10 tahun lalu
Seorang anak kecil tengah bermain di taman bermain dekat panti yang dia tinggali, banyak anak-anak seumurannya yang juga ikut bermain bersama.
Dia Ava anak kecil berumur sekitar 6 tahun yang masih kecil saja sudah menjadi incaran " banyak orang, banyak yang mau mengadopsi nya sebagai anak setelah mereka tahu bahwa dia anak dari panti asuhan kasih ibu yang berada di kota Bandung.
Tetapi Bunda Ratih tidak pernah memberi izin mereka yang meminta mengadopsi nya, karena Bunda Ratih sangat menyayangi Ava.
"Ava, Ava mau gak jadi anak tante?", tanya seorang wanita yang belum terlalu tua yang mungkin masih berumur 30 tahun itu.
"Ava gak mau tante", tolak Ava.
"Tante bisa beliin Ava mainan banyak loh", tawar wanita itu lagi.
"Ih Ava gak mau tante, Ava gak mau pergi ninggalin Bunda", jelas Ava.
Wanita itu mendesah kecewa dan pergi dari situ, setelahnya banyak pria dengan memakai jas menghampiri Ava.
"Permisi dek, om mau tanya boleh?", jawab seorang pria berumur sekitar 50 tahunan, yang penampilan nya sangat berwibawa, bisa di bilang dia tuan dan pria yang mengikuti nya tak lain adalah bodyguard ny.
"Boleh dong om, om mau tanya apa?", ujar Ava dengan ramahnya.
Pria itu tersenyum, "kamu kenal dengan Ratih?".
Ava berfikir, "Ratih? Itu kan nama Bunda Ava om, om kenal dengan Bunda Ava?". Tanya Ava bingung.
Pria itu mengrenyit, "Bunda kamu?", ujar pria itu, apakah Ratih itu yang ku cari? Tapi dia tidak mempunyai seorang anak, batin pria itu.
"Iya om, nama Bunda Ava Bunda Ratih, itu dia Bunda Ratih", tunjuk Ava ketika melihat sang Bunda menghampirinya dengan tergesa-gesa.
Deg, Ratih berhenti dari jalan nya, dia terdiam memperhatikan banyak pria yang berada di depannya, yang berada di dekat Ava sang anak.
"Ava sini sayang", panggil Bunda dengan suara emm seperti ketakutan.
Ava berlari menghampiri sang Bunda. "Bunda om itu tadi nanyain Bunda", jelas sang Ava sambil menunjuk pria yang sekarang tengah menatap lekat pada Ava dan Ratih.
"Ratih", panggil pria itu dengan suara emm seperti ingin menangis. "Ratih apakah dia anak ku?, katakan Ratih", tegas pria itu dengan nada bergetar.
Ratih menggeleng, dia sudah tidak bisa menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya. Ava bingung melihat orang-orang dewasa yang ada di dekatnya.
"Bunda ada apa? Kenapa Bunda menangis?", tanya Ava kebingungan.
"Ava ayo kita pulang, Ava bisa pulang duluan?"
Ava menganggul, "bisa Bunda", Ava pun pergi dari sana menuju ke dalam panti.
"Ratih dia anak ku? Dia Pratama sanjaya ku Ratih", ujar pria itu lagi.
"Gak bukan, dia anak ku", tegas Ratih.
"Sejak kapan kau mempunyai anak hm?" Bls Galih sambil menyringai. Ya pria itu bernama Galih.
Deg, skak, Ratih terdiam, dia harus segera pergi dari sini, dia tidak akan membiarkan Galih mengambil Ava tidak akan pernah, fikir Ratih.
Ratih pun segera lari, mereka mengejar Ratih, dan berhenti ketika Ratih berteriak minta tolong, hingga warga di sekitar datang dan mengusir mereka.
"Aku tidak akan membiarkan siapa pun mengambil Ava dari ku, ya Ava anak ku hanya anak ku", batin Ratih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rava
Teen FictionAku gk pnde buat deskripsi Langsung baca j yuk Kalau klian suka jngn lupa tinggalin jejk ny ✨ Yuk baca cerita aku ini di jamin aksjsjsjsjjs Jangan lupa vote+komen ya gaess livyuuu❤️ No plagiat🤚