Bawel ni anak :| Noh baca Pinkdellic
20
[EVA]
EVA TIDAK MENGHABISKAN waktu untuk gentar hanya karena—kenyataannya—dua anak Loki menghalangi jalan keluar menuju gerbang. Dia langsung bertransformasi menjadi anjing yang sama besarnya dengan si Anjing Neraka berwarna merah seperti darah hanya saja lebih pucat.
Mereka saling adu cakar, berguling seperti bola, berusaha menggigit satu sama lain. Jika kenyataannya Eva si anjing berbulu cokelat gelap seperti seekor Husky dengan Anjing Neraka mirip dengan Maltese direbonding tidak sebesar rumah, mungkin mereka akan terlihat menggemaskan. Namun mereka pasti tidak akan suka mainan tulang seukuran semut (di mata mereka) jika gigi taring mereka bahkan sebesar pintu.
Aku tidak punya waktu untuk ini, ucap Eva dalam hati, sementara Hel si wanita sialan itu tertawa melengking ala tokoh antagonis seperti biasanya. Membuat Eva ingin mengganyangnya seperti seekor anjing rabies psikopat.
Raungan Anjing Neraka dan Eva saling beradu, namun Eva punya kesempatan untuk menyeruduknya hingga Anjing Neraka menubruk gletser di belakangnya, menggetarkan beberapa es tajam di langit-langit menggantung rendah seperti lampu gantung. Bulu-bulu mereka bagai ditaburi serpihan salju, dan kadang insting hewani Eva membuatnya geli untuk mengibas bulu-bulunya supaya serpihan itu kembali berjatuhan.
Perkelahian bukan cara efektif untuk mengalahkan anjing sialan ini, dia kembali berpikir masih sambil menyerang dan diserang Anjing Neraka. Tapi tentu saja. Si bodoh ini tidak punya akal, jadi bagusnya aku mengalahkan dengan akal. Aku harus mengalahkannya sebelum Tuan Loki membekukan bumi seperti apa yang dikatakan si Badut Bodoh itu.
Getaran es runcing di atasnya membuatnya terpikirkan untuk menggunakan cara itu. Tak perlu dijelaskan lagi, anak TK pun pasti akan mengerti rencananya, dan untungnya lawan Eva sendiri bukanlah anak TK. Namun dia masih ragu, bisakah dia melakukannya tanpa melukai dirinya sendiri?
Ah, benar, itulah kehebatannya shapeshifter.
Eva langsung mengubah bentuknya menjadi seekor kelelawar raksasa. Anjing Neraka yang kebingungan karena perubahan mendadak itu langsung menggonggong marah. Eva tidak pernah lihat apakah seekor kelelawar bisa menyeringai, tapi dia yakin kini dirinya sedang menyeringai menang.
Dia mendarat tepat di depan gletser. Si Anjing Neraka itu dengan emosi hewannya mengejarnya lalu menyerudukkan kepalanya pada dinding gletser ketika Eva kembali terbang. Beberapa es runcing pun mulai berjatuhan dari langit-langit, namun tidak mengenai Anjing Neraka, malah jaraknya masih cukup jauh. Tapi Eva tidak menyerah secepat itu. Dia terus melakukan cara yang sama dalam satu daerah yang sama.
Hingga akhirnya Eva mendengar gemuruh langit-langit semakin mencurigakan.
Dalam tubrukan terakhir, Eva lekas melesat terbang sejauh mungkin sebelum es-es runcing itu menghunjamnya juga. Dan dalam waktu singkat, es-es runcing itu berjatuhan dalam jumlah banyak, selagi Eva sendiri mendarat dan berubah menjadi wujud aslinya lagi. Dia menatap es-es itu dengan tatapan kemenangan, menunggu sesuatu seperti asap, api, atau apalah itu yang mengindikasikan bahwa dia berhasil membunuh si Anjing Neraka.
Namun justru seekor anjing kecil keluar dari sela-sela es runcing itu. Eva memicingkan mata.
Tadinya dia sudah siaga untuk melawan, namun Anjing-Neraka-yang-jadi-imut itu segera lari dengan suara rengekan khas anjing, menjauhi area perkelahian.
"Wow, semudah itu," ungkapnya.
Namun ia segera terkesiap dan merunduk begitu merasakan bulu kuduknya meremang sebab pertanda buruk. Rupanya sebilah pedang berwarna hitam pekat baru melintasi tempat di mana harusnya lehernya berada.
Eva kemudian berbalik dan kembali mewujud sebesar si Anjing Neraka dalam bentuk singa, meraung sekeras mungkin, bahkan ia merasakan air liurnya berloncatan dari mulutnya. Di hadapannya, adalah Hel si penguasa Niflheim.
Wanita berkulit senada warna dengan bulu Anjing Neraka itu langsung menjerit seperti kucing terjepit ketika setetes air liur (setetes air liur dari singa sebesar rumah) membasahi tubuhnya. Eva pun langsung berubah kembali jadi manusia menunggu reaksi sang dewi, menunggunya menangis seperti bayi.
"K-kau tahu betapa menakutkannya bau napasmu itu dan betapa menjijikkannya air liurmu!" marahnya, lalu ia merengek pergi tanpa peduli dengan keadaan serius yang sebenarnya terjadi.
Eva terbahak-bahak melihatnya. "Perlu kau tahu aku belum makan dan minum hari ini!" dengan semangat Eva melemparkan bola salju pada kepalanya, namun dewi yang basah dengan lendir menjijikkan itu tetap tak menghiraukannya. Perlu diketahui, Eva sudah cukup kenal dengan anak Loki yang bernama Hel ini. Kedekatan Eva dan Loki terkadang membuatnya mengenal dengan beberapa kerabatnya juga, termasuk Hel, biarpun tidak begitu mulus. Dewi centil itu sebenarnya hanya dewi sombong mentang-mentang berkuasa dan sering bersolek, kabarnya dia juga memiliki rumah besar di suatu tempat (yang Eva duga sekarang berada di tempat ini, Niflheim). Jadi, Eva berkesimpulan Hel tidak suka hal menjijikkan. Bahkan Anjing Neraka akan berubah besar saat dibutuhkan saja, seperti sekarang.
Tak menggubris persoalan sepelenya lagi, ia mendapati Nova dan Deryck benar-benar kesulitan—apalagi Deryck. Dia terus melawan sekelompok Gargoyle bersenjata api dengan bergulir, menendang, meninju, bahkan sesekali berhasil menembaki mereka sampai terbuyarkan menjadi gundukan es. Sementara Nova sibuk dengan Fenrir si serigala putih, tapi ukurannya tak melebihi Anjing Neraka, dia lebih kecil.
Eva hanya berharap mereka bisa lolos dari kesibukan masing-masing. Jadi dia segera berubah menjadi seekor elang kemudian terbang melesat melewati gerbang. Namun seperti ada sebuah portal tembus pandang tepat pada ambang gerbang, ia tertelan, tiba-tiba hilang dari Niflheim, namun segera muncul di daerah pemakaman.
Eva segera hilang keseimbangan ketika merasakan angin menerpa tubuh elangnya begitu hebat, sampai akhirnya ia memutuskan berubah jadi manusia kembali. Pendaratannya memang tidak mulus, dia berguling-guling ke arah belakang di tumpukan salju lebat tanah makam, tapi setidaknya bobot tubuhnya membuatnya tidak terhempas berlebihan. Sebelum dia semakin terdorong oleh angin, dia segera melingkarkan sebelah tangannya pada salah satu nisan tinggi di dekatnya.
Dan tepat saat itu dua laki-laki muncul dari gerbang, mendongakkan kepala dengan tatapan syok.
Gejolak kemarahan melihat pria di samping Minu membuatnya ingin segera menerjangnya dan merobek dagingnya, menceraiberaikan dagingnya ke udara. Namun kepalanya tertarik untuk melihat ke atas, dan seluruh rasa dendamnya itu teralihkan begitu melihat Loki yang sedang melayang di udara, merentangkan tangannya, mengulaikan kepalanya ke belakang seakan menikmati simfoni sebuah orkestra.
Sekejap dada Eva terasa seperti dicabik-cabik. Biarpun ia melihat Loki tinggi di sana seakan menikmati, ia mengingat penderitaan sebenarnya yang telah membuatnya berubah seperti ini.
"Tapi kalau setelah perang dunia jadi porak-poranda, memangnya masih ada lagi yang bisa kamu tinggali? Yang bisa kamu makan? Yang bisa kamu minum?"
Seketika Eva mengingat perkataan si bodoh bernama Nova itu. Dia mengamati sekeliling. Nisan yang bahkan sudah menempel pada tanah dengan kukuh mulai oleng dari tempatnya. Pagar-pagar besi yang membatasi makam mulai melambai-lambai siap terbang terbawa arus angin. Pohon tak jauh darinya mulai menimbulkan suara derakan, bahkan beberapa ranting-ranting kurusnya patah dan terhempas jauh.
"Kau benar akan melakukan ini semua?" tanya Eva meski dia tahu Loki tak akan mendengarnya. Bahkan dia sendiri terkejut, bukankah dia setuju dengan perubahan dunia? Dia tak ingin lagi tinggal di dunia penuh kebohongan ini. Semuanya harus lenyap, hancur, tak ada sisa luka lama. Semuanya bersih. Eva dan Loki serta beberapa kerabatnya akan memulai kehidupan baru.
Tapi kini dia meragu.
Benarkah ini yang aku inginkan? Eva terus memandang Loki di atas sana, tanpa terasa matanya terasa pedih bukan karena angin dingin yang menusuk, melainkan sesuatu yang menyakitkan datang dari dalam dirinya sendiri.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Message from Ragnarok [2015]
FantasyMitologi Nordik itu ada. Dan Nova adalah salah satu orang yang terlibat dalam mitologi itu di peradaban modern ini. Inggris, sebuah kota kecil bernama Otley, adalah tempat tinggal Nova. Dari sanalah ia mendapatkan takdir anehnya dimulai dari kecil h...