, ia menghormati privasi icaa.

"Kak Arsya mandi duluan atau Icaa?" Tanya nya menatap sang suami.

Arsya mendekati sang istri dan mengusap kepala Icaa pelan.

"Kamu saja duluan, kelihatannya capek." Ujarnya tersenyum.

Icaa mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi meninggalkan suaminya yang nampak sibuk memperhatikan susunan foto polaroid di hiasan kamar icaa.

Nampak ada foto Icaa saat masih kecil bersama Arga, ada juga foto keluarga besarnya, ada foto dirinya saat pertama masuk SMP dan satu foto lagi yang berhasil menarik perhatian Arsya.

Foto Icaa yang nampak tersenyum pada kamera dan seraya menggandeng tangan orang yang memotretnya.

Namun tangan itu adalah tangan seorang laki-laki, Arsya menggeleng cepat menepis perasaan buruknya, mungkin saja itu Arga.

***

Setelah tiga puluh menit membersihkan diri, Icaa keluar dari balik pintu kamar mandi memakai piyama panjang nya dan pasmina cerah.

Ia mendekati sang suami yang nampak tertidur karna mungkin sangat lelah.

"Kak Arsya, bangun dulu mandi ya." Ujarnya menepuk pelan pipi suaminya.

"Saya tidak tidur sayang." Balas Arsya terkekeh dan membangunkan tubuhnya untuk duduk menatap istrinya yang nampak malu.

"Saya mandi dulu ya, tolong siapkan baju saya." Ujarnya diangguki pelan oleh Icaa.

Arsya berjalan menuju kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya yang nampak lengket.

***

Arsya keluar dari kamar mandi melihat sang istri yang nampak fokus membaca novel religi berjudul 'tulisan tinta untuk imamku'

Ia mendekati Icaa, saat Icaa sadar ia segera menutup novelnya dan tersenyum kikuk pada Arsya.

"Sudah solat magrib belum?" Tanya Arsya.

"Nunggu kak Arsya hehe, sekarang aja yuk?" Ajaknya bersemangat.

Arsya tersenyum dan menggandeng istrinya untuk berwudhu bersama.

"Meski perasaan itu belum ada, namun aku akan mengusahakannya."

***

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semua :)

Alhamdulillah kembali lagi setelah sekian lama, semoga masih tetep ada yang baca hehe.

Maaf ya jarang post karna author di pesantren, tapi bakal tetep aku usahain kok tenang aja.

Dan buat kalian kalau mau kepo Instagram Roleplayer ada di :

@syikailaicaa_
@arsyaalatas

Jangan lupa follow, insyaallah di follback kok, karna disana bakal ada ke uwuan pasangan ini wkwk

Dan untuk visual mereka, silahkan di cek yaa di Ig nyaa. Makasii

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu.

- Sinta Syafiira

Untuk Arsya Suamiku ||  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang