Selamat membaca
Tidak ada salahnya untuk meninggalkan vote. Terimakasih ^~^
Maaf jika ditemukan beberapa typo, saya hanya manusia. Tempatnya salah hehe :D
{My Choose}
Kacamata yang merosot itu dinaikkan hingga ke posisi pangkal hidung yang tepat setelah menghela nafas akibat mendengarkan penjelasan Erwin empat puluh lima menit yang lalu. Si tokoh utama yang diceritakan Erwin yakni (name) hanya terdiam di atas sofa milik Erwin, tertidur dengan posisi membelakangi mereka. Kemudian ia menatap Levi, si tokoh pria yang menjadi akar masalah hari ini.
Wanita ilmuan itu masih tidak mempercayai jika rekan cebol nya itu adalah seorang ayah.
"Kau gila Levi." Hanji berkomentar memecahkan keheningan.
"Aku gila karena nya." Levi menjawab dengan tenang namun tak menyanggah pernyataan Hanji tentang gila nya itu.
"Mengapa kau tidak memberitahu kami ketika (name) kami bawa kembali?"
"Karena (name) juga tidak menceritakan nya."
Hening kembali menyapa setelah suara Levi menggema. Ketiga orang dewasa itu kalut dengan pemikiran masing-masing terlihat dari Erwin yang memejamkan mata dengan memijat pangkalan hidung nya, Hanji yang menatap lekat ujung sepatunya sendiri serta yang sedang dijadikan topik pembicaraan, Levi. pria kecil itu menghela nafas nya kasar kemudian berdiri, melagkah ke arah jendela ruang kerja Erwin. Obsidian menatap pemandangan di luar dengan tatapan datar.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tiba-tiba Erwin memecahkan keheningan, mengajak Hanji untuk menatap punggung sang kapten.
"Jika ku katakan jawaban nya apa kalian akan memihak ku?" Levi bertanya tanpa menoleh.
"Tergantung dari jawaban mu tentu saja."
Setelah mendengar jawaban Erwin pria itu lantas menoleh menatap kedua rekan perjuangan nya.
"Mengatakan pada tuan Rall untuk membatalkan pertunangan ini."
Detik jam mengisi keheningan. kedua nya tak bersuara untuk beberapa menit. Levi dapat melihat raut terkejut di sana dan ia sudah menduga hal ini akan ia dapatkan. Tentu saja mereka terkejut mendengar jawaban seperti itu. Di otak sang komandan saat ini pasti sedang memikirkan bagaimana nasib para prajurit ke depan nya jika Levi benar-benar membatalkan pertunangan akan tetapi kedua rekan itu juga memikirkan perasaan Levi karena terlihat terpaksa untuk menerima pertunangan dari putri Rall.
"Bukankah kau yang ingin menerima snediri lamaran i-"
"Kau menerima karena melihat kondisi prajurit saat ini bukan? kondisi menyakitkan yang tersaji di depan mata membuat mu terdorong untuk membantu?" Erwin memotong ucapan Hanji.
Obsidian abu melirik kearah wanita yang sedari tadi hanya terdiam mendengarkan, perlahan ia berjalan mendekat lalu duduk di sebelah nya.
"Kira-kira begitulah."
"Kalau alasan nya adalah aku, ku harap kau tidak membatalkan nya." Wanita itu akhirnya membuka suara, menarik semua eksistensi berpusat ke arah nya.
"Aku tidak melakukan ini karena perasaan bersalah ku pada mu tapi karena kesadaran diri ku sendiri." Levi meanatap (name) lekat
"... Jangan menyesal setelah kau megambil keputusan ini," jawab (name) dengan suara pelan.
"Menyesal atau tidak nantinya tidak akan kau tanggung. pukul lah aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
You. What Your Name? ||Levi X Reader [END] ✓
RomanceIngin menyerah namun masih memendam rasa. Dirinya tak akan pernah menyadari seberapa besar rasa cintanya ini. Disudutkan oleh berbagai pilihan membuat batin nya menjerit. Dari aku yang menyukai kekasih mu