Event pertarungan karya antar anggota Peraya Rangers dalam rangka merayakan ulang tahun Prachaya 'Singto' Ruangroj.
Hehehe.
Jangan lupa dukung cerita kesukaan kalian dengan vote ⭐ yaa.
Terimakasih
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Singto POV
Aku diam diam mencintai seseorang sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Aku ingin melihatnya tersenyum. Aku ingin melihatnya bahagia. Aku tidak suka melihatnya bersedih dan aku tidak ingin melihatnya menangis. Orang itu adalah...
Dret.. Dret..
"Halo, apa kabar?"
"Apa maksudmu dengan 'apa kabar'?"
"Kapan kau akan pulang? Krist, dia semakin menggila"
Krist. Ya orang yang aku cintai itu bernama Krist.
"Dia sudah seperti itu dari dulu"
"Iya, tapi kali ini dia semakin menjadi. Kau tau dia terlalu memaksakan diri hingga membuat pergelangan kakinya sakit. Bagaimana kalau dia mengalami cidera yang serius?"
"Apa katamu barusan pergelangan kakinya sakit?"
"Ya. Eh.. tuggu dulu. Dia tidak memberitahumu kalau dia jatuh dan dirawat di Rumah Sakit?"
"Tidak. Dia tidak memberitahuku"
"Benarkah? Bukankah kalian dekat? Oke, lupakan. Jadi kapan kau akan kembali? Kuharap secepatnya kalau tidak aku yang akan gila menghadapi bayi besarmu ini"
"Baiklah, aku harus pergi"
Masalah apa yang dia buat kali ini?. Aku harus kembali ke Thailand sekarang juga.
"Mae"
"Iya Sing, kenapa kamu berteriak?"
"Mae, Sing harus kembali ke Thailand sekarang"
"Kenapa teburu buru bukannya liburan mu masih satu muinggu lagi?"
"Krist Mae, dia"
"Krist! Ada apa dengannya?" Mae memotong perkataanku dengan raut muka khawatir.
"Em... Dia bilang, dia bosan sendiri di apartemen dan memintaku untuk segera kembali" aku tak ingin membuat Mae makin khawatir jadi dengan terpaksa aku berbohong padanya, 'maafkan aku Mae'.
"Oh... Mae kira ada yang terjadi pada Krist. Kenapa kemarin tidak mengajaknya kemari? Padahal Mae merindukannya" hah... mulai merajuknya padahal anaknya itu aku.
"Nanti akan ku ajak dia kesini ya Mae. Aku harus kembali sekarang"
"Baiklah dia prioritasmu saat ini, Mae yang kedua" kata Mae dengan nada sedih yang dibuat buat.
"Oho.. ayolah Mae ini bukan saatnya. Lagi pula Mae juga begitu, Krist yang Mae prioritaskan sedangkan aku anakmu sendiri menjadi yang kedua. Jadi kita berdua sama"
