kamarnya gelap karena lampu yang telah dimatikan, dan tinggallah sebuah penerangan rembulan. sosok pria yang tengah tidur dengan selimut seleher dan infus yang menyalur dari sebuah kantung yang dikaitkan pada sebuah tiang.
nafasnya terdengar teratur, juga bulir-bulir keringat yang keluar dan perlahan jatuh melalui pelipisnya. kesehatannya menurun, mengharuskannya untuk mendapat lebih banyak istirahat dirumah.
diluar balkonnya terlihat sebuah siluet seseorang yang baru saja mendaratkan kakinya diatas bulu-bulu lembut karpet dengan atap berkanopi biru itu.
sosok itu pria; rambutnya kecoklatan, kulitnya putih bersih, dan tubuhnya yang mungil.
kakinya berjalan diatas kamar haechan dengan pelan, tak berusaha membuat pergerakan yang berarti.
ia membuka pintu balkon yang tak pernah terkunci. berjalan mendekati ranjang haechan dan berlutut. mengarahkan telapak tangannya untuk menghapus keringat yang menetes dari pelipis haechan.
kenapa kau harus menderita penyakit ini?
-
haechan terbangun dengan rasa pening yang menembak kepalanya. matanya menutup erat dengan tangan yang meremas seprai kasurnya.
perlahan, ia menyingkap selimut tebalnya dan berjalan kearah balkon. membuka korden dan pintu balkonnya. matanya menemuka sesuatu yang mengganjal dan setelahnya ia tersenyum.
siapapun itu, ia datang ke kamarku kemarin.
-
ibunya terlihat masih berkutat dengan bumbu dapur, haechan berjalan menuruni satu persatu anak tangga dengan satu tangan yang membawa tiang penyangga.
ia duduk dikursi makan dan tersenyum pada ibunya. ibunya berbalik, berjalan kearahnya membawa sebuah telfon yang berisikan roti panggang dan telur mata sapi.
"ayo sarapan." ujar ibunya.
ia tersenyum kecil pada ibunya dan berkata, "ia datang lagi kemarin." ibunya hanya menanggapi dengan segaris senyuman.
"mungkin hanya khayalanmu sayang. atau bulu itu jatuh ketika mereka terbang." ujar ibunya berusaha mematahkan harapan haechan.
kejadian ini sudah berlangsung sejak tiga hari yang lalu. hari pertama, ia menemukan sehelai bulu-yang sepertinya bulu angsa-diatas karpet balkonnya. dan ia merasa pening yang melanda sedikit hilang.
hari kedua, ia memang tak yakin dengan apa yang dilihatnya. namun, saat kepalanya terasa sakit dan serasa akan segera membunuhnya, ia melihat sesosok pria yang tersenyum kearahnya. tubuhnya dibalut pakaian serba putih dengan bertelanjang kaki. tiga detik kemudian ia jatuh pingsan.
"ibu mengertilah." ujar haechan merajuk.
-
haechan berdiri di balkon kamarnya. kakinya menginjak bulu-bulu lembut karpet dan tangannya memegang pagar besu berwarna perak. memandangi halaman belakang rumahnya yang didominasi pohon pinus yang tinggi menjulang dan juga terlihat sepetak taman bunga. matanya memincing saat melihat sosok pria yang tak asing dimatanya tengah bermain ayunan disudut taman. hatinya menghangat kala melihat pria itu tersenyum dan bermain dengan kupu-kupu yang mengelilinginya.
dan sejak saat itu, haechan tahu satu hal yang baru ia kenal. cinta.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐨𝐫𝐩𝐡𝐢𝐜 | RENHYUCK
Cerita Pendekaku dan dia datang dari arah yang berbeda. lalu tak sengaja bertabrakan, seperti dua bintang yang ditakdirkan. dan sejak itu, aku tau bagaimana rasanya menjadi abadi.