Maaf karena slow update ya hehe.
Selamat membaca!
°
°
°Sebenarnya bukan cuaca yang membuat tubuh nya merasa tidak enak atau jadwal makan yang tidak teratur, melainkan kedatangan seseorang yang sebenarnya ia nantikan sedari tadi namun ketika sosok itu telah datang semua rasa tegang karena menunggu nya hilang seketika. Sebaliknya, ia berharap tidak melihat Levi saat ini.
Iris kelabu menatap nya datar akan tetapi ia merasakan hal lain saat balas menatap nya. Dari ambang pintu kamar ia berjalan masuk, mendekat ke tempat nya terbaring saat ini.
"(Name) kau baik baik saja?"
"Kenapa baru datang?" Ia bukan menjawab pertanyaan Levi melainkan memberikan nya pertanyaan kembali.
"Maaf... Ada hal yang harus ku urus." Pria itu duduk di tepi tilam nya, menatap dengan perasaan bersalah.
"Lupakan saja, nasib baik Hanji dan komandan datang lebih dulu. Bagaimana kabar kalian? Pemerintah masih membenci?"
Hange salah tingkah ketika (name) justru melempar tatap padanya, awalnya ia terdiam sejenak di detik kemudian ia mengerti maksud (name). Ia secara refleks menyikut perut Erwin untuk mengajak nya ikut ke dalam topik pembicaraan.
(Name) tidak ingin membuka pembicaraan dengan Levi, itu yang Hange tangkap. Sejujurnya ia lebih iba terhadap Levi yang diabaikan begitu saja oleh (name), wanita itu seolah sangat enggan menatap nya. Ia tidak tahu bagaimana perasaan Levi saat ini.
"Begitulah. Terdapat banyak isu buruk tentang survey corps namun kami masih bisa mengatasinya." Erwin kali ini ikut menjawab.
Mungkin komandan satu itu sudah tidak tahan melihat kecanggungan yang terjadi. Ia mencolek siku Hange dan memberikan kode untuk meninggalkan(name) dan Levi berbicara.
"Ekhm...(name) aku lapar apa kau masak? Tidak sopan memang, haha. Tapi aku lapar."
Senyum manis terukir di wajah mantan kekasih Levi itu.
"Ada, bibi tadi sudah memasak. Ada kari dan salad di dapur. Hanya itu yang kami punya."
"Tidak masalah... Ada makanan saja lebih dari cukup. Ayo Erwin, kau yabg mengajak ku untuk makan kan?"
Melihat dari ekspresi Erwin, pria itu seolah berkata 'kenapa jadi aku yang kau tumbalkan?' hanya untuk sekedar pergi. Padahal bawahan nya itu bisa saja meminta izin yang lebih logis pada (name)
"Y-ya... Begitulah." Jawab Erwin seraya mengelus leher belakang.
"Kalau begitu ayo!"
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Levi tahu rencana Hange dan Erwin pergi untuk makan yang sebenarnya. Pria itu tahu dengan jelas apa yang mereka inginkan darinya namun, ia belum siap juga mendengarkan atau menerima pernyataan buruk (name) padanya. Ia tidak masalah jika wanita itu ingin mencaci nya, memukulnya atau meluapkan emosi namun tidak dengan menangis. Levi tidak akan bisa menatap wanita itu jika menangis karena kesalahan nya.
Ia lebih suka dihina daripada membuat seseorang menangis.
"Bagaimana kabar mu?"
(Name) membuka pembicaraan untuk pertama kali. Wanita itu juga kini menatap nya.
"Seperti yang kau lihat, aku baik."
Anggukan diberikan sebagai respon positif. Membuat poni rambut (name) bergerak lucu.
"Bagaimana dengan dia?"
"Siapa yang kau maksud? Petra?"
"Ia dia. Kau tahu sendiri alasan ku keluar selain dari keinginan sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
You. What Your Name? ||Levi X Reader [END] ✓
RomanceIngin menyerah namun masih memendam rasa. Dirinya tak akan pernah menyadari seberapa besar rasa cintanya ini. Disudutkan oleh berbagai pilihan membuat batin nya menjerit. Dari aku yang menyukai kekasih mu