17
[EVA]
IZINKAN EVA UNTUK menendang bagian pribadi makhluk bodoh bernama Nova itu lagi. Tidak bisakah ia membaca situasi dulu? Bahkan orang biasa ketika menghadapi penculikan, mereka sering kali menimbang-nimbang beberapa hal sampai mencapai titik tengahnya.
Tetapi anehnya Eva tidak bisa menolak perintah Nova. Dia tetap mengikutinya.
Perjalanan tidak terlalu jauh, mereka hanya butuh jalan kaki beberapa menit, sampai matahari nyaris menyembul dari horizon timur, menyebarkan cahaya jingga di langit.
Si cowok membukakan pintu rumah minimalisnya. Sepi, tidak ada orang. Tidak ada penjaga seolah dia adalah penculik yang bergerak sendiri ... yang artinya 99% mustahil. Eva memasang mata, dia tidak yakin cowok ini sendirian. Karena dia bilang dia butuh mengunduh foto di saat dia sedang keluar, sementara Minu di sana sudah tak sadarkan diri. Artinya siapa yang mengambil foto? Siapa yang mengunggahnya?
"Jangan mengobservasi curiga seperti itu, aku jadi tidak enak," si cowok terkekeh geli, mengagetkan Eva, "iya aku memang tidak sendirian kok."
"Lalu sekarang mana Minu?" tanya Nova tidak sabaran.
"Tidak. Sebelumnya pasti kamu ingin kita melakukan sesuatu kan? Apa arti kehadiran kita tanpa memberikan sesuatu. Misalnya ...," Eva memicingkan mata, "informasi? Atau ingin membunuh kami?"
"Wow, wow, santai nona! Santai!" cowok itu mengangkat tangannya rendah-rendah memberi isyarat, "sebelumnya biar kuperkenalkan diri agar kita bisa saling panggil satu sama lain dengan mudah. Panggil saja aku Donghyun oke?"
"Donghyun?!" Nova menyeru.
"I-iya?" Donghyun berkedip bingung, "ada yang salah?"
"E-eh ... nggak," Nova menggeleng pelan, buang muka, "sori."
"Oke, tidak masalah," Donghyun kembali tersenyum, "Eva," Donghyun menunjuk Eva, "lalu Jayz!" Donghyun menunjuk Nova.
"Jay ... sebenarnya Jayson. Kenapa kau gunakan z di akhir ...?" Nova beringsut gelisah.
"Tidak apa-apa. Itu terdengar keren bukan? Kamu bukan DJ atau rapper kan?"
Nova menggeleng polos.
"Hey, Tuan. Bisa langsung pada intinya?" tanya Eva muak.
"Apakah aku sudah bilang santai sebelumnya?" bahu Donghyun merosot, "jadi aku hanya ingin tahu keberadaan Loki. Sekarang di mana dia?"
Begitu Donghyun menyebut nama Loki, apalagi dengan bertanya di mana keberadaan pria tersebut, secara instingtif Eva bergerak awas, memandang pada Donghyun semakin waspada juga menyiapkan tangan ke dalam saku jaketnya, di mana Glock 17 tersimpan. "Apakah sudah ada janji sebelumnya? Atau apakah Anda siapanya Loki?"
Donghyun sedikit menelengkan kepala, ia berpikir sambil berdehem, "yah, bisa dibilang dulunya aku siapanya Loki. Mungkin ... sebut saja reuni," ia tercengir.
"Bohong," ketus Eva, "katakan apa keperluanmu dengan detail. Atau perlukah aku mengantarmu padanya?"
"Ooh tidak usah! Itu merepotkan!" Donghyun mengangkat tangan rendah-rendah lagi, "sudah kubilang ini hanya reuni. Hmm, apakah dia sedang sibuk?"
"Tidak sibuk juga ...," gumam Eva, "tapi mungkin untuk saat ini dia tidak bisa dihubungi, atau diajak bertemu."
"Hmm ... begitukah?" Donghyun mengangguk sambil menoleh ke arah lain, paham. "Lalu kalau aku memaksamu untuk memberi tahuku bagaimana?"
"Hah?"
Donghyun bergerak cepat seketika. Tangan kirinya mendadak bertransformasi menjadi sesuatu yang berbulu, membesar, dan bahaya; tangan serigala. Sedangkan tangan kirinya mengunci tubuh Nova sampai ia menodongkan cakarnya pada leher Nova, tersenyum licik dengan matanya yang sesekali berubah menjadi mata serigala lalu kembali menjadi mata manusia. Kuning seperti rembulan, dan pupil yang pipih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Message from Ragnarok [2015]
FantastikMitologi Nordik itu ada. Dan Nova adalah salah satu orang yang terlibat dalam mitologi itu di peradaban modern ini. Inggris, sebuah kota kecil bernama Otley, adalah tempat tinggal Nova. Dari sanalah ia mendapatkan takdir anehnya dimulai dari kecil h...