-Fitting Baju Pengantin

14 3 0
                                    

Assalamualaikum, Alhamdulillah bisa update lagi walau pun telat, wkwk

Mohon maklumi yaa guys, karna banyak tugas dan juga sekolah mulai tatap muka.

Semoga tetap suka dan semangat puasanya yaa!

Dan, selamat membaca...

***

Setelah keputusan yang diambil icaa Minggu lalu, telah ditetapkan tanggal pernikahannya dan Arsya yaitu Minggu depan.

Dan karna keluarga Arga dan arina yang tak ingin dilangkahi dan menjadi kan pernikahan mereka bareng, maka Arga dan arina hanya tinggal dua hari lagi, sedangkan Ica dan Arsya Minggu depan.

Hari ini Ica menemani ummah dan ummi Arsya untuk memilih baju pengantin yang akan dipakainya nanti.

Arga dan Arina sudah lebih dulu mempersiapkan pernikahan mereka, jadi hanya tinggal icaa dan Arsya yang belum.

"Gimana kalau ini aja?" Tanya ummi Arsya menatap calon besan dan menantunya.

Icaa tersenyum dan menjawab dengan lembut.

"Icaa nurut ummah sama ummi aja." Putus icaa diangguki oleh calon mertuanya.

"Rifa gimana?" Tanya Ummi Arsya kepada calon besannya.

"Boleh, sepertinya cocok untuk Icaa." Ujar ummah nya seraya menatap kebaya pengantin yang ditunjuk ummi Arsya.

Warna putih kalem, tak banyak hiasan sehingga terlihat sederhana namun tetap elegan dan indah dipandang.

"Icaa gimana nak?" Tanya ummah Rifa.

Ica mengangguk, ia menyukai model kebaya yang sederhana namun elegan seperti ini.

DRTT DRTTT

Ponsel icaa berdering dan terlihat siapa yang menelponnya, ia terkejut karena ternyata Arsya yang menelfon nya.

Kak Arsya is calling...

Semenjak ditetapkan tanggal pernikahannya, icaa Menganti nama kontak Arsya yang dianggapnya tak sopan untuk calon suaminya.

"Assalamualaikum kak."

"Wa'alaikumsalam, gimana ca fitting baju nya? Maaf saya tidak bisa ikut." Tanya Arsya.

"Sudah ada yang cocok kak, ini icaa lagi dikasir sama ummi dan ummah."

"Sampaikan maaf saya untuk ummah kamu, hari ini saya sangat sibuk karna sebentar lagi akan mengambil cuti."

"Memang kak Arsya mau kemana?"

Tanya icaa tak paham, Arsya bukan tipe orang yang gampang cuti seenaknya meski ia atasan.

"Minggu depan kita akan menikah, jadi tidak mungkin saya bekerja kan?"

Pipi icaa bersemu mendapati jawaban Arsya yang logis namun terdengar romantis.

"Oh iya icaa lupa, hehe."

"Yasudah, saya lanjut kerja dulu, nanti setelah selesai insyaallah kita jadi jalan-jalan sama kyla."

Arsya pun bukan tipe orang yang ingkar janji, baginya sekali janji ia menganggap itu adalah hutang.

"Memang kak Arsya tidak sibuk? Nanti biar icaa bujuk kyla aja." Ujar Ica tak enak hati.

"Nggak usah, saya tidak mau kyla kecewa, insyaallah saya bisa sore ini."

"Oke, kira-kira jam berapa? Biar nanti Ica sama kyla siap-siap."

Untuk Arsya Suamiku ||  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang