4

1.8K 293 24
                                    

Selamat membaca

Tidak ada salahnya untuk menekan tanda bintang dibagian bawah pojok kiri. Terimakasih 😁



Fajar semakin menjulang tinggi, menarik perhatian hewan non-nokturnal untuk memulai aktivitas nya. Burung-burung mulai keluar dari saranf, terbang menuju arah lain yang jauh demi mengisi perut yang lapar atau sekedar mencari sisa makanan untuk anak-anak mereka yang belum bisa terbang.

Begitupula dengan pria ber-undecute ini. Desisan kecil terdengar setelah kedua kelopak iris abunya terbuka. Tertidur diatas kursi selama dua jam membuat tubuhnya sakit, kepalanya sakit. Tentu saja, jam tidur tidak sehat seperti itu hanya akan membuat setiap kepala diserang rasa sakit tak tertahankan. Namun, ini adalah Levi. Seorang pria yang telah mendapat julukan pengidap insomnia paling kuat didalam pasukan ini.

Ia berusaha berdiri dengan bertahan pada meja kerja. Tangan nya yang lain memijat pangkal hidung demi mengurangi rasa sakit disekitaran mata.

Sungguh kejam komandan nya kali ini. Selepas menghabiskan satu teko teh hitam ia dipaksa mengerjakan tumpukan kertas sialan itu yang alibinya akan digunakan untuk menjalankan rencana Erwin berikutnya.

Helaan nafas pelan terdengar memenuhi ruangan sepi. Ia membereskan sejenak meja kerja yang berantakan sebelum pergi membilas diri.

Ah...tangan nya tiba-tiba berhenti bergerak ketika memori semalam kembali teringat. Bagaimana ia bertemu dengan wanita itu, kekasih pertamanya, bagian berharga dalam hidupnya. Namun, ketika wanita itu menatap nya dengan tajam dan dingin kembali membuatnya tidak percaya diri.

"Bukan berarti aku ingin meninggalkan mu begitu saja." monolog Levi dengan memijat pangkal hidung.

Di dalam sana tersisa dirinya yang penuh dengan gejolak perasaan aneh. "Sialan!"

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Pelukan hangat mendekap tubuh kecilnya. Senyum manis terpantri di kedua wajah yang berbeda usia. Wanita yang lebih tua mengusap punggung lawan bicaranya nya itu dengan lembut, penuh rindu.

"Kami merindukan mu, (Name)" ucapnya ramah.

"Saya juga merindukan kalian semua. Maaf membuat kalian khawatir selama ini."

Peluka terlepas namun senyum manis masih terukir dikedua wajah mereka. Wanita paruh baya itu kembali memeluknya singkat.

"Apa yang terjadi selama kau diculik?"

"Tidak semua kejadian itu dibilang buruk." balas (name)

"Kenapa bisa begitu?" wanita paruh baya memberi perintah kepada salah satu bawahan nya dengan menggerakan jari telunjuk.

"Ada yang menyelamatkan ku dari penculikan itu."

"Benarkah?..." tak beberapa lama kemudian salah satu bawahan nya itu kembali dengan sebuah nampan berisikan teko dan dua cangkir kecil.

"....Ceritakan lebih banyak pada ku." ia memberikan gelas yang telah berisi pada (name).

"Terimakasih, suster Gritha. Ceritanya tidak terlalu baik untuk diingat kembali." ia menerima pemberian wanita paruh baya.

Kening suster Gritha menambahkan kerutan nya. Ekspresi ramah berubah menjadi bingung.

"Apa yang terjadi?"

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

4 year's a go

"Kenapa menyelamatkan ku?" tanya gadis itu penuh tanda tanya.

You. What Your Name? ||Levi X Reader [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang