#Bab 3. Luka dan Duka yang berhembus

41 12 0
                                    

Hari libur yang dulu Bayu habiskan untuk beristirahat kini hari yang sangat ia benci. Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah laki-laki itu terduduk di teras rumah setengah melamun. Rasanya sebuh ingin menangis saat mengingat hari ini adalah hari resepsi pernikahan Kinanti dan kemaren gadis yang sangat ia cintai itu sudah sah menjadi milik orang lain. Bayu rasakan ponselnya yang bergetar membuat lamunannya teralihkan. Ternyata itu sebuah panggil telepon dari Mas Darren seniornya.

"Hallo Mas?"

"Hallo Bay, sibuk gak?"

"Kenapa ya Mas?" Tanya Bayu sopan.

"Temani saya ke pernikahan putra pak Hanan ya. Bisa kan?"

"Tapi mas.." Bayu sudah mau menolak tapi laki-laki itu terus memaksanya.

"Ayolah Bay. Lumayankan makan gratis kita. Mau ya? Siapa tau disana kita bisa bertemu kenalan dan menambah relasi. "

Relasi, bisa Bayu bayangkan relasi seperti apa yang lelaki nyeleneh itu butuhkan. Relasi yang bisa membantu memperkokoh posisi mereka di kantor kejaksaan atau lebih bagusnya menaikan jabatan mereka.

"Bisa tidak Bay?" Tanya Mas Darren lagi setelah Bayu terdiam beberapa saat.

"Baik Mas."

"Oke kalau gitu saya ke rumahmu selepas magrib ya."

"Iya Mas."

Seperti janji awal Bayu pergi menemani seniornya ke pernikahan putra Pak Hanan yang ia pikir ketua atau seniornya Mas Darren. Namun saat mobil butut milik Mas Darren sampai ke gedung pernikahan terlihat nama yang sangat Bayu kenal tertulis besar di karangan bunga pernikahan yang berjejer panjang memenuhi trotoar.

Rahendra Putra Soehardi
&
Kinanti Andini

Seperti orang bodoh yang tak tau malu Bayu malah berdiri di sini sebagai tamu di pernikahan kekasihnya sendiri. Masih Bayu sebut kekasih karna tak ada kata putus di antara mereka. Mas Darren tampak sibuk dengan nasi di piringnya sedangkan Bayu tak makan barang sesuapun. Tentu saja pria gila mana yang mampu menelan nasi di pernikahan wanita yang sangat ia cintai. Bahkan sebutir nasi pun tak mampu Bayu telan untuk saat ini. Rasanya ingin segera pulang dan menangis seperti orang bodoh di rumah.

"Bayu Azhari."

Bayu mendongak menatap seorang pria paruh baya yang sangat ia kenal walau tak sering bertemu.

Ayah Kinanti

"Bapak kenal saya?" Tanya Bayu setelah berdiri agar terlihat lebih sopan.

Pria yang merupakan Ayah Kinanti tampak tersenyum yang menurut Bayu memiliki artian yang lain.

"Mau bicara sebentar?" Tawarnya yang Bayu angguki karna tak enak sedangkan Mas Darren dan rekan-rekannya yang kebetulan sempat bergabung bersama mereka beberapa waktu lalu tampak melihat Bayu penuh keterkejutan.

Bayu melangkah bersama seorang pria yang dulu sempat ia kira akan menjadi bapak mertuanya. Langkah mereka berhenti di titik di mana ia berada cukup jauh dari pelaminan namun bisa di lihat jelas oleh pasangan pengantin.

"Kamu lihat, Sekarang Kinan sudah bahagia bersama orang yang tepat." Kata pria itu tiba-tiba menatap ke arah putrinya yang tampak tersenyum menyalami tamu undangan.

"Saya harap kamu pun begitu. Lupakan Kinanti. Kamu masih muda perjalanan mu masih panjang. Temui dan menikahlah dengan gadis yang pantas."

Bayu yang sedari tadi terdiam merasa terusik di kalimat pantas yang pria paruh baya itu lontarkan.

Elegi Sang Bayu | Johnny X YeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang