Our First Last

301 45 19
                                    


Tag : #KristPerawat #SingtoPrcahaya #kitsing #singkit #Peraya #bxb #Romance #Fantasi #Fluff

SINGTO POV

Hari ini matahari tidak terlalu terik bersinar, namun tetap saja panasnya mampu membakar kulitku yang tidak memakai atasan dan sunblock. Tapi tak apa, untuk apa ke pantai tapi dengan pakaian tertutup, kan?

Hamparan pasir yang lembut ditambah sapuan ombak menyentuh kaki telanjangku rasanya menenangkan sekali, apalagi matahari sedang berbaik hati karena tidak dengan sempurna memancarkan sinarnya. Aku bisa dengan puas memandang langit biru yang begitu cantik.

“Sepertinya aku harus berenang... atau juga menyelam?”

Rasanya sudah lama aku tidak bercengkrama dengan lautan bebas, menyapa ikan-ikan yang tinggal di perairan bebas. Yah... salahku juga selalu mengiyakan ajakan phi Tay untuk mendaki demi memuaskan hobby fotografi kami berdua.

“Singto! Kau ingin menyelam bersama? Kita diving gitu, bersama ku dan New.” Ah p’Tay sepertinya tahu apa yang aku inginkan, sehingga dia rela menyusulku dan mengajak untuk diving bersamanya serta phi New jangan lupakan, kekasih tercintanya.

Yahh... aku harus menemani kakak tercintaku bersama kekasihnya ke pantai yang pastinya setiap waktu aku disuguhkan adegan dewasa yang seharusnya tidak aku tonton sebagai seorang jomblo yang kesepian.

Kalau kata Iwan Fals sih. Kemesraan ini jangan lah cepat berlalu. Tapi bagiku, kemesraan ini membuat ku muak dan ingin segera memiliki kekasih, agar tidak selalu dijadikan bahan ejekan oleh kakakku.

“Boleh, aku juga sudah lama tidak menyelam. Siapa tahu aku bisa bertemu dengan putri duyung kan? Atau bertemu dengan Oannes?” Tepat sekali, aku tidak akan menolak ajakan p’Tay.

“Kau masih berkeinginan bertemu Ea atau Oannes? Bukannya itu hanya mitologi yang tidak bisa dibuktikan?” Aku melihat kakakku memincingkan matanya padaku, tentu saja dia kaget karena yang dia tahu aku sudah melupakan keinginan itu.

Namun siapa yang tahu isi hatiku, kan? Aku hanya terlalu pandai menyimpan perasaanku dari mata orang lain, termasuk keluargaku.

Yang mereka tahu aku adalah Singto sang bungsu yang bebas, namun mereka tidak tahu. Bahwa aku, Singto dengan setuja rahasia.

Aku mengedikkan bahuku acuh, enggan menjawab pertanyaan p’Tay. Toh, dia juga sudah tahu jawabannya, jadi untuk apa aku menjawab. Benar kan?

Aku mendengar helaan napas dari p’Tay. “Yasudah, ayo kita bersiap lalu menyusul New yang sudah berada di sana.” Aku merasakan kakak ku menepuk pundakku pelan sebelum berlalu.

Aku membuang jauh pandanganku ke tengah laut. Masih belum sepenuhnya ingin melepaskan keingintahuan ku akan mitilogi sang dewi Atargatis yang berubah menjadi ikan duyung setelah membunuh kekasihnya.

“Aku penasaran, apa sang dewi memiliki keturunan? Atau hidup sendiri sampai detik ini ditemani oleh penyesalan?” ucapku sebelum akhirnya menyusul p’Tay dan bersiap untuk menyelam.

----------

Ah, akhirnya aku bisa merasakan segarnya sapuan air dan tenangnya gulungan ombak, telah lama aku menanti perasaan tenang seperti ini.

Bukan hanya daratan yang berwarna-warni, tapi lautan pun sama. Bahkan dia memiliki warna yang tidak dimiliki oleh darata, yaitu kemurnian.

Sepertinya aku harus sedikit lebih dalam dan jauh dari pandangan p’Tay, agar bisa melihat laut lebih dekat lagi. Batinku selalu mengatakan itu jika sedang menyelam, seakan rasa itu selalu muncul tiap aku bersentuhan dengan air laut.

Kumpulan Oneshot Event Singto's Bday 2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang