6. KEANEHAN

10 4 2
                                    

Hey yooo jumpa lagi sama akuu xixixixii
       Enjoy to the Reading:)
Jangan lupa vote + komen nya ya

Banyak banget ya sekarang beredar di perwepetan tentang plagiat,bnyk bgt yg plagiatin cerita orang, sumpah aku takut banget sih ada yg plagiatin cerita aku, walau pun aku msh pemula, readers juga msh dikit, tpi ya namanya karya di jiplak psti takut, kesel, trus jdi down kan ya.

Apa lagi terkadang malah plagiat ny yg readers ny banyak, vote ny jg banyak gitu
Ydh deh intinya ini tuh pure asli bnr " dri karangan aku, smoga aja plagiat jauh" ya Amin.

Udh deh HAPPY READING✨

Rava memasuki rumah nya yang tampak begitu sepi, maklum sih mereka kan tinggal hanya berdua di rumah ini.

"Assalamualaikum Bunda", salam Rava.

"Wa'alaikumsalam, eh tumben cepet sampe", balas Bunda Ratih.

"Tadi Ava di antar temen Bunda".

"Loh jadi mana temen nya, kok gak di bawa masuk". Tanya Bunda.

"Mereka tadi cuma nganter Ava karena sekalian lewat kok  Bund, lagian tadi Ava udah tawarin kata nya mereka ada urusan". Jelas Rava.

"Oh yaudah, sana kamu ganti baju, bersih* terus makan siang ya".

"Siap Bunda". Rava pun pergi menuju kamar nya, untuk bersih*.

---------------

Disisi lain, Willi dan saudara " nya tengah sibuk mencari informasi tentang keberadaan adik Willi yang sudah lama menghilang.

"Lu cari informasi yang jelas dong ah elah". Ujar Raka

"Ini udah jelas goblok". Sahut Ari

"Ya terus kalau jelas mana, itu buktinya kosong". Gerutu Raka

"Yaelah Rak, lu kayak anak perawan kebelit kawin tau gak", sahut Bayu.

"Kawin- kawin, nikah goblok". Balas Raka.

"Wah wah gak sopan sama yang lebih tua".

"Wah bang hajar aja bang hajar". Kompor Ari.

"Berisik", satu kata yang keluar dari mulut Willi langsung menghentikan perdebatan mereka.

"Aelah babang Willi gitu amat dah".  Willi tak menanggapi ucapan Raka, seperti biasa dia hanya akan berbicara kalau ada yang perlu di bicarakan, sama kayak crush kalau gk di bicarakan tpi cuman di ksh kode mana paham jiakhhh (di apasih garing), oke balik ke topik.

"Beneran ini tempatnya", tanya Willi

"Setau gue bener, krna persis apa yang di bilang sma kakek", jawab Farhan

"Tapi tempatnya kok sepi".

"Coba aja cek ke sana". Ujar Bayu

"Raka, Ari, lo berdua cek kesana". Ujar Willi

"Kenapa gak sekalian aja sih", ujar Raka.

"Gak bisa, kalau kita rame-rame entar curiga.

"Oke-oke".

----------

Tok tok tok

"Permisi, assalamualaikum". Ucap Raka.

"Wa'alaikumsalam", terdengar jawaban dari dalam bangunan itu.

Ceklek, pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang berumur sekira 45 tahunan.

"Ada yang bisa saya bantu mas?", tanya Ibu itu ketika melihat di depan nya ada dua anak laki-laki muda berpakaian sekolah.

"Eumm anu Bu apa kah kita bisa bicara sebentar". Tanya Ari.

"Oh bisa-bisa, ayo silahkan masuk duduk dlu", balas Ibu itu

"Jadi ada maksud apa ya dari kedatangan kalian?" Tanya Ibu itu sedikit mengkerut kan kening nya.

"Jadi kedatangan kami berdua di sini, ingin menanyakan sesuatu kepada Ibu". Jelas Raka, yang melihat kebingungan dari Ibu itu.

"Sebelum nya kami bicara dengan Ibu siapa?", tanya Raka. Anjir gaya gue keren bangt gilakk, batin Raka

"Oh perkenalkan nama saya inem". Kenal sang Ibu. Raka dan Ari pun mengangguk.

"Eumm jadi kami disini ingin bertanya kepada Ibu, apakah Ibu mengenal Ibu Ratih?, tanya Ari

"Oh kenal, Ibu Ratih yang mempunyai Panti ini mas". Jelas Bu Inem.

"Kalau saya boleh tau Ibu Ratih nya ada?", tanya Raka.

"Ibu Ratih udah lama gak tinggal di sini mas, Dia pindah ke Jakarta bersama anak nya". Jelas Bu Inem.

"Jakarta?".

"Iya mas, dan Panti ini di titipkan ke kami yang mengurus Panti ini dari lama". Ujar Bu Inem

"Apakah disini ada yang bernama Putra pratama sanjaya?", Tanya Ari.

"Tidak ada mas". Mereka mengangguk, "emm kalau begitu kami mau izin pamit Bu", ucap Ari seraya berdiri dari duduknya.

"Terimakasih Bu, kami pamit".

"Assalamualaikum", pamit mereka.

"Iya mas sama-sama, Wa'alaikumsalam. Balas Bu Inem.

-------------

"Gimana?", Tanya Farhan. Sesampainya Raka dan Ari di tempat awal mereka berkumpul, mereka langsung di suguhkan oleh pertanyaan yang banyak.

"Dapet informasi apa?", tanya Bayu

"Ketemu gak?".

"Sabar aelah". Balas Raka.

"Gimana Ri". Tanya Willi.

Ari menggeleng, " dia gak ada di sini, dia di jakarta". Ujar Ari

RavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang